18 | Jevan Murka 🐕

1.3K 135 7
                                    

Makasih buat yang udah mau mampir
ini bukan cerita BxB ya
ini Brothership dan kekeluargaan

oh iya aku ngerevisi bab perkenalan loh, dan di situ aku udah kasih tau nama setiap orang tua dari ketujuh cucu eyang ini dan juga aku sedikit kasih bocoran cerita di bagian itu kalo kalian ngeh

love you all
Happy Reading 🍀
.
.
.
.

Memang pembullyan Naren, kasus nya telah selesai dan yang bersangkutan telah di keluarkan dari sekolah atas kasus pembullyan itu, tapi justru hal itu membuat sedikit hati Jevan merasa kecewa karna Naren tidak memilih menceritakan nya pada Jevan, padahal mereka sudah kenal sejak umur 10 tahun.

Jevan selalu terbangun lebih awal sejak kasus pembullyan itu selesai, dia berjaga-jaga jika Naren menyembunyikan hal lain dari nya.

Menurut Jevan, Jidan dan Naren akhir-akhir ini sangat dekat, tapi sebelum masuk asrama mereka tidak sedekat itu, dan apa maksud Jidan kalo Naren teman pertama nya pas di rumah sakit dulu. Semua hal itu terus berputar di kepala Jevan akhir-akhir ini walau dia tidak memperlihatkan nya pada siapapun.

Haikal yang melihat Jevan terus-terusan melamun merasa kebingungan dan niat jahil pun terlintas di otak milik Haikal.

"Dorr!"

"Allahuakbar!" Teriak Jevan spontan dan langsung menggeplak kepala Haikal yang mengejutkan nya, kebetulan saat ini yang di dalam kamar hanya mereka berdua karna yang lain nya sedang membeli beberapa cemilan di kantin.

"Lu kenapa anjr, melamun mulu nanti kesambet," ucap Haikal sembari mengelus lengan yang tadi di geplak oleh Jevan.

"Nggak ada." Jevan mencoba mengeles ucapan Haikal.

Haikal yang memang sudah tau tabiat sepupu nya yang satu ini kalo bohong langsung megang jari telunjuk nya.

"Cerita aja deh Jev, dari pada lu mikir sendirian," ucap Haikal mencoba membujuk Jevan.

Jevan pun mengehela napas nya dengan pasrah lalu mencoba menceritakan keluh kesah nya ke Haikal.

"Gini kal gue sebenernya binggung kenapa Naren pas di bully nggak pernah cerita ke gue dan bahkan Jidan lebih tau dari pada gue kal,"

"Dan juga apa maksud Jidan pas di rumah sakit, kalo Naren itu temen pertama Jidan dan juga apa Naren segitu nggak percaya nya sama gue sampe nggak mau terbuka gitu."

Mendengar penuturan Jevan, Haikal manggut-manggut mengerti dengan isi kepala Jevan.

"Mungkin Naren nggak mau ngebebanin lo Jev, tau sendiri sikap Naren dan untuk permasalahan tentang Jidan aku nggak tau kenapa Jidan nganggep Naren temen pertama nya tapi satu yang pasti Jev, Naren itu orang nya nggak enakan." ucap Haikal mencoba menenangkan Jevan sembari mengelus punggung milik Jevan.

Ucapan Haikal sedikit menyentuh hati Jevan, tapi tidak mengubah badai di pikiran Jevan. Seakan ucapan Haikal hanya numpang lewat.

Tidak lama dari itu, Mahen, Reihan, Naren, Cetta dan Jidan memasuki kamar asrama dengan membawa beberapa kantong yang berisi cemilan.

"Nah! yok kita makan aja sekarang," ucap Haikal yang langsung mengambil sekantong cilor dari tangan Cetta.

Cetta yang terkejut dengan perlakuan Haikal pun cuman mencibir. "Hish gendut!"

7 Dream Key's Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang