"Tentang sebuah kabar, hanya kabar kematian yang paling tidak ingin di dengar."
———^^^
Jevan keluar dari kamar, hidungnya langsung menyambut aroma lezat masakan Bunda. Ia tersenyum, lalu menghampiri Bunda yang berada di dapur.
"Wih, masak apa nih?" tanyanya.
Bunda tersenyum, lalu menoleh ke arah Jevan. "Bunda masak kesukaan kamu." ucapnya.
Mata Jevan berbinar, lalu ia mencium pipi Bunda membuat Bunda terkekeh geli. "Jevan bakal semangat sekolah kalo kaya gini." ucapnya.
Bunda tertawa, "Yaudah duduk dulu sana! Bentar lagi siap makanannya." ucap Bunda membuat Jevan mengangguk.
Anak itu duduk di meja makan, menunggu Bunda datang dengan hasil masakannya. Ia tak pernah membayangkan ini akan terjadi lagi. Setelah sekian lama, Jevan kembali merasakan momen ini. Momen yang sudah lama ia rindukan.
"Tara!! Makanan datang..." ucap Bunda, sambil menaruh makanannya di meja, tepat di depan Jevan.
Jevan terkekeh, lalu dengan cepat mengambil piring yang kebetulan ada di meja.
"Makan yang banyak ya!" ucap Bunda membuat Jevan menangguk dan mulai melahap makanannya.
"Enak Bun, rasanya masih sama kaya dulu." ucap Jevan, membuat Bunda tersenyum tipis.
"Maaf ya, Bunda baru bisa masakin kamu lagi." ucapnya, membuat Jevan menoleh.
"Nggak apa-apa Bunda. Berhenti minta maaf ke Jevan." ucap Jevan, lalu kembali menyantap makanannya.
"Bawa bekal juga ya? Biar uang jajannya kamu tabung." ucap Bunda, membuat Jevan mengangguk.
Jevan menyantap makanannya dengan lahap, sedangkan Bunda menyiapkan bekal untuk dia dan juga Jovin.
"Bawa buat Jovin juga ya Jev." ucap Bunda.
"Lama-lama Jovin nanti jadi anak Bunda." ucap Jevan membuat Bunda terkekeh.
"Kamu cemburu ya?" tanya Bunda menggoda.
Jevan menatap Bunda dengan ekspresi kesal seperti anak kecil. "Ya iya dong. Jevan nggak akan terima kalo posisi Jevan di rebut sama Jovin!"
Bunda tertawa, "Ngga dong sayang, kalian tuh berada di posisi yang sama, Bunda nggak pernah membedakan." ucapnya.
"Posisi yang sama? Bunda anggap Jovin anak Bunda juga?" tanya Jevan, membuat Karin diam tak tau harus menjawab apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
PULANG UNTUK TENANG [ END✓ ]
De Todo"Seberapa jauh dunia memisahkan kita, jiwa kita akan terus terpaut, dan pada akhirnya lo akan selalu jadi tempat pulang yang paling tenang." -Jovin. Tentang anak kembar yang terpisah akibat korban perceraian orang tua. Keduanya menjalani hidup masin...