Interview

269 7 2
                                    


" Ya abisnya mas Darren ngajakin nikah gak ada romantisnya kayak mau ngajakin makan bakso aja," Ujar Syabila yg masih dengan kekehannya.

" Kalau kamu mau aku lamar beneran it's okey biar besok mama sama keluarga aku dateng ke rumah nenek kamu buat ngelamar kamu secara resmi," Ujar mas Darren serius.

" Ehhh, enggak mas kan Bila belum lulus sekolah mas," Aku kena batunya di seriusi mas Darren.

" Gak masalah Bil, kamu kan udah cukup umur," Aku semakin gelagapan dengan keseriusan mas Darren.

" Aku gak mau kamu diambil yg lain sayang,"

" Iiihh mas Darren, emang aku barang pake diambil orang lain," Ujarku sambil memanyunkan bibirku.

" Bibir manyun tuh biasanya minta di cium Bil,"

Secepat kilat mas Darren mengecup bibirku yg otomatis membuat wajahku merah merona malu. Untung mobil dalam keadaan gelap kalau tidak pasti q di olok-olok mas Darren karena muka merahku.

Hari berlalu cepat sampai akhirnya ujian akhir pun usai. Aku pun sudah mendapatkan telepon untuk menghadiri interview di salah satu perusahaan ternama sama seperti Melisa.

Karena sekolah juga tinggal menunggu pengumuman kelulusan, maka kami ke sekolah jika hanya ada pengumuman saja.

Aku sudah bersiap berpakaian rapi, sambil menunggu Melisa aku duduk di depan teras bersama nenek.

" Nduk, om kamu kemana ya koq lama banget gak pulang," Ujar nenek sendu.

" Eeee.... Bila juga gak tau nek," Ujarku tergagap karena nenek tiba-tiba menanyakan anak laki-lakinya.

" Kamu baik-baik ya nduk kalau nanti berangkat jangan kebut-kebutan sama Melisa di jalan. Nenek doakan supaya kamu di terima kerja ya nduk," Ucap nenek sambil tersenyum hangat.

Tak lama kemudian Melisa datang, dia menghampiri nenek & mencium tangan nenek.

" Hati-hati Mel, gak usah ngebut - ngebut," Ucap nenek.

Aku lekas berpamitan pada nenek & segera berangkat agar tak terlambat. Sesampainya di gedung mewah itu kami segera menemui resepsionis & kami diarahkan untuk ke lantai 4 dimana ruang interview berada.

Kami bersama puluhan orang pelamar duduk dengan rapi menunggu antrian masuk ke ruang interview. Lalu keluar seorang laki-laki dari ruang interview sambil membawa kertas & memanggil namaku.

" Disini ada yg bernama Syabila?"

" Saya pak," Ucapku sambil mengangkat tangan.

" Kamu silakan naik ke lantai 12 & bertemu pak Raka,"

" Baik pak,"

Aku segera berdiri & menuju lift. Kasak-kusuk terdengar membicarakan aku.

" Pasti the power of orang dalem tuh"

" Belom-belom udan KKN aja"

" Pasti yg masukin sodaranya tuh"

Banyak omongan yg terdengar sepanjang lorong menuju lift tadi. Tapi sungguh aku tak tahu menahu apapun mengapa aku di suruh ke lantai teratas gedung mewah ini.

Sampai di ruang atas aku celingukan karena sepi tak ada orang yg berlalu lalang sama sekali. Sampai aku menemukan seorang lelaki tampan yg melihatku sambil senyum-senyum.

" Kamu pasti Syabila kan?"

" Iii...iya..pak," Ujarku gugup.

" Pantas Darren minta interview sendiri, lhaa cantik gini," Ujar laki-laki itu yg membuatku berpikir apakah Darren yg di maksud mas Darren ku.

Sugar Baby Tuan DarrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang