39'

187 6 0
                                    


"Gue mau putus"

Lelaki itu menghela nafasnya dengan sedikit melirik gadis disampingnya mengingat ucapan tadi, Ia sengaja tidak merespon apa-apa sampai semuanya jelas. Lalu Ia pun langsung keluar dari mobil, yang langsung diikuti oleh Gaisha.

Kini mereka berdua sudah berada di markas, entah gerangan apa tiba-tiba Arghera membawanya kesini. Dengan perasaan yang menggerutu Gaisha mengikuti langkah Arghera dari belakang.

"Guys, ada tamu guys!" seru Nando yang langsung berdiri dari rebahan nya.

"Apa kabar bro!" sapa Pajar tersenyum menepuk bahu Arghera.

Riza yang sedang asik bermain game, melihat itu hanya diam saja. Dia masih tidak terima dengan keributan saat itu.

Dan Dika langsung menghampiri mereka berdua yang sudah duduk nyaman disana.

"Gue mau semuanya kumpul sekarang" tegas Arghera dengan ekspresi dingin nya.

Sudah dipastikan, Arghera kesini bukan untuk main-main.

Lalu Riza pun langsung mendekati mereka semua dengan langkah malas nya.

Gaisha bergidik ngeri melihat tatapan antara Arghera dan teman-temannya yang tidak seperti biasanya. Hati nya seketika menciut berada di lingkungan ini, dan tubuhnya mendadak kaku tiba-tiba.

Tetapi sebisa mungkin Ia mengontrol rasa tidak nyaman itu. Dia harus merubah raut wajahnya seperti biasa saja, walaupun kenyataannya jujur dia ingin benar-benar pergi dari sana.

"Lo kapan sampai Gher?" tanya Dika basa-basi.

"Seperti yang lo lihat Dik"

Pajar menghembuskan nafasnya pelan, "Apa yang mau lo omongin Gher?".

"Kita ga butuh penjelasan dari lo, yang lebih butuh itu cewek disamping lo" ucap Nando.

"Tapi gue mau kalian semua tau kebenaran nya" balas Arghera.

"Kebenaran apa lagi yang mau lo maksud?" tanya Dika.

Arghera mengusap wajah nya kasar, Ia mengumpulkan niat nya matang-matang untuk menjelaskan secara rinci kepada teman-teman nya dan Gaisha.

"Jelasin Gher cepat" tegas Riza.

Dan Arghera pun mulai detik itu langsung menjelaskan yang terjadi agar tidak terjadi kesalahpahaman. Ia menceritakan semuanya dari awal sampai akhir, dari chat Keola masuk sampai lemparan vas bunga yang Ia lakukan.

Semua nya diam tidak percaya, mendengar kata demi kata yang dilontarkan teman nya.

Gaisha termenung meresapi ucapan Arghera, perasaan nya campur aduk sekarang. Antara percaya dan tidak percaya dengan semua omong lelaki disampingnya itu.

Bahkan Ia menahan sesak nya saat selama ini Arghera benar-benar menghabiskan waktu bersama dengan Keola disana akibat handphone nya yang tidak kunjung menyala. Walaupun itu terpaksa, Gaisha merasakan hati nya seperti di tusuk-tusuk. Ia seperti di khianati oleh Arghera selama ini.

Jujur dia tidak bisa membayangkan, Arghera yang memeluk Keola terus menerus untuk menenangkan nya agar tidak setress karena mamah nya sakit. Lalu kemana-mana selalu berdua, bahkan Arghera juga sampai makan bersama terus selama beberapa hari kemarin.

Lalu kegiatan apa lagi yang dia tidak tau selama Arghera dan Keola disana?

Apakah Arghera pantas melakukan itu dengan seorang wanita yang di cap sebagai sahabat kecilnya?

Gaisha benar-benar tidak menyangka atas perbuatan yang dilakukan dengan Keola.

Ia menggeleng pelan ketika air matanya berhasil lolos dari pelupuk matanya saat itu juga.  Lalu Ia menutup mulutnya rapat-rapat menahan isakan yang mungkin akan terdengar.

ARGHERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang