Ini sambungan chap kemarin ya
oh iya terimakasih yang udah mau mampir ke cerita ini
aku pagi ini di post di tiktok tentang garis besar cerita ini jadi kalian bisa liat
untuk account nya
wp_dhrdream
ini bukan cerita BxB oke
ini BrothershipHappy Reading 🍀
.
.
.
.Naren memulai cerita nya dari awal dia di seret untuk ke gudang dan di bully di sana dengan cara di pukul, di tendang, di cambuk dan di siram air panas, tapi Naren tidak ingin menyebut nama pelaku nya karena khawatir jika Jidan akan memberi tahu saudara nya yang lain maka akan terjadi suatu hal yang buruk.
Jidan yang menyimak cerita Naren sedari tadi menggertakan gigi nya marah dan kesal menjadi satu, dia tidak dapat membayangkan seberapa sakit nya penderitaan Naren saat itu, Jidan terus-menerus membujuk Naren agar memberi tahu siapa pelaku yang melakukan perbuatan itu.
"Siapa bang? Sebutin nama nya!" Desak Jidan
"Nggak usah di perpanjang Jie, permasalahan nya udah selesai juga," jawab Naren yang sudah menggenggam tangan Jidan.
"Setidak nya di laporkan ke pihak berwajib abang!" Jidan benar-benar geram, ingin sekali ia memutilasi pelaku yang membully Naren.
"Denger sini Jie, abang nggak mau ngerepotin yang lain, apalagi sampe keluarga dateng, Jie tau kan maksud abang," ucap Naren yang mencoba menjelaskan alasan kenapa dia tidak ingin memperpanjang urusan ini.
"Abang nggak ngerepotin siapa-siapa bang," balas Jidan tidak terima.
"Oke kalau abang nggak ngerepotin, tapi Jie kalau sampe orang rumah tau, abang bakal di pulangin dari asrama," kata Naren seraya menundukkan kepalan nya.
"Ya bagus bang dengan abang pulang, bang Naren nggak bakal di giniin lagi." Jidan benar-benar tidak habis pikir dengan arah pikiran Naren, di saat semua orang berharap agar di izinkan pulang asrama, tapi Naren justru tidak menginginkan nya.
"Jadi Jie nggak mau ngeliat abang lagi? Jie, abang seneng di asrama bisa ketemu kalian semua, aku selalu ngerasa kesepian sama kekosongan di rumah, kalau di sini mungkin aku bisa ngerasa bahagia lagi, makanya sejak awal aku nggak pernah nolak permintaan eyang." Kali ini bulir air mata berhasil lolos dari mata milik Naren dan Jidan dapat melihat bulir itu terjatuh cukup banyak dari pipi Naren.
Jidan yang melihat air mata itu pun luluh dan memilih untuk memeluk tubuh Naren dengan lembut guna memberi kehangatan yang Naren butuh kan.
Jidan memilih menyerah untuk membujuk Naren agar masalah ini tidak di bawa ke pihak berwajib, dia juga tidak ingin di tinggalkan Naren, dan juga Naren belum tentu aman di rumah sendirian, mulai sekarang Jidan berjanji akan selalu menjaga Naren agar tidak di ganggu siapa-siapa.
"Jie ngalah, Jie bakal nurutin abang," ucap Jidan pasrah, dia juga tidak tega melihat Naren yang menangis seperti itu, Naren itu tipe yang akan menangis jika hanya saat dia seorang diri tapi untuk pertama kali nya dia menangis menceritakan masalah nya di depan orang lain.
"Jie jangan kasih tau siapa-siapa ya tentang ini." Naren kembali berbicara kepada Jidan yang sedang memeluk tubuh nya.
"Abang-abang yang lain juga berhak tau bang," balas Jidan.
Naren menggeleng kencang dia sangat tau sifat saudara nya yang lain, mereka pasti akan langsung mengamuk di sekolah jika tau, "Jangan Jie, kamu tau sendiri abang-abang kamu yang lain bakal gimana, pasti mereka langsung ngamuk di sekolah, apalagi Jevan, Jevan bakal seperti orang kerasukan saat dia marah."
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Dream Key's
Teen FictionMengisahkan tentang seorang anak yang penyayang dan menjadi kesayangan seluruh anggota keluarga nya, yang hanya berharap agar saudara nya tidak pernah mengetahui tragedi yang terjadi pada diri nya di masa lalu namun, kemampuan _mimpi prekognitif_ (m...