Meminta Restu

182 3 0
                                    

" Aku tadi terlalu kuat genggam tangan Syabila ma,"

" PLAKKK," Lengan kekar mas Darren di pukul sang mama sampai empunya meringis kesakitan.

" Mama ihh, sakit ini,"

" Biarin, kamu koq kasar banget jadi laki-laki,"

" Sebenarnya tadi Darren ketemu Cherryl & ribut di resto ma, makanya Darren kebawa emosi sampai terlalu kuat genggam tanga Syabila," Ujar mas Darren yg membuat mamanya terkejut.

" Kamu gak diapa-apain kan sayang sama wanita ular itu?" Tanya mama mas Darren yg panik & memeriksa tubuhku.

" Bila gakpapa koq tante, gak diapa-apain juga sama mbak Cherryl. Cuma tangan Bila aja yg tadi di genggam mas Darren terlalu kuat," Ujarku meyakinkan mama mas Darren.

" Koq panggil tante lagi sih, panggil mama dong sayang,"

" Tadi Darren udah beri peringatan Cherryl ma,"

" Harus itu Ren, kamu juga mesti jagain Syabila baik-baik Ren, pasti perempuan ular itu gak akan tinggal diam," Ujar sang mama yg sudah mengetahui sepak terjang mantan menantunya itu.

" Pasti ma," Jawab mantap mas Darren & segera mengoleskan salep pada pergelangan tanganku.

" Ayo masuk ke dalam tadi mama ada bikin puding," Ajak mama.

Kami pun mengekori langkah mama masuk ke dalam ruang makan mewah itu. Mama segera menyuruh salah satu asisten rumah tangganya mengambilkan puding buatannya.

Aku merasa tak enak sendiri di layani mama mas Darren. Seperti tahu isi hatiku mama mas Darren meyakinkan aku bahwa yg dilakukan bukanlah masalah.

" Udah ayo dimakan gak usah ngerasa gak enak gitu sayang," Aku pun mengangguk.

Sedangkan mas Darren fokus memakan puding buatan mamanya dengan lahap. Kami pun menikmati puding buatan mama dengan tenang & hanya terdengar dentingan suara sendok beradu dengan piring puding.

Setelah bercakap-cakap dengan mama karena sudah larut malam pun, akhirnya mas Darren mengajakku pulang. Di perjalanan pelan - pelan aku mulai menceritakan nenek yg bertanya kemana anak laki-lakinya.

" Mas, nenek kemarin tanya kemana om Vito pergi. Bila bingung mas mau jawab apa,"  Ujarku memulai pembicaraan.

" Oke nanti kalau nenek kamu belum tidur biar aku yg jelasin ke nenek," Ujar mas Darren mantap.

Ternyata sesampainya di rumah, nenek sudah terlelap. Mas Darren akhirnya pulang. Aku yg baru sampai langsung bergegas mandi karena gerah.

Esoknya aku ketika akan berangkat dengan Melisa, mobil mas Darren berhenti di halaman rumahku. Akhirnya Melisa mengalah untuk berangkat sendiri.

" Assalamu'alaikum nek," Ujar mas Darren lalu menyalami tangan nenek.

" Waalaikumsalam nak Darren,"

" Nek, ada yg ingin Darren bicarakan,"

" Silahkan nak Darren,"

" Mohon maaf sebelumnya nek, saya sudah memenjarakan anak laki-laki nenek," Ujar mas Darren sambil menghela nafas.

Nenek pun terkejut mendengar perkataan mas Darren sesaat kemudian pecah tangis nenek.

" Apa salah anak laki-laki saya nak Darren?" Ujar nenek dengan isak tangisnya.

" Maaf kan saya nek, karena menurut saya perbuatan Vito sudah keterlaluan. Vito menjadikan Syabila sebagai pelunas hutang di sebuah club malam karena Vito yg kalah berjudi sampai ratusan juta tak mampu membayar hutangnya,"

Sugar Baby Tuan DarrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang