Dilema Syabila

333 6 0
                                    

" Syabila tadi tidak sengaja kena bola nek, waktu Syabila lewat lapangan yaa gitu nek,"  Jawabku tergagap.

" Beneran kena bola ndok, kamu ga di apa-apain sama om kamu kan ndok?" Tepat sasaran. Ya pertanyaan nenek tepat sekali bahwa aku sebenarnya memang kena tonjok om Vito.

" Beneran nek, besok juga udah sembuh koq," Kataku meyakinkan nenek.

" Bil, bisa ikut saya sebentar? Nek, apa boleh Syabila ikut saya sebentar?" Ucap Darren meminta izin nenek.

" Silahkan," Ujar nenek sambil tersenyum.

  Aku & Syabila keluar menuju kantin. Di sana aku akan menjelaskan tentang om nya yg aku laporkan ke polisi. Begitu mendapatkan tempat duduk aku menyuruh Syabila memesan makanan karena dia sedari tadi belum makan.

" Pesan makan gih," Suruh Darren pada Syabila.

" Pak Darren mau makan apa?" Tanya Syabila.

" Apa aja, samain aja sama pesanan kamu," Kata Darren.

  Syabila pun beranjak memesan makanan, dia kembali membawa nampan berisi makanan. Ternyata dia memesan soto & es teh manis. Dia menyiapkan makananku terlebih dahulu & setelahnya dia menyiapkan makanannya sendiri. Mungkin begini nanti gambaran ketika Syabila menjadi istriku ehh.

" Silahkan dimakan pak Darren," Kata Syabila.

  Tanpa jaim sama sekali Syabila segera melahap makanannya mungkin dia sudah kelaparan. Aku pun mulai menyuapkan makananku sendiri. Aku melotot melihat Syabila menambahkan banyak sambal ke mangkoknya.

" Sudah cukup nanti kamu sakit perut," Ucapku memperingatkan Syabila.

" Biar tidak pusing pak, jadi makan yg pedas - pedas," Cengir Syabila.

Kami pun melanjutkan makan & tak mengobrol lagi sampai selesai.

" Bil, maaf sebelumnya saya melaporkan om kamu ke polisi. Dari pada terus membahayakan kamu & nenekmu,"

Terlihat Syabila terkejut dengan perkataanku. Wajahnya tampak pias.

" Pak, apa tak berlebihan melaporkan om Vito? Nanti kalau nenek bertanya gimana jawabnya," Ujar Syabila resah.

" Tenang Bil, nanti saya yg menjelaskannya pelan - pelan,"

Syabila menghembuskan nafasnya pelan.

" Ini sudah termasuk kriminal Bil, dia sudah menjual kamu pada Laura,"

" Dan pak Darren membeli saya," Ujar Syabila menusuk.

" Bil, saya akan bertanggung jawab atas apa yg saya lakukan pada kamu,"

  Syabila yg tadinya menunduk kan kepalanya langsung mendongakkan kepalanya.

" Apa pak Darren gak salah?"

" Saya akan lebih salah lagi kalau nanti kamu hamil anak saya & saya tak bertanggung jawab," Ujarku tegas.

Syabila pun menghela nafasnya, ia tak menyangka akan serumit ini akhirnya.

" Dengan apa pak Darren akan bertanggung jawab?"

" Yg pasti dengan menikahi kamu Syabila," Ujarku gemas karena Syabila tak paham - paham.

" Pak, apa kita bisa menikah tapi tanpa adanya cinta? Kasta kita juga berbeda pak, saya juga masih sekolah," Kata Syabila sendu.

" Bil, cinta akan datang seiring berjalannya waktu. Percaya sama saya ya bil,"

" Tapi saya gak mau pak jadi istri simpanan bapak,"

Aku pun menepuk gemas jidatku mendengar ucapan Syabila.

" Heeehhhh siapa yg mau jadiin kamu istri ke dua Syabila Azzahra. Saya duda," Ucapku kesal.

Sugar Baby Tuan DarrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang