26. Rumah sakit

8 0 0
                                        

FOLLOW DULU SEBELUM BACA!!

Oya guys mohon untuk meninggalkan jejak setelah kalian membaca cerita ini dengan cara memberi vote. Supaya aku merasa karyaku di hargai dan supaya aku lebih rajin lagi Up nya🧡🧡

MOHON MAAF JIKA TERJADI EJAAN ATAU TANDA BACA YANG KURANG TEPAT🙏🏻

SELAMAT MEMBACA🧡🧡

Kita berdua bukan lagi sahabat, Lan.
Pramana Evandi.

Pramana Evandi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.













🦋🦋🦋🦋🦋

"Jadi ini alasan lo nggak jadi datang ke rumah gue kemarin malam?" tanya Lani pada Evan.

Perempuan dengan rambut ash brown itu sedang mengobati luka memar di bibir Evan. Di ruang tamu rumahnya, di belakang punggungnya aja buket bunga dari Evan yang niatnya akan di berikan kemarin malam sebagai tanda selamat datang kembali di Indonesia. Namun karena bentrok yang tidak bisa di hindari tadi malam, Evan terpaksa harus menyimpan kembali buket itu dan baru sempat memberikannya sekarang.

"By the way, makasih buat bunga cantiknya. Ternyata lo masih ingat bunga kesukaan gue," ujar Lani.

"Hmm,"

"Nggak usah sok cuek lo kalau sama gue, ngeselin tahu! Tapi lo itu ngapain sih malam-malam tawuran?" Lani sedikit kesal dengan respon singkat yang di berikan Evan.

"Tawuran itu kalau kedua belah pihak sama-sama siap untuk menyerang. Sementara yang terjadi kemarin malam di namakan penyerangan," kata Evan.

"Maksudnya?"

"Yaa teman-teman gue tiba-tiba di serang oleh musuh. Dengan jumlah orang yang beda jauh, udah pasti kita yang bakalan kalah," kata Evan.

"Laah maksudnya, lo udah bonyok begini masih juga kalah? Memangnya musuh lo itu sehebat apa sih sampai lo kayak gini,"

"Pelan-pelan anjr!" pekik Evan ketika Lani menekan keras di bagian luka membuat gadis itu meringis seperti tidak bersalah.

"Lagian siapa sih yang berani-beraninya bikin sahabat gue yang satu ini sampai babak belur? tega banget tuh orang,"

"Tenang Epann, gue sebagai sahabat lo dari dulu nggak akan terima lo diginiin. Gimana kalau kita balas,?" kata Lani.

"Kalau lo tahu sahabat lo ini bisa jadi begini karena di pukuli oleh sahabat lo yang lain, lo bakal marah nggak ya Lan?" pertanyaan yang akan sulit di jawab meski oleh Lani sekalipun.

Lani menepuk bahu Evan, seketika menyadarkan lamunan Evan tentang pertanyaan yang hanya sampai di dalam hatinya dan tidak mau keluar dari bibir.

"Lo bengong?" tanya Lani.

Dia Langit ku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang