Di Mobil

542 5 0
                                    

Mas Darren menatapku dalam & mendekatkan bibirnya sontak aku memejamkan mata. Satu kecupan mas Darren labuhkan di bibirku. Di perdalamnya lagi ciumannya.

" Balas sayang,"

Aku yg masih amatir gelagapan dengan serangan si duda yg sudah pro. Nafasku terengah-engah setelah aku menepuk dadanya karena hampir kehabisan nafas. Diusapnya bibirku yg basah karena ulahnya.

" Masss, aku ga bisa nafas,"

" Ayo pulang sudah malam nanti nenek kamu khawatir,"

Kami pun berangkat, sepanjang perjalanan tak ada pembicaraan kami diam dengan pikiran masing-masing. Sesampainya di depan rumah, aku akan meraih handel pintu pun di tahan mas Darren.

Dipagutnya lagi bibirku dengan lembut tapi lama kelamaan mas Darren melakukannya penuh nafsu. Di rebahkannya dudukan mobil sampai rebah, di labuhkannya ciuman basahnya di leherku membuatku mengerang menahan geli.

Tangan mas Darren tak tinggal sedari tadi sibuk meremasi gunung kembarku. Mas Darren sibuk menjamah apa pun di tubuhku yg bisa dijamahnya. Sesekali di tarik & dikulumnya pucuk gunung kembarku.

Diperdalamnya lagi ciuman mas Darren, salah satu tangannya masuk ke dalam celanaku & memainkan jarinya di sana sampai tubuhku bergetar melepaskan sesuatu yg sedari tadi ingin meledak.

" Aaarrgghhh mas Darren," Teriakku ketika mencapai pelepasan. Terlihat senyum smirk di wajah mas Darren sambil menjilat jarinya yg basah oleh cairanku.

" Bil, gantian," Mas Darren membuka resletingnya & mengeluarkan senjata kebanggaannya.

" Di gimanain mas,"

" Kamu jilat seperti kamu makan ice cream,"

" Aaahhh terus Bil," Racau mas Darren sambil menjambak rambut menaik turunkan kepalaku yg sedang mengulum senjata kebanggaannya.

" Aaahh ya terus Bil, lebih dalam lagi aaarrrgghh," Erangan panjang mas Darren menandakan dia mencapai puncaknya.

Aku terbatuk - batuk tak siap menerima semburan senjata mas Darren yg baru kali ini aku rasakan. Sebagian cairannya meleleh di samping bibirku. Dengan nafas terengah-engah mas Darren mengambil tisu & mengusap bibirku.

" Makasih ya sayang, kalau gak di keluarin bisa pusing kepala Bil," Ujar Darren beralasan.

Aku mencebikkan bibirku, bisa saja si duda beralasan. Aku bergegas merapikan penampilanku yg acak-acakan melorot dari asalnya. Mas Darren juga merapikan senjata kebanggaannya.

" Saya pulang dulu ya, mas hati - hati dijalan,"

" Iya buruan kamu masuk, saya tunggu kamu sampai masuk rumah,"

Lekas aku keluar dari mobil mewah milik mas Darren & masuk ke dalam rumah kemudian mobil mas Darren melaju meninggalkan rumahku.

Aku segera masuk ke dalam kamarku untuk berganti baju. Setelahnya aku mandi karena adegan berbahaya di mobil tadi membuatku mandi keringat tak karuan.

Keesokannya ketika aku di sekolah, Melisa sudah heboh dengan kabar akan adanya seminar bisnis & bursa kerja yg akan di adakan nanti sepulang sekolah.

" Bil, lo ada niatan ikut bursa kerja gak?"

" Kamu mau coba juga gak Mel, ya itung-itung nyari pengalaman baru plus batu pijakan buat dapet gaji yg gede Mel," Ujarku bertanya balik pada Melisa.

" Aku jelas bakalan nyoba ikut bursa kerja Bil, karena kita gak akan selamanya kerja part time terus kan," Benar juga yg dikatakan Melisa.

" Oke deh Mel, nanti kita siapin syaratnya pas jam istirahat aja ya,"

Melisa pun menganggukkan kepalanya. Dua jam pelajaran berlalu tanpa terasa hingga tiba jam istirahat. Syabila & Melisa segera menuju mading untuk melihat apa saja persyaratan yg butuhkan untuk mengikuti bursa kerja.

Jam istirahat pun masih panjang segera mereka menuju perpustakaan untuk mencetak beberapa persyaratan yg di butuhkan.

Bunyi bel menandakan waktu istirahat usai mereka berdua segera bergegas menuju kelas untuk mengikuti pelajaran selanjutnya.

Selama pelajaran berlangsung mereka berkonsentrasi menyimak dengan baik. Mereka pun menerima info jika pelaksanaan ujian akhir akan diadakan dua minggu lagi.

Kesempatan bursa kerja ini akan di manfaatkan sebaik mungkin oleh Syabila & Melisa untuk mencari kerja & membantu perekonomian keluarga mereka.

Ya biasanya di akhir semester seperti saat ini, di sekolah SMK mereka selalu di adakan bursa kerja agar lulusan dari sekolah mereka bisa mendapatkan pekerjaan sesuai kemampuan anak didik.

Tak terasa jam pelajaran berakhir dengan di tandainya bunyi bel panjang. Kami segera menuju aula sekolah karena acaranya akan dilaksanakan di sana.

Di perjalanan menuju aula aku melihat sebuah mobil mewah terparkir di lapangan basket, mobil itu nampak tidak asing seperti milik mas Darren. Tapi pikiran itu ku tepis mana mungkin dia ada disini.

Tiba di aula sekolah suasana sudah ramai & padat berdesakan. Aku & Melisa segera mencari tempat duduk. Kami mendapat tempat duduk dibarisan ketiga dari depan & aku duduk di samping tempat orang berlalu lalang.

Di panggung belum nampak para pengisi acaranya. Aku pun & Melisa masih asyik mengobrol. Di belakang sudah berisik sekali & sesekali aku mendengar suara decakan kagum. Aku tak berpikir macam-macam mungkin teman-teman sedang bercanda saja.

Aku pun seperti mencium wangi parfum mas Darren tapi aahh mana mungkin mas Darren ada disini.

" Ya ampun ganteng banget mana wangi lagi,"

" Mau dong jadi sugar babynya,"

" Orangnya udah lewat tapi wanginya masih ketinggalan,"

Masih banyak lagi seruan-seruan yg terdengar entah untuk siapa. Suara ketukan sepatu terdengar mendekat lalu lewatlah orang-orang berjas hitam. Nampak dari belakang seperti postur tubuh mas Darren yg tinggi besar kekar.

Aku terkejut bukan main sampai mulutku menganga melihat siapa yg naik ke atas panggung.

Ya orang itu mas Darren, beserta para pengusaha lainnya yg hari ini mengadakan bursa kerja di sekolahku. Ketika mas Darren sudah duduk, segera aku menunduk.

Sampai Melisa heran melihatku, yg tiba-tiba gelisah & menunduk.

" Kamu kenapan sih Bil?"

" Eehhh gakpapa koq Mel," Mau tak mau aku mendongakkan kepala menjawab pertanyaan Melisa.

Seketika tatapan mataku & mas Darren bertemu. Terlihat mas Darren tersenyum smirk padaku. Sepanjang seminar berlangsung mata mas Darren tak lepas menatapku. Sampai acara selesai aku mengikuti seminar itu & ketika seminar selesai aku segera berdiri dengan menyeret Melisa keluar aula.

" Pelan - pelan aja kenapa sih Bil," Gerutu Melisa.

" Ehh sorry Mel, takutnya kalo gak buru-buru nanti antri panjang,"

Selesai seminar kami segera berbaris antri untuk walk in interview di beberapa perusahaan yg ikut bursa kerja di sekolah kami.

Dari sepuluh perusahaan aku & Melisa memilih memasukan semua lamaran pekerjaan ke 10 perusahaan itu. Ya itung - itung mencoba semuanya peruntungan.

Meskipun lowongan yg di tawarkan untuk lulusan SMK seperti kami hanya bagian administrasi, OB & OG, bagian teknisi, marketing & SPG.

Ketika selesai walk in interview kami berdua segera menuju ke kantin karena kami tadi waktu jam istirahat tak sempat makan.

Melisa segera memesankan makanan untuk kami, sedangkan aku mencar tempat duduk yg nyaman dekat pohon karena cuaca hari ini sangat gerah sekali.

Begitu Melisa & pesanan kami tiba tanpa banyak bicara lagi kami segera menyantap makanan kami.

Saking laparnya sampai kami tak memperhatikan sekitar, sampai ada seseorang yg duduk di sebelahku.

" Lapar banget ya," Ujarnya dengan suara beratnya.

" Uhuuukkk....uhuuukkk...," Aku kaget sampai tersedak ketika melihat orang yg duduk di sampingku.



Sugar Baby Tuan DarrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang