25 | Terbongkar 🔮

1.2K 117 16
                                    

Makasih buat yang udah nyempetin mampir ke cerita ini
ini bukan BxB oke
Genre Brothership

Happy Reading 🍀
.
.
.
.

Jidan benar-benar tidak bisa tidur semalaman! Sehingga pagi ini semua penghuni kamar di kejutkan dengan penampilan Jidan dengan mata merah di sertai kantung mata yang menghitam membuat semua orang panik.

"Astaghfirullah Jidan kamu kenapa?!"
Haikal benar-benar kaget saat bangun-bangun di sungguhi pemandangan suram Jidan.

"Makanya dari tadi di bangunin ya bangun! Malah cosplay orang mati!"
bentak Reihan frustasi lantaran Haikal sangat sulit untuk di bangunkan jika sudah terlelap.

Pagi ini mereka di sibukkan dengan aktivitas seperti hari hari biasa yang berbeda hanya Jidan yang bawah matanya di olesi foundasion untuk menutupi kantung mata yang menghitam, sebenarnya mereka semua cemas dengan Jidan dan menyuruh nya untuk tetap beristirahat di kamar, namun di tolak dengan alasan hari ini di kelas nya ada kuis.


"Lo yakin baik-baik aja Jie?" Cetta benar-benar khawatir jika kembaran nya ini memiliki masalah, tapi tidak ingin berbagi karna itulah kepribadian nya.

"Gapapa, fokus ke kuis nya aja,"

Cetta menghela napas pelan dan kembali fokus ke soal-soal kuis pada hari ini, kuis matematika bagi sebagian orang matematika adalah pelajaran yang sangat mematikan, tapi untuk Cetta sendiri dia sangat suka menghitung angka, apalagi kalau itu berkaitan dengan lembaran-lembaran kertas berwarna merah, maka mata Cetta akan terbuka lebar dengan senyum yang sumringah.

Sedangkan Jidan walau mata dan tangan nya fokus pada soal-soal kuis, tapi tidak bisa di pungkiri bahwa otak  dan pikiran nya terus-terusan berkutat dengan kenyataan bahwa bang Anton adalah kakak dari Naren.

Kenapa bang Anton nggak cerita ya?

Atau jangan-jangan bang Anton itu jahat, tapi cuman pura-pura baik

Dia bahkan mau ngasih bubur beracun ke bang Naren!

Tanpa sadar Jidan meremat kertas nya menahan marah dengan segala pikiran nya yang terus berputar, Cetta yang melihat hal itu bergedik takut melihat nya karna jarang-jarang melihat Jidan marah, takut dengan ekspresi Jidan, Cetta memutuskan untuk lanjut fokus kepada soal kuis nya.

"Kalo sampe bener, aku sendiri yang bakal turun tangan," gumam Jidan kecil, tapi masih dapat di dengar oleh Cetta, sedangkan Cetta yang mendengar Jidan mengernyit tidak mengerti dengan maksud gumaman Jidan.

"Jiee....

"Waktu kalian tinggal 3 menit."

Belum sempat Cetta memanggil Jidan, guru lebih dulu memberi tahu sisa waktu yang membuat Cetta mengurungkan niat nya memanggil Jidan tadi dan langsung menulis dengan kecepatan turbo agar semua soal dapat terisi dengan baik.

Semua siswa lain termasuk Jidan telah beranjak dari duduk nya untuk mengumpulkan kertas jawaban kuis hari ini, berbeda dengan Cetta yang berkeringat dingin menulis semua jawaban-jawaban nya itu, Jidan yang melihat hal itu hanya terkekeh gemas, kapan lagi melihat Cetta berkeringat dingin seperti ini, iya kan?

Setelah berkutat dengan kuis matematika yang tepat pada jam terakhir pelajaran mereka yang cukup menguras energi mereka, Cetta dan Jidan memutuskan untuk langsung pulang ke asrama untuk mengistirahatkan diri.

Saat mereka memasuki kamar, Cetta dapat melihat bahwa kakak-kakak nya berserta bang Anton yang sedang asik memakan cemilan dengan saling melontarkan candaan.

7 Dream Key's Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang