Duka Syabila

62 5 0
                                    


Darren & Melisa berteriak bersamaan melihat tubuh lunglai Syabila hampir terjatuh menyentuh lantai untung ada Darren yg sigap menangkap tubuh Syabila yg kembali pingsan itu.

" Ya Allah Bil," Mama Miranda mengusap sayang kepala Syabila sambil mengusapkan pelan minyak kayu putih.

" Permisi pak, bu ini jenazah nenek Hesti akan segera Disucikan mohon dari pihak keluarga bisa ikut ke depan," Ujar salah satu tetangga Syabila.

" Baik pak Terima kasih," Ujar Darren yg akhirnya ke depan & menitipkan Syabila pada sang mama & sahabat dekat gadisnya itu.

Darren pun diberi saran oleh beberapa tetangga & ketua RT untuk meresmikan hubungannya di hadapan jenazah sang nenek sebelum di kebumikan.

" Apa gakpapa pak, di saat suasana duka seperti ini kami menikah?" Tanya Darren meminta pendapat.

" Tidak masalah nak, karena Syabila juga sudah tidak mempunyai wali. Agar setelah ini ada yg melindungi Syabila. Apa nak Darren keberatan atau memang belum ada rencana untuk melangkah ke jenjang yg lebih serius?" Tanya pak RT.

" Saya memang ada rencana untuk melamar Syabila beberapa hari lagi tetapi takdir berkata lain nenek pergi lebih dulu. Sebentar saya meminta pendapat mama saya dulu pak,"

Darren pun menuju kamar Syabila, karena mamanya masih menemani Syabila yg begitu terpukul karena kepergian sang nenek. Ternyata Syabila sudah sadar dari pingsannya, ia bingung bagaimana menyampaikan pada Syabila tentang usulan beberapa tetangga & pak RT.

" Ma, Bil... Di depan para tetangga & pak RT memberikan usul untuk kita menikah di hadapan nenek sebelum di kebumikan, bagaimana?" Darren to the point saja akhirnya karena dia berpikir tak perlu lagi basa basi di tengah kondisi seperti ini.

" Hahh, menikah sekarang Ren, kannkita belum ada persiapan apa-apa?

" Kamu gimana sayang?" Ujar Darren sambil menggenggam tangan Syabila & mengabaikan pertanyaan mamanya.

" Syabila terserah mas Darren saja, Syabila sudah tidak punya siapa-siapa lagi," Ujar Syabila yg kemudian pecah tangisnya lagi & Melisa menenangkan sahabatnya dengan menitikkan air mata pula.

" Permisi," Ternyata bu Fatimah yg masuk ke dalam kamar Syabila.

" Silahkan bu," Ucap Darren

" Bil, gimana kamu mau kan nak, menikah dengan nak Darren? Biar nenek tenang kamu ada yg menjaga,"

Syabila mengangguk saja pikirannya kosong entah kemana. Yg ada di pikirannya saat ini hanyalah ia yg sudah tidak punya siapapun saat ini. Sedangkan Darren & mamanya berembuk untuk persiapan akad nikah. Mamanya menelpon adiknya & aku menelpon Raka yg tentu saja terkejut bukan main.

Sedangkan bu Fatimah & tetangga yg lain sedang mempersiapkan untuk memandikan jenazah. Raka segera menghubungi restauran untuk memesan nasi kotak untuk di bagikan pada tetangga Syabila yg sudah membantu & menjadi saksi pernikahan dengan Darren nanti.

Syabila di tuntun bu Fatimah untuk memandikan jenazah neneknya, tentu dengan uraian air mata & berkali-kali ingin pingsan. Ia menuntaskan bakti terakhirnya untuk sang nenek yaitu memandikan jenazahnya.

Setelah semua sudah siap kini Syabila & Darren duduk di hadapan penghulu & saksi yg akan menyaksikan akad nikah keduanya.

" Sodara Darren anda siap? Ikuti saya,"

" Siap,"

" Saudara Darren Arjuna Wijaya bin Yusuf Wijaya saya nikahkan engkau dengan Syabila Azzahra binti Irwan Saputra dengan mas kawin seperangkat alat sholat, uang sebesar 10 miliar rupiah & satu unit rumah di bayar tunai,"

" Saya Terima nikah & kawinnya Syabila Azzahra binti Irwan Saputra dengan mas kawin tersebut tunai,"

" Bagaimana para saksi sah?"

" Sah...," Kata sah menggema ke seluruh penjuru ruangan kini Syabila sudah sah menjadi istri Darren.

Syabila pun menangis, kini ia sudah menjadi istri orang sedangkan sang nenek sudah tak bisa lagi melihat pernikahannya.

Mendengar ucapan penghulu mengucapkan mahar fantastis itu beberapa tetangga seketika berdecak kagum, akhirnya Syabila bisa menikah dengan lelaki yg mengangkat derajatnya. Para tetangga menjadi saksi bagaimana dia & neneknya hidup dalam keterbatasan. Belum lagi Om nya memperlakukannya tak baik. Kini melihat Syabila sudah menemukan lelaki yg bisa memuliakan tak ada yg tak terharu melihat itu semua.

  Raka yg mendadak di hubungi untuk mempersiapkan mahar pun kelabakan menarik uang dari bank & mencari sertifikat rumah baru yg sengaja dibeli Darren untuk di tempati bersama Syabila di tumpukan surat - surat berharga milik Darren.

Sang mama pun sama kemarin baru dikabari untuk diajak melamar Syabila kini dikabari untuk mencari seserahan secepat mungkin untuk mahar pernikahan Darren hari ini juga seperti pemain sirkus yg berlari kesana kemari kelabakan. Mamanya segera menghubungi beberapa langganannya untuk membeli seserahan & nanti tinggal mengambil saja.

Begitu semua selesai Raka & mamanya langsung menuju kediaman Syabila. Ketika mereka meminta bantuan beberapa tetangga untuk membantu menurunkan seserahan tak ada yg tak terkejut melihat berbagai macam barang mewah yg di bawa dengan iring-iringan 5 mobil mewah pula. Ada pula yg membawakan uang mas kawin Syabila sampai gemetar karena seumur hidup tak pernah melihat uang sebanyak itu.

Seusai ijab kabul dilaksanakan, akhirnya sang nenek di bawa menuju pemakaman.
Dengan uraian air mata Syabila mengantarkan jenazah sang nenek ke peristirahatan terakhirnya.

Begitu jenazah di turunkan ke liang lahat tak kuasa bagi Syabila menahan kesedihannya dia menangis meraung-raung & tumbang pingsan. Segera beberapa tetangga membantu untuk menepikan Syabila. Sedangkan Darren ditunjuk pak ustadz untuk Mengadzani jenazah.

Darren yg sudah lama melalaikan kewajibannya sebagai umat muslim pun cukup gelagapan. Dengan membaca bismillah ia berusaha mengadzani, Darren pun tak kuasa menahan tangisnya ketika melantunkan adzan. Tampak beberapa kali pundaknya di tepuk oleh pak ustadz.

Proses pemakaman pun selesai, ketika kembali dari pemakaman hidangan untuk menjamu para tetangga yg sudah membantu kelancaran pernikahannya & pemakaman nenek pun telah siap.

Darren mempersilakan para tetangga untuk menikmati hidangan yg tersedia. Sedangkan ia ingin melihat istri kecilnya dahulu. Di dalam kamar Syabila sudah mulai bisa mengendalikan dirinya. Ia didalam kamar di temani Melisa, mamanya & tantenya.

Mereka bertiga memberikan pemahaman pada Syabila, sang mama pun memberikan wejangan agar tidak terlalu berlarut dalam kesedihan karena hidup pun akan terus berlanjut.

Akhirnya ia mau keluar dari kamar & menyalami beberapa tetangga yg berpamitan pulang tak lupa ia mengucapkan terima kasih ke semua tetangganya yg sudah membantu.

Setelah semua pulang tinggalah Syabila & keluarga suaminya. Melisa sudah pulang karena esok ia juga masuk bekerja.

" Ren, Bil... mama mau pulang duluan ya,"

" Iya ma, Terima kasih ya mah, sudah membantu Syabila," Pecah lagi tangis Syabila teringat ia sudah tak memiliki siapapun.

" Heeeiii sayang, kamu sudah jadi anak mama jangan sungkan kalau butuh bantuan. Kalau disini sudah beres segera pulang ke rumah mama ya nak," Ujar mertuanya sambil menyeka air matanya.

Mertuanya memeluk dengan sayang, sedangkan Darren yg menyaksikan itu tersenyum. Darren tak pernah melihat mamanya memperlakukan mantan istrinya seperti itu. Baru kali ini & Syabila lah orangnya.





Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 4 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sugar Baby Tuan DarrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang