pengakuan kamasean

16 3 0
                                    

" ya...Han taesan" teriak ku saat aku mulai kehilangan keseimbangan karna aku menarik gas motor ku terlalu kencang,hingga membuatnya melaju terlalu kencang..
" Rem...sid rem...rem...pencet rem nya" teriak taesan yang berada di pinggir jalan komplek,sambil memperhatikan ku yang lagi belajar naik motor...
Aku yang gugup pun malah menarik gas itu,membuat motor semakin kencang,aku kehilangan keseimbangan dan berakhir jatuh terjerembab ke aspal komplek dengan motor yang berada tak jauh dari badan ku..

Dengan menahan tawa,taesan berlari menghampiri ku..
" Lagian pake mau belajar motor segala,udah jelas mending mobil aja"
Aku mendelik sambil mengusap usap siku kaki dan tangan ku yang berdarah..
" Motornya rusak" aku menatap motor yang tergeletak di aspal dengan beret di berbagai spot nya.
Dan kalian tau itu motor siapa ???
Han taesan...
Motor kesayangan nya,yang sengaja aku pinjam untuk belajar,tadinya aku PD karna aku yakin aku bisa naik motor,tapi ternyata tidak semudah itu perguso..
Mana motor nya kinclong banget kayak anak perawan mau malam mingguan...

Kini taesan pun ikut menatap motornya...
" Aduh lecet deh motor gue...mana biayanya mahal banget buat bikin dia cantik gini" kepalanya menggeleng sambil tangan nya berada di kening..
Rasa bersalah pun mulai hinggap di hatiku..
" Aku ganti deh,nanti ke bengkel kalau aksara udah pulang" cicit ku masih dengan mengusap usap luka ku yang mulai terasa sakit..
Kini taesan mantap ku " elah ngapain harus nunggu aksara ??? Udah deh gak usah ada aksara di antara kita" taesan bangun dari jongkok nya,mengulurkan tangan agar aku ikut bangkit dibantu dengan nya..
" Ayo bangun,kita pulang"
Tanpa ragu aku pun segera meraih tangan nya,lalu berdiri

Taesan pun membangunkan motornya yang memang terdapat bared di berbagai badan nya.
Dan meminta ku untuk duduk di goncengan motornya..
" Maaf" ujar ku di dalam perjalanan pulang ke rumah ku,mata taesan melihat ku di sepion,tanpa mengatakan apapun dia hanya tersenyum..
Sesampainya di rumah,ternyata aksara sudah ada di rumah,padahal ini tengah hari,dan bukan waktunya aksara pulang.
" Darimana saja ???" Tanya nya saat kami berdua turun dari motor..
Namun wajah aksara berubah saat melihat jalan ku yang pincang,karna luka ini mulai terasa perih dan kaku..
" Kau kenapa ???" Aksara menghampiri ku,lalu memapah ku untuk berjalan.
" Gak papa hanya jatuh" jawab ku..
" Ya lihat lah luka mu banyak sekali kala,kau jatuh dari mana ???" Bentak nya yang membuat ku terdiam..
Entah kenapa hati ku sakit mendengar bentakan dari aksara..
" Seharusnya kau tak perlu meninggikan suara mu" celetuk taesan yang membuat aksara menatap ku..
Aku yang memang sudah ingin menangis pun memutuskan untuk menunduk kan wajah ku.

Aksara mendudukkan ku di sofa di dalam rumah,mengambil kotak obat,lalu membawanya ke hadapan ku..
" Maaf,aku hanya khawatir melihat mu" ujarnya sambil membalurkan alkohol di atas luka ku,yang langsung membuat ku meringis dan meremas bantal sofa.
" Motor taesan rusak,karna aku mencoba menaikinya..aku kira aku bisa tapi ternyata aku bodoh" jawab ku sambil menangis
" Hei kau tak perlu memikirkan motor ku,tak papa motor bisa di bawa ke bengkel,yang penting kau sembuh" taesan berujar sambil menepuk nepuk pundak ku dari samping..
Aksara menatap kami berdua dari bawah,karna memang posisi aksara sedeng berjongkok di hadapan ku.
" Biar aku yang membawanya ke bengkel" aku dan taesan menatap aksara..
" Gak usah Ra,kayak sama siapa aja,cuman lecet doank kok"
" Kala itu tanggung jawab aku San,biar aku yang tanggung jawab semuanya"
Aku terdiam menatap mereka berdua,bahkan di wajahnya terpatri amarah yang terlihat jelas.
" Terserah...Lo ganti sama motor yang baru sekalian" taesan bangun dari duduk nya,lalu pindah ke ruang tv yang berada di sebelah..
Aku yang merasa tak enak menatap aksara..
" Udah ya gak usah di ganti,gak enak...taesan kan teman kita,masa kita marah marahan sih" bujuk ku,agar aksara tak ikut terpancing emosi..
" Tapi kala.."
Aku memasang wajah memelas di hadapan aksara,berharap di mau mendengarkan ku.
" Baiklah" finalnya membuat ku tersenyum
" Makasih" aku pun mencium pipi aksara sekilas,namun aksara malah tersenyum smirk sambil menatap ku horor..
Dan detik berikutnya dia menerjang tubuhku menjadi bersandar ke sandaran sofa..
Aku menjerit kaget " aksara..sakit"
Karna terjangan nya membuat siku tangan ku menggesek sofa dan lututku terbentur badan nya,yang kini memeluk ku..
Sambil tertawa renyah aksara masih menyaman kan pelukan nya di tubuh ku..

pelabuhan Sidney | Myung jaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang