"Setidaknya, kita masih punya suatu hari yang menyenangkan walaupun harus kembali melawan badai."
———
^^^
"JEVAN BANGUN!!!" teriakan Jovin melengking memasuki gendang telinga Jevan yang sedang tertidur pulas.
Anak itu buru-buru bangkit karena terkejut dengan teriakan saudara kembarnya. Matanya masih beradaptasi dengan pandangan di depannya. Ia menatap Jovin yang sedang bersiap-siap memakai seragam sekolah.
Jovin berdecak sebal ketika Jevan malah tetap duduk dan hanya memandanginya saja. "Cepet mandi! Kita bakal telat." ucapnya kesal.
Jevan menoleh ke jam dinding. Jam menunjukkan pukul 06.35 membuat mata Jevan terbelalak, lalu langsung pergi ke arah kamar mandi.
Hanya beberapa menit, Jevan keluar dari kamar mandi. Ia masuk kamar untuk berganti pakaian. Setelah selesai bersiap, ia segera bergegas pergi menemui Jovin yang sudah berada di halaman rumah.
"Lama!" ucap Jovin kesal, sambil menatap arloji di pergelangan tangannya yang sudah menunjukkan pukul 06.45.
"Yaelah, gue udah sat-set banget tau!" ucap Jevan sambil berjalan mengikuti Jovin.
Mereka berdiri di sebuah halte bus. Jevan terkekeh menatap wajah panik Jovin. "Nih, isi dulu perut lo." ucap Jevan sambil menyerahkan sebungkus roti.
Jovin menoleh, menatap roti dan menatap Jevan yang juga sudah memakan roti lainnya.
"Bisa-bisanya lo santai padahal kita cuma punya waktu 15 menit lagi."
Jevan tertawa lagi, "Waktu bakal terus jalan, kita nggak bisa memaksakan kalo emang harus ketinggalan." ucapnya.
"Udah nih, makan!" Jevan kembali menyodorkan roti itu, membuat Jovin menghela nafas pelan, lalu meraih satu bungkus roti kecil.
"Bus-nya kapan sampe?" tanya Jovin lalu menggigit satu gigitan kecil.
Jevan menoleh arloji di pergelangan tangannya, "Udah lewat. Kita bakal dapet lagi jam setengah 8." ucap Jevan santai, membuat mata Jovin terbelalak.
Jovin menendang kaki Jevan, membuat sang empu mendesis. "Sakit, Jov!"
"Terus ini kita nggak sekolah?" tanya Jovin membuat Jevan terkekeh.
"Kita bisa sampai di sekolah walaupun nggak tepat jam 7."
"Ya nggak setengah 8 juga!"
KAMU SEDANG MEMBACA
PULANG UNTUK TENANG [ END✓ ]
Random"Seberapa jauh dunia memisahkan kita, jiwa kita akan terus terpaut, dan pada akhirnya lo akan selalu jadi tempat pulang yang paling tenang." -Jovin. Tentang anak kembar yang terpisah akibat korban perceraian orang tua. Keduanya menjalani hidup masin...