41'

144 6 0
                                    

Arghera melangkahkan kakinya menuju wanggiram seorang diri, karena teman-teman nya sudah berada disana lebih dulu.

Kedua tangannya masuk ke dalam saku, pandangan nya menatap tajam selama perjalanan. Seragam dan rambut pun sudah mulai acak-acakan tidak tertata rapih seperti biasanya.

"Ghera"

Arghera pun berhenti, dan menoleh ke belakang dengan pelan mendengar suara tersebut.

"Apa?"

"Gue... mau-"

"GHERA"

Gaisha menghembuskan nafasnya pelan, ucapannya terpotong saat tiba-tiba saja Keola memanggil Arghera dengan kencang.

"Kenapa?" tanya Arghera.

Keola memegang lengan lelaki itu, lalu mendongak nya dengan tersenyum.

"Kamu mau ke kantin kan? sama aku yuk!" ajak nya dengan antusias.

Tetapi tidak dihiraukan oleh Arghera.

"Sha?"

Gaisha yang sedang melamun tersentak ketika nama nya terpanggil, lalu Ia menggeleng pelan di iringi senyuman.

"Gapapa Gher, lain kali aja"

Setelah mengucapkan itu Gaisha pun berlalu untuk meninggalkan mereka berdua di koridor sana.

"Gher ayo! ko liatin Gaisha terus si?!" kesal Keola.

Arghera melepaskan tangan Keola dari lengannya secara paksa, "Mulai sekarang, lo jauh-jauh dari Gue. Sekalipun lo sahabat kecil gue, gue ga peduli".

"Kenapa Gher? kamu berubah sekarang semenjak ada Gaisha"

"GA USAH BAWA-BAWA GAISHA, DIA GA NGERTI APA-APA DISINI!"

Keola yang di bentak langsung menundukkan kepalanya, air mata nya perlahan turun membasahi pipinya.

"Gher... kamu jahat"

"Menjauh dari gue sebelum gue yang bikin lo jauh dari lingkungan ini" tegas Arghera sebelum pergi dengan emosi nya.

Ia pun melanjutkan kembali langkahnya dengan cepat.

Sesampainya di wanggiram, Ia menghampiri teman-temannya yang sedang menikmati makanan nya dengan tentram.

"Buset Gher, penampilan lo kaga ada harga dirinya banget" kata Pajar menggeleng-geleng tidak percaya.

"Orang putus cinta mah emang gitu jar" sindir Nando.

Riza terkekeh, "Gila Gher, baru kali ini lo di hina sama mereka secara live".

"Kapan lagi lo bisa ngeledekin Ghera gara-gara kesalahan fatal nya" timpal Dika.

Arghera pun mengepal tangannya dengan kencang, mata nya benar-benar menatap tajam teman-temannya saat itu juga. Dada nya pun naik turun karena menahan emosi yang terpendam.

Lalu Ia pun duduk, jari nya menunjuk mereka dengan satu-persatu.

"Mau rumah sakit dimana?" tanya nya dengan ekspresi datar nya.

"GA BOS! gue kaga ikutan!" ucap Dika yang langsung mengangkat kedua tangan nya.

"IYA BOS! gue juga sumpah!" balas Nando yang mendadak langsung tersenyum.

Riza berdecih, "Puskesmas aja Gher, yang lebih cocok buat Pajar mah".

"Jangan-jangan, UKS aja yang lebih dekat Gher" timpal Dika.

"Wah, sialan!" umpat Pajar.

Arghera berdeham, "Jangan lupa siap-siap buat menghadapi hal yang akan terjadi".

ARGHERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang