"Bagaimana mungkin banyak orang berlalu lalang, tapi jiwanya selalu merasa kesepian."
———
^^^
Dua hari setelah kematian Jovin, Jevan terlihat lebih kurus dan tidak sehat. Anak itu terus merasakan sepi dan tidak tau bagaimana caranya untuk menghilangkan rasa sakit yang terus melekat di dada.
"Nenek nyuruh kalian main ke rumah, dia masak banyak." ucap Heli membuat teman-temannya yang semula sibuk beralih menatapnya.
"Yang bener? Waduh, bakal tidur nyenyak nih gue malam ini." ucap Malik sambil mengusap-usap perutnya.
"Pas banget nyokap gue lagi nggak masak!" sahut Daffa.
Di antara teman-temannya yang sudah bersahut-sahutan membalas ucapan Heli, hanya Jevan saja yang diam.
Heli merangkul Jevan, "Lo bisa request makanan kesukaan lo ke nenek." ucap Heli sambil menarik turunkan alisnya ketika Jevan menatapnya.
Jevan tersenyum tipis, lalu menggeleng.
"Gue boleh request?" tanya Malik.
Heli menoleh pada Malik, "Boleh, lo mau di masakin semur uget-uget juga gue jabanin."
Malik mendengus sebal lalu menampar pahanya cukup kencang membuat mereka tertawa.
Tepat bersamaan dengan itu, bel pulang sekolah berbunyi membuat mereka semua segera membereskan alat-alat tulis dan buku ke dalam tas.
"Asik, makan gratis." ucap Malik bersemangat.
Saat mereka berjalan menelusuri koridor, Jevan bersuara membuat mereka berhenti.
"Jangan lupain Juna."
Heli mengangguk cepat, lalu berlari ke kelas Juna yang letaknya tak jauh dari tempat dia berdiri.
"Juna!" teriak Heli saat memasuki kelas. Kelasnya masih agak ramai, bahkan mungkin hanya baru beberapa siswa yang keluar.
Jevan dan kedua temannya menyusul Heli untuk masuk ke kelas Juna. Ia menatap Heli yang sudah merangkul Juna.
"Ayo makan gratis di rumah gue!" ucap Heli.
"Ada acara?" tanya Juna bingung.
Heli menggeleng, "Nggak ada."
"Terus?" tanya Juna.
Malik terkekeh, "Neneknya masak banyak. Ayo serbu!" ucap Malik.
KAMU SEDANG MEMBACA
PULANG UNTUK TENANG [ END✓ ]
Diversos"Seberapa jauh dunia memisahkan kita, jiwa kita akan terus terpaut, dan pada akhirnya lo akan selalu jadi tempat pulang yang paling tenang." -Jovin. Tentang anak kembar yang terpisah akibat korban perceraian orang tua. Keduanya menjalani hidup masin...