" Nenek setuju saja nduk, asal kamu bahagia. Nak Darren juga kelihatannya lelaki yg bertanggungjawab dia bisa melindungi kamu. Nenek kan gak selamanya hidup di dunia ini nduk, kalau kamu ada yg jaga kan nenek bisa tenang kalau ninggalin kamu," Ujar sang nenek sambil mengusap sayang kepala cucunya.
" Nenek ngomong apaan sih, nenek pasti akan panjang umur & terus nemenin Syabila sampai punya anak nanti," Ujar Syabila sambil mengusap kasae air matanya.
" InsyaAllah ya nduk, sekarang ayo tidur dulu besok biar kamu gak kesiangan berangkat kerjanya,"
Sambil mengusap sayang kepala cucunya bu Hesti memejamkan matanya. Syabila pun memejamkan matanya. Saking lelapnya Syabila bermimpi, dia & sang nenek sedang berada di sebuah padang rumput yg lapang dengan angin semilir menerbangkan rambutnya.
Sedangkan sang nenek yg duduk di sampingnya tersenyum sambil berdiri lalu mulai berjalan menjauhinya.Syabila sontak mengejar neneknya tapi sang nenek tak menghentikan langkahnya sampai ada sinar menyilaukan yg membuat siluet sang nenek.
" Cucuku sayang, kamu harus melanjutkan hidup kamu. Berbahagialah dengan suami & anakmu kelak. Nenek pergi dulu," Seketika siluet itu menghilang bersama redupnya cahaya yg meneranginya.
" Neekkk, nenek... Jangan tinggalin Syabila nek," Syabila berteriak sambil menangis pilu mencoba mengejar bayangan sang nenek sampai ia terjatuh & akhirnya terbangun.
Dengan kondisi masih menangis tergugu ia segera melihat sampingnya dimana sang nenek tertidur dengan wajah damainya & senyum terukir di wajahnya.
Ia mencoba membangunkan sang nenek yg mustahil tak mendengar jeritannya ketika bangun dari mimpinya tadi. Sang nenek tak kunjung bangun dari tidurnya, tubuhnya pun dingin. Syabila terlonjak & berlari keluar meminta pertolongan tetangganya.
Para tetangga yg mendengar teriakan di pagi buta pun segera berhamburan menuju rumah Syabila. Beberapa ibu-ibu langsung merangsek masuk ke dalam kamar bersama Syabila & mengecek tubuh nenek Hesti yg dingin.
" Innalillahi nenek Hesti sudah pergi Bil, yg sabar yg Ikhlas ya sayang," Ujar salah satu tetangga Syabila.
" Neneeekkkkk," Syabila histeris sambil menggoncangkan tubuh neneknya agar bangun kembali. Segera tangan Syabila ditahan oleh beberapa ibu-ibu.
Banyak para tetangga yg akhirnya menitikkan air mata melihat tangis pilu Syabila. Mereka tahu bagaimana kehidupan Syabila & neneknya. Syabila yg sedari kecil yatim piatu & dengan rajinnya membantu sang nenek berjualan agar bisa menyambut hidup. Perjuangan sang nenek menemani cucunya kini telah usai, tinggallah sang cucu yg harus melanjutkan hidupnya seorang diri.
Para tetangga membantu menyiapkan acara pemakaman sang nenek sedangkan Syabila yg tak kuasa menahan kesedihannya akhirnya pingsan. Beberapa tetangga mencoba menyadarkan Syabila dari pingsannya. Sedangkan para bapak-bapak memasang tenda & menyiapkan peralatan untuk memandikan jenazah.
Darren yg dari semalam gelisah tak tahu apa penyebabnya. Dia sudah mencoba memejamkan mata tetap tak bisa tidur. Hingga paginya sang mama mengajak untuk menjemput Syabila.
" Ren, ayo kita jemput Syabila mama mau ajak dia ke butik langganan mama buat pesan pakaian yg mau dipake nanti diacara nikahan sama lamaran,"
" Ma, Darren mau ke kantor nih,"
" Berangkat siangan aja, ini lebih penting. Entah perasaan mama ada yg gak enak dari semalam kayak keingetan Syabila gitu Ren. Ada apa ya, kamu ada hubungi dia belum Ren?"
" Darren belom telepon dia pagi ini, ya udah mama siap-siap kita berangkat abis ini,"
Di perjalanan pun Darren hanya diam saja pikirannya berperang. Sang mama pun demikian, ia belum bisa mendapatkan jawaban dari apa yg dirasakannya sejak semalam.
Setibanya didepan gang rumah Syabila, ia melihat keramaian yg tak biasa ada orang lalu lalang yg di depan rumah Syabila.
" Ada apa ya ma?"
" Ada orang mau nikahan kali Ren, itu ada yg padang tenda juga. Eh tapi koq ada keranda Ren?"
Ketika akan memikirkan mobil, kaca mobil milik Darren diketuk seseorang.
" Maaf mas, mau kemana ya?" Tanya pria itu ramah.
" Saya mau ke rumah Syabila pak, maaf itu di depan ada rame-rame apa ya pak?"
" Loh masnya gak tahu kalau neneknya Syabila meninggal?"
" Hah apa pak? Nenek meninggal?"
" Innalillahi," Ujar sang mama lirih.
Darren segera memakirkan mobilnya dan bergegas turun. Sang mama pun mengikuti langkah Darren.
" Assalamualaikum," Ucap mama Miranda.
" Waalaikumsalam," Ucap semua orang yg berada di dalam rumah.
" Maaf Syabila dimana bu? Tanya Darren pada bu Fatimah yg ketika melihat Darren segera menghampirinya.
" Syabila ada di kamar tadi dia pingsan nak, temanilah dia nak Darren," Ujar bu Fatimah.
" Saya mamanya Darren bu, calon mertuanya Syabila," Ujar mama Miranda memperkenalkan diri sambil menyalami bu Fatimah.
Semua yg ada di situ tak terkecuali bu Fatimah terkejut ternyata Syabila akan menikah. Tapi mereka bersyukur setidaknya sepeninggal neneknya Syabila sudah memiliki keluarga yg akan menjadi pelindungnya.
" Saya permisi nengok Syabila dulu ya bu," Ujar mama Miranda sambil menangkupkan tangan di depan dada.
" Silahkan bu,"
Mama Miranda merasa kasihan dengan calon menantunya, ia tinggal dirumah mewah sedangkan calon menantunya menempati rumah yg hampir ambruk dengan kondisi tanpa plafon.
Dikamar Syabila yg sederhana itu hanya ada kasur tipis & lemari usang. Sedangkan Darren berusaha membangunkan Syabila dengan mengusap hidungnya dengan sedikit minyak kayu putih.
Tak lama mata Syabila mengerjap pelan & melihat Darren serta sang calon mertua duduk di samping ranjang reyotnya.
" Mas Darren," Syabila sontak duduk & kembali menangis pilu.
Ketika Darren akan memeluk Syabila segera ditepis tangannya oleh sang mama & akhirnya mama Miranda lah yg memeluk Syabila menyalurkan kekuatan.
" Sayang yg sabar yah, ikhlaskan nenek ya,"
" Syabila sudah gak punya siapa-siapa lagi sekarang ma,"
" Kan ada mama & Darren yg akan nemanin kamu sayang, jangan bersedih lagi ya,"
" Mama, benar sayang kita akan jaga kamu & jangan merasa sendirian lagi ya,"
Tak lama terdengar suara yg tak asing di telinga yaitu suara Melisa.
" Bil..." Melisa memanggil Syabila dengan nafas ngos-ngosan karena berlari dari gang sebelah menuju rumah Syabila ketika mendengar pengumuman orang meninggal di masjid.
Mereka berdua pun berpelukan & menangis bersama. Melisa tahu bagaimana dekatnya Syabila & sang nenek. Pasti akan sangat berat bagi Syabila untuk saat ini ditinggalkan sang nenek.
" Yg ikhlas ya Bil, biar nenek tenang di sana,"
" Harusnya semalam aku gak tidur Mel, harusnya aku terjaga saja agar bisa melihat nenek lebih lama," Ujar Syabila dengan tangisnya.
" Bill...
" Sayang...
Darren & Melisa berteriak bersamaan melihat tubuh lunglai Syabila hampir terjatuh menyentuh lantai untung ada Darren yg sigap menangkap tubuh Syabila yg kembali pingsan itu.
" Ya Allah Bil," Mama Miranda mengusap sayang kepala Syabila sambil mengusapkan pelan minyak kayu putih.
" Permisi pak, bu ini jenazah nenek Hesti akan segera Disucikan mohon dari pihak keluarga bisa ikut ke depan," Ujar salah satu tetangga Syabila.
" Baik pak Terima kasih," Ujar Darren yg akhirnya ke depan & menitipkan Syabila pada sang mama & sahabat dekat gadisnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar Baby Tuan Darren
RomanceSyabilla Azzahra Pov : Akan aku lakukan apapin demi nenek agar tetap bisa bersamaku karna hanya nenek yg kupunya didunia ini. Darren Arjuna Wijaya Pov : " Ma, cukup jangan memintaku menikah lagi". Mama selalu memaksaku untuk menikah lagi setelah 7t...