Terimakasih untuk yang udah mau mampir kecerita ku, maaf ya kalau kurang menarik karna ini baru awal
ingat awal bukan lah akhir
btw ini bukan cerita BxB
ini pure BrothershipHappy Reading 🍀
.
.
.
.Malam ini Naren, Jevan, Reihan dan Haikal di sibukkan dengan tugas masing-masing di dalam kamar asrama, sampai Haikal yang sangat hobi bercanda gurau pun turut fokus dalam mengerjakan tugas yang harus di kumpul esok hari.
Jika Reihan dan Haikal mendapat tugas untuk membuat analisis perekonomian yang terdapat di Indonesia, berbeda dengan Naren dan Jevan yang mendapat tugas merangkum materi sel yang sebanyak 3 bab buku pelajaran.
Sedangkan Mahen sedang sibuk chatingan dengan seseorang dengan aplikasi pesan miliknya, Cetta yang memilih untuk bermain game online di hp nya dan Jidan yang memilih untuk membuka aplikasi E-book untuk membaca cerita lanjutan novel favorit nya. Malam ini mereka di sibukkan dengan urusan masing-masing.
"Sumpah Na, ini buk Melin kok tega banget si ngasi tugas setebal isi dompet papa gue," keluh Jevan seraya menghela napas kasar.
Jevan sudah sangat lelah merangkum materi sel, Jevan baru selesai satu bab dan masih ada sisa dua bab lagi yang harus ia kerjakan, tapi lengannya rasanya sudah tidak mampu memegang pena lagi.
"Istirahat aja dulu Jev, nanti aku bantuin," ucap Naren dengan tersenyum tapi tidak mengalihkan fokusnya dari tugas miliknya.
"Makasih ya Na, gue mau nempelin Cetta aja dulu," balas Jevan yang sudah berdiri dari kasur yang sudah penuh dengan kertas materi catatan miliknya.
Mereka memang mengerjakan tugas di kasur masing-masing karna jika mengerjakan nya di lantai akan berantakan dan berakhir di amuk oleh Reihan yang selalu membereskan asrama.
"Jangan di ganggu Jev, nanti nangis." Naren memperingati Jevan yang di jawab dengan anggukan dan acungan jempol oleh Jevan.
"Ya Allah, akhirnya selesai tugas gue, lo gimana kal?" tanya Reihan yang menoleh ke arah ranjang milik Haikal.
"Ini gue tinggal paragraf terakhir, dikit lagi selesai Rei," balas Haikal tanpa mengalihkan pandangan dari analisis yang ia buat. Mereka sedari kecil memang sudah di ajarkan untuk tidak saling mencontek orang lain, lebih baik gagal dengan usaha sendiri dari pada berhasil dari kerja keras orang lain, itu nilai yang di tanamkan di keluarga besar mereka.
Sedangkan di sisi lain, Jevan sedang mengganggu Cetta untuk bergantian bermain game di handphone Cetta.
"Sini deh Cett, lu gak becus amat main nya liat noh udah mati 9," ucap Jevan seraya mencoba mengambil handphone Cetta dengan paksa.
"Hish, Bang jevan main di hp sendiri sana, jangan gangguin Cetta main," usir Cetta ke Jevan.
"Males login nya Cett, minjem bentar doang kok sumpah," ucap Jevan yang mencoba menyakinkan Cetta dengan menunjuk kan jarinya yang berbentuk huruf v ✌️
Cetta yang tidak mudah percaya pun tetap menggeleng dan kembali fokus ke game yang ia mainkan. "Nggak percaya Cetta, udah balik ngerjain tugas sana, liat bang Nana masih rajin nulisnya gak banyak ngeluh," usir Cetta dengan membandingkan Naren dan Jevan.
Mereka yang sibuk dengan urusan masing-masing pun ikut tertawa mendengar ucapan Cetta yang lebih ke arah menyindir Jevan itu.
"Beda ye nyet, otak Naren tuh dah pinter dari lahir sedangkan otak gue nih pas-pasan bisa masuk lima besar aja bersyukur gue," sungut Jevan tidak terima dan langsung kembali ke arah kasur dan melanjutkan tugas yang sempat ia tunda tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Dream Key's
Novela JuvenilMengisahkan tentang seorang anak yang penyayang dan menjadi kesayangan seluruh anggota keluarga nya, yang hanya berharap agar saudara nya tidak pernah mengetahui tragedi yang terjadi pada diri nya di masa lalu namun, kemampuan _mimpi prekognitif_ (m...