"Pada dasarnya, kebersamaan adalah tiang kekuatan."
———~~~
Suara tawa yang saling bersahutan di rumah besar milik Malik itu membuat suasana rumah yang tadinya sepi, menjadi sangat ramai.
Setelah kejadian hari ulang tahun Jevan dan Jovin, mereka menjadi dekat. Mereka lebih banyak bersama, walaupun kelas mereka berbeda. Seperti sekarang, setelah pulang sekolah, mereka memilih untuk mampir ke rumah Malik hanya untuk sekedar berkumpul atau bermain game.
"Main truth or dare yuk?!" usul Daffa, membuat semuanya menoleh dan mengangguk setuju.
Malik bangkit untuk mengambil sebuah botol kosong yang akan menjadi alat putar untuk permainan itu.
Mereka semua menatap botol yang sudah terputar di antara mereka. Botolnya terhenti tepat di depan Jovin, membuat mereka menghela nafas lega, kecuali Jovin.
"Truth or dare?!" tanya Heli.
"Truth." Jovin menjawab dengan sangat yakin, membuat Heli mendengus sebal.
"Kenapa nggak dare aja sih? Biar seru." ucap Heli.
Heli mendesis ketika kepala belakangnya terkena pukulan oleh Jevan. "Yeu! namanya juga truth or dare. Kalo mau dare aja, ya dare or dare." ucap Jevan kesal.
Heli melirik tajam ke arahnya, "Kenapa sih sensi banget?!"
Daffa menghela nafas pelan, "Jadi mau ribut atau mau main game?!"
Heli dan Jevan menoleh kepada Daffa, lalu mereka menghela nafas pelan. "Oke, gue yang tanya." sahut Malik.
Semua pasang mata kini menatap Malik. Menunggu apa pertanyaan yang akan anak itu ajukan untuk Jovin.
"Apa rahasia terbesar yang selama ini lo sembunyikan?" ucap Malik, membuat mereka sama-sama mengangguk, ikut penasaran.
Jovin diam sejenak, matanya perlahan menatap Jevan, membuat Jevan mengangkat satu alisnya.
"Gue punya Bar." ucap Jovin, membuat mata Jevan terbelalak. Anak itu tak menyangka jika Jovin akan mengatakan rahasianya sendiri.
Teman-temannya yang lain juga sama terkejutnya. "Hah? Beneran?!" tanya Malik.
Jovin mengangguk, "Bar yang dimana?!" tanya Daffa.
KAMU SEDANG MEMBACA
PULANG UNTUK TENANG [ END✓ ]
Diversos"Seberapa jauh dunia memisahkan kita, jiwa kita akan terus terpaut, dan pada akhirnya lo akan selalu jadi tempat pulang yang paling tenang." -Jovin. Tentang anak kembar yang terpisah akibat korban perceraian orang tua. Keduanya menjalani hidup masin...