"Meskipun perih, pada akhirnya kita harus tetap menerima rasa sakitnya kehilangan seseorang."
———
^^^Jevan sama sekali tidak pernah membayangkan tentang bagaimana ia harus mengangkat sebuah keranda milik saudara kembarnya.
Ia pikir, setelah kehilangan Bunda, tidak ada lagi-lagi hal-hal yang akan membuat Jevan kembali mengantar seseorang ke rumah terakhirnya.
Meskipun tubuhnya lemas, matanya sayu, dan tatapannya kosong, Jevan masih kuat untuk mengangkat keranda milik saudara kembarnya dengan selamat sampai ke tempat tujuan terakhir.
Heli merangkul bahu Jevan ketika Jovin sudah berada di dalam gundukan tanah yang di hiasi bunga-bunga cantik.
Semua yang ikut mengantar perlahan pulang ke rumah masing-masing. Hanya tersisa Jevan, Heli, Juna, Malik, Dafa, dan kedua orang tua Jovin.
Aldo masih mengepalkan tangannya ketika menatap Jevan. Hatinya masih tidak menerima kepergian Jovin. Ia akan terus menyalahkan anak pertamanya. Dan ia akan terus mengecap Jevan lah penyebab dari kematian Jovin.
Alin menatap Aldo yang sedang menatap tajam ke arah Jevan. Wanita itu memegang tangan Aldo yang terkepal, membuat Aldo menoleh padanya.
"Sudah mas, ayo pulang!" ucapnya.
"Kamu tunggu saya di mobil ya? Saya mau bicara dengan dia." ucap Aldo menunjuk Jevan, membuat teman-teman Jevan menoleh padanya.
Mereka takut kalau Aldo akan berkata tentang hal-hal yang akan menyakiti hati Jevan.
"Berdiri! Ikut saya, saya mau bicara." ucap Aldo kepada Jevan.
Jevan mendongak sehingga menatap Ayahnya yang sudah berdiri, lalu Jevan bangkit dan mengikuti langkah Ayahnya.
Mereka berhenti agak jauh dari makam Jovin.
"Kamu mau tau mengapa saya bercerai dengan Ibu kamu?" tanya Aldo membuat Jevan mendongak, menatap matanya.
"Saya di jodohkan, dan tidak pernah sama sekali mencintai Ibumu. Tentang mengapa kalian lahir, itu sebuah kesalahan karena saya mabuk." ucap Aldo.
"Dan kalau kamu bertanya kenapa kalian di pisahkan, saya akan menjawab kalau itu memang seharusnya di pisahkan." Jevan mengangkat satu alisnya, membuat Aldo kembali berbicara. "Sejak kecil kamu sudah tidak sehat. Saya sengaja membawa Jovin karena tidak mau anak itu tertular dengan kesehatan kamu yang rentan."
KAMU SEDANG MEMBACA
PULANG UNTUK TENANG [ END✓ ]
Random"Seberapa jauh dunia memisahkan kita, jiwa kita akan terus terpaut, dan pada akhirnya lo akan selalu jadi tempat pulang yang paling tenang." -Jovin. Tentang anak kembar yang terpisah akibat korban perceraian orang tua. Keduanya menjalani hidup masin...