"Kemanapun jauh perginya, semesta akan pertemukan lagi hal yang seharusnya bersama."
——
~~~
17 tahun kemudian.
Sepasang langkah kaki terhenti di depan gerbang yang menjulang tinggi. Seorang pemuda berusia 18 tahun yang tak lain adalah Jevan. Ia terengah-engah akibat berlari dari halte bus sampai ke depan sekolah untuk mengejar waktu. Namun, tetap saja pemuda itu terlambat.
Ia mendengus sebal, lalu melangkahkan kakinya ke bagian belakang sekolah. Menatap dinding tinggi yang terhubung dengan halaman belakang sekolah. Ini bukan pertama kalinya, anak itu sering masuk ke sekolah menggunakan jalur itu.
Dia mulai naik ke pohon yang akan menghubungkan jalannya lewat dinding tinggi itu. Setelah sampai di atas, ia membuang tasnya dulu ke bawah, lalu ia sendiri melompat.
Ia tersenyum, lalu mengambil tas dan mulai melangkah perlahan agar tidak ada yang mengetahui keberadaannya. Namun sebuah sapu tiba-tiba melayang mengenai pundaknya. Ia mendesis, sambil menoleh ke seseorang yang sedang berdiri menghadap dirinya dengan datar.
"Cuma pengecut yang nggak akan mau menerima hukuman ketika melakukan kesalahan." ucap anak itu, membuat Jevan mengangkat satu alisnya.
Jevan mendekat, tatapannya turun untuk membaca nametag yang di kenakan siswa itu. Jovin Langit Argasa. Ia menatap wajah seseorang di depannya yang tampak asing.
"Lo anak baru ya?" tanya Jevan.
Jovin diam, lalu meninggalkan Jevan untuk memberitahu guru, bahwa Jevan terlambat.
"Wah, songong juga tuh anak." ucap Jevan kesal.
Beberapa menit kemudian, seorang guru datang, di ikuti Jovin di belakangnya. Jevan menghela nafas kasar, dan menatap Jovin dengan tatapan sinis.
"Bagus, Jevan! Sudah terlambat, masuk lewat sini juga. Pinter banget kamu ya?" Ucap pak Dito dengan tangan yang memegang senjatanya, yaitu tongkat kayu yang panjangnya sekitar 50cm.
Jevan hanya menyengir kuda. Tangannya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Yaelah, bapak ganteng banget hari ini pak." ucap Jevan, membuat guru itu memukul kakinya pelan, menggunakan kayu itu.
"Saya sudah tau akal bulus kamu! Saya ngga akan kemakan rayuan kamu. Sekarang, kamu saya hukum untuk bersihin toilet laki-laki sampai jam ke 2 selesai." ucap pak Dito, membuat mata Jevan terbelalak.
KAMU SEDANG MEMBACA
PULANG UNTUK TENANG [ END✓ ]
Random"Seberapa jauh dunia memisahkan kita, jiwa kita akan terus terpaut, dan pada akhirnya lo akan selalu jadi tempat pulang yang paling tenang." -Jovin. Tentang anak kembar yang terpisah akibat korban perceraian orang tua. Keduanya menjalani hidup masin...