Chapter # 27

676 80 11
                                    

Ke esokan hari nya. Lily, Delynn dan kedua tamu kosannya sedang melaksanakan sarapan pagi.

Mereka tampak asik berbagi topik dan candaan satu sama lain. Sehingga, suasana makan menjadi hangat dan seru. Terlebih lagi kedua sepupu ini sering sekali beradu mulut, karena hal sepele. Hal itu tentu saja membuat Delynn dan Alya tertawa pelan melihat tingkah para kekasihnya.

"Ayam duluan dari pada telur! " Tegas Lily dengan keras kepala." Enggak lah, telur duluan! Kalau gak ada telurnya ayam juga gak akan ada! "Bantah Jeane, kekeh.

" Eh! Manusia juga pertama diciptakan langsung dewasa! Abis itu ada bayi! "

" Berarti lo mau samain manusia sama hewan dong! "

" Gak gitu konsepnya Kajen! Ya intinya Ayam dulu baru telur! "Lily tetap kekeh pada pendiriannya soal ayam dulu baru telur, atau telur dulu baru ayam.

" Enggaklah! Telur dulu! "

Di saat Lily dan Jeane beradu opini. Delynn dan Alya hanya memperhatikan keduanya beradu, sambil memakan hidangan yang telah disiapkan.

" Apalah kedua manusia aneh ini. Soal begituan aja di permasalahin. Padahal kalau mau tau tanya aja langsung ke ayamnya" Batin Delynn

"Ya, kalau mereka bisa juga pasti ditanya langsung, Del. Gaperlu adu mulut kayak gini. " - Author

" Oh begitu ya? "-Delynn

" Iye! Aelah kulkas! " - Author

--

Setelah beberapa menit mereka beradu opini. Alya akhirnya mau melerai mereka berdua.

" Udah! Cepetan abisin sarapannya! Setelah ini kita pergi cari kosan" Titah Alya dengan tegas.

Lily dan Jeane pun menutup mulut mereka, dengan wajah yang cemberut karena kesal. Sementara Delynn terkekeh pelan melihat wajah Lily.

" Iiih.. Lucu banget sih! Gemes deh! " Delynn mencubit pelan pipi Lily yang menggemaskan itu. Sementara sang empu yang di perlakukan seperti itu hanya terdiam dengan wajah yang mulai memerah.

" muka kamu kenapa merah? Sakit ya? " ledek Delynn diakhiri dengan tawa.

" Delynn!!! " Rengek Lily, seperti anak kecil." Nyebelin banget sih! Jangan buat aku makin kesel dong! "

" Hehe.. Iya, iya jangan marah. Aku minta maaf ya.. " Delynn mencoba merayu Lily dengan menggenggam tangannya, dan bersandar pada bahunya.

" A-aduh... D-delynn..! "

Tiba tiba, Lily memegangi dadanya dengan eskpresi wajah kesakitan. Tentu hal itu membuat Delynn, Jeane dan Alya menjadi panik.

"L-Lily?! Kenapa? Kambuh lagi?!! "
Jeane pun segera bangkit untuk mengambil obat pereda sakitnya. Kemudian menyuruh Lily untuk minum." Ini buruan minum, Ly! " Titah Jeane sambil memberi Lily air putih dan satu kapsul obat.

" Enggak.. Bukan.. Kambuh" Ucap Lily menolak obat yang di beri Delynn.

"Ya terus apa? Kamu punya penyakit lain selain kanker?! " Tanya Delynn yang nampak sangat khawatir pada Lily. Dan Lily mengangguk pelan.

" Apa?! Cepetan jawab biar aku tau obatnya! "

" Aku gak tau ini penyakit apa, tapi.. Jantung aku.. " Lily menggantungkan kalimat selanjutnya." Kenapa?! Jantung kamu kenapa?! Jawab aku! "

" Jantung.. Aku.. Tiba tiba berdetak lebih cepat setiap liat kamu yang begitu cantik seperti bidadari yang nyasar kebumi "

Plak!

Love in Frienship [Lilynn Gen12] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang