17'

254 5 0
                                    

Tepat jam 05:10 pagi. Para murid-murid kelas 12 SMAVI sudah sampai di gunung bromo. Suasana masih gelap, banyak kabut-kabut yang menutupi gunung itu. Mereka sangat tidak sabar untuk melihat sunrise yang muncul nanti.

"Gila dingin banget" ucap Pajar mengusap tangan-tangannya.

"Iya nih, dingin nya melebihi Ghera" timpal Nando.

Arghera bergedik acuh, "Gajelas".

"Karena yang jelas, masa depan gue Gher" timpal Riza terkekeh.

Riza melihat tukang bunga edelweis yang sedang berkeliling.

"Apa gue beliin cewek-cewek gue tuh bunga ya" pikir nya dengan tangan yang Ia letakkan di dagu seperti orang berfikir.

"Najis, itu bunga tuh melambangkan kemuliaan. Ga cocok sama lo yang sifatnya amit-amit buat para cewek-cewek" desis Dika.

Riza menghembuskan nafasnya pasrah, "Iya Dika siap abangkuh".

Arghera mengamati bunga yang terpasang cantik di keranjang-keranjang penjual nya itu.

Lalu langkahnya langsung berjalan untuk mendekati nya. Diambilnya bunga tersebut dan Ia membayarnya kepada penjual nya. Lalu melangkahkan kakinya menuju seorang wanita yang kini sedang berdiri dengan tangan yang sedari tadi mengusap-usap untuk mencari kehangatan.

Gaisha mendongak menatap lelaki yang sudah berdiri di hadapannya, "Kenapa lo?".

Lalu mata nya beralih pada bunga cantik yang terpegang oleh Arghera.

"Gila! lo beliin buat gue?"

Arghera mengangguk, "Lo ga mau? yaudah gue buang".

Gaisha berdecak, "Lo kenapa beliin gue bunga?".

"Kasian abang-abang nya nanti bunga nya ga laku" jawab Arghera.

Wanita itu pun hanya mengangguk paham, "Makasih Gher".

Dan lelaki itu pun langsung kembali pada teman-temannya.

"Dasar bego, dikasih isyarat tidak mau mengerti" kesal Keyra bernada melihat perlakuan temannya itu yang polos.

Keyra tau, Arghera tidak mungkin cuma-cuma memberikan bunga itu. Apalagi sikapnya yang membuat orang-orang melihat bahwa dia sangat cuek terhadap apa pun.

Keyra melihat gerak-gerik Arghera kepada Gaisha, seperti ada yang disembunyikan.

Tetapi Gaisha sama sekali tidak menyadari nya.

Detik demi detik berjalan, perlahan tapi pasti matahari mulai memunculkan dirinya disana. Banyak murid-murid yang mengabadikan moment indah ini. Mulai dari berfoto-foto, membuat video, dan ada yang sekedar diam saja untuk sengaja dirinya rekam didalam hati dan ingatannya.

"Cantik banget" gumam Gaisha menatap takjub pemandangan di hadapannya.

Anita tersenyum, lalu mengeluarkan handphone nya untuk memotretnya.

Dan Keyra, membuat video ala-ala cinematic.

Setelah menghabisi waktu 3 jam untuk berkeliling-keliling disana menggunakan jeep, mereka akhirnya kembali kepada tempat pemberhentian bis terakhir mereka yang berkumpul disana.

Sesampainya di bis, mereka langsung makan nasi box yang sudah dipersiapkan tentunya. Mereka makan dengan duduk di kursinya masing-masing.

"Saking dinginnya, nasi sama lauk sampai ikutan beku juga" canda Nando.

"Iya njir! gue udah kaya makan es batu banyak rasanya ini mah" ucap Riza.

"Udah syukuri aja, dari pada lo ga makan" timpal Dika.

ARGHERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang