Ajakan Darren

240 6 0
                                    


Syabila spechless mendengar penuturan Darren & sebenarnya Syabila pun nyaman berada di sisi Darren dia merasa selalu dilindungi. Meskipun perbedaan usia mereka juga mencolok tapi Darren sama sekali tak kelihatan berbeda umur jauh dengannya.

" Bil, gimana?"

" Eehh, gimana mas. Bila bingung mau jawab apa," Ujar Syabila jujur.

" Yg kamu rasain apa ketika sama aku?"

" Jujur Bila nyaman deket sama mas Darren ada yg ngelindungin Syabila tapi perbedaan kasta kita mencolok sekali mas. Bila gak mau orang menilai saya mau karena harta mas Darren," Syabila menunduk setelah mengungkapkan apa yg dia rasakan.

" Bil, aku gak pernah permasalahkan loh, soal kasta & lainnya. Yg penting kamu nyaman & selalu ada di samping aku udah cukup Bil," Aku masih ragu dengan penuturan mas Darren karena bagaimana pun strata sosial kami bagai langit & bumi.

" Kamu percayakan semua sama aku, biar sisanya aku yg atur. Selama kamu di samping aku, apapun rintangannya aku terjang," Ujar mas Darren yg masih menggenggam tanganku.

" Mas...," Aku tak menerus kan ucapanku, aku bingung harus menjawab apa. Tak kutemukan kebohongan di mata mas Darren.

Aku pun akhirnya mengangguk saja. Mas Darren pun melanjutkan lagi perjalanan mengantarkan aku pulang. Sesampainya di rumah mas Darren menyuruhku masuk terlebih dahulu lalu ia akan pulang seperti yg sudah-sudah jika ia mengantarkan aku pulang.

Esoknya ketika aku di sekolah, baru saja duduk aku sudah di berondong pertanyaan oleh Melisa.

" Bil, kamu ada hubungan apa sama pak Sean & orang yg kemarin duduk di sebelah kamu waktu di kantin?"

Syabila menghela nafasnya bingung mau menjelaskan mulai dari mana jelas hubungannya dengan mas Darren tak bisa di sembunyikan dari sahabatnya Melisa.

" Aku sama pak Sean kan sebatas karyawan sama atasan aja Mel," Terangku pada Melisa. Memang itu yg aku rasakan pada pak Sean.

" Tapi pak Sean care banget loh Bil sama kamu. Masak kamu gak rasain sih,"

" Ya tau sih Mel, tapi beneran aku cuma profesional aja gak lebih & gak berharap lebih sama pak Sean,"

Aku mencoba meyakinkan Melisa, apa yg aku katakan memang lah sesuai yg aku rasakan pada pak Sean. Apa lagi semalam aku sudah menerima pernyataan isi hati mas Darren.

" Lalu hubungan kamu dengan laki-laki yg duduk di sebelah kamu kemarin gimana Bil, dia kan CEO yg kemarin seminar di sekolah kita koq bisa kayak udah kenal deket sama kamu?"

Ini lah yg aku takutkan ketika Melisa sudah bertanya apa hubunganku dengan mas Darren. Apa jadinya jika Melisa tahu hubungan kami berawal dari cinta satu malam. Apa Melisa masih mau berteman denganku, sedangkan aku tak punya teman lain selain Melisa.

" Nanti ya Mel, aku bakal ceritain sama kamu," Melisa mengangguk.

Di kantor, Darren di beri setumpuk data pelamar waktu mengadakan bursa kerja di sekolah Syabila untuk di pilih & selanjutnya di interview besok. Di carinya nama gadis kesayangannya itu & nama teman Syabila.

Khusus Syabila dia mau menginterview sendiri. Darren hanya bisa menghela nafasnya, padahal dia bisa menghidupi Syabila tanpa harus susah payah bekerja seperti ini. Sayang Syabila menolak untuk tidak bekerja.

Syabila tetap bekerja seperti biasa di coffe shop milik Sean. Hari ini dia giliran di kitchen sedangkan Melisa di kasir. Sean meminta Syabila mengantarkan makanan di ruangannya, karena Syabila hari ini bekerja di kitchen maka dari itu Sean bekerja dari ruangannya sendiri. Sean tak bisa memandangi Syabila dengan leluasa jika tidak di kasir.

" Permisi pak Sean, ini makanannya diletakkan dimana ya," Ujar Syabila sopan.

" Bawa sini Bil, mau saya makan langsung,"

Syabila dengan hati-hati menata & meletakkan makanan di meja kerja Sean. Sebelum Syabila beranjak pergi Sean menarik tangan Syabila.

" Bil, tunggu,"

" Ehh maaf pak jangan begini," Ujar Syabila sambil berusaha melepaskan genggam tangan Sean pada pergelangan tangannya. Syabila tak mau ada yg melihat mereka menyangka yg tidak-tidak.

" Saya tanya sekali lagi sama kamu, apa benar kamu memiliki hubungan dengan tuan Darren? Tolong jawab yg jujur Bil,"

" Pak, apa yg kemarin bapak lihat & bapak dengar itu benar adanya. Saya permisi pak," Ujarku tak ingin memperpanjang pembicaraan dengan Sean.

" Apa kamu terpaksa Bil menjalani hubungan dengan Darren?" Tanya Sean sekali lagi memastikan.

Syabila hanya tersenyum & menggelengkan kepalanya. Sungguh dia tidak terpaksa menjalani hubungan dengan Darren. Aku keluar dari ruangan pak Sean lalu lekas menuju kitchen. Aku dikejutkan dengan kehadiran mas Darren yg berwajah datar menatapku keluar dari ruangan pak Sean. Mas Darren tampak menakutkan dengan tatapan dinginnya. Ketika aku tersenyum pada mas Darren dia tak membalasnya malah membuang muka & meminum kopinya.

Aku hanya menghela nafas & lekas masuk ke kitchen membantu temanku menyelesaikan pesanan yg menumpuk. Tak terasa waktu berlalu begitu cepatnya. Hingga waktu sudah larut & waktunya tutup.

Aku membersihkan seluruh kitchen sedangkan yg lain membereskan depan. Selesai semuanya aku mengira mas Darren sudah pulang ternyata dia menungguku diparkiran. Aku ragu ingin menghampiri mobilnya atau pulang bersama Melisa naik motor.

Melisa menghampiri aku yg berdiri tak jauh dari mobil mewah mas Darren, dia mengajakku untuk pulang bersama sebelum aku mengiyakan ajakannya mas Darren lebih dulu keluar dari mobilnya.

" Syabila, ayo aku antar kamu," Ujar mas Darren tetap dengan wajah datar & tanpa senyumnya.

" Yaudah sana Bil, aku balik dulu ya,"

" Oke Mel, ati-ati ya," Ujarku lalu masuk ke dalam mobil mas Darren.

Mas Darren pun melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang & masih mendiamkan aku. Aku ingin bertanya tapi takut kalau dia marah tetapi jika aku tak bertanya aku tak tahan di diamkan seperti ini.

" Mas, koq diem aja apa aku ada salah sama kamu?" Tanya Syabila pada Darren dengan hati-hati.

Darren pun menepikan mobilnya sejenak untuk mengeluarkan unek-uneknya pada Syabila setelah tadi dia melihat Syabila lama di ruangan Sean.

" Kamu tadi ngapain aja di ruang Sean lama banget?" Tanya Darren to the point.

" Pak Sean tadi tanya lagi apa aku beneran ada hubungan sama kamu mas, aku bohongan atau gak jalan sama kamu. Dia tanya itu aja gak lebih & aku tadi kesana juga diminta dia buat anterin makanan," Terang Syabila sejujurnya.

" Kamu jawab apa tadi?"

" Ya aku jawab apa yg dia dengar kemarin itu benar semua,"

" Aku gak suka ya kamu deket-deket sama dia. Sean itu suka sama kamu masak kamu gak tau sih," Sebal Darren.

" Aku sama pak Sean cuma sebatas karyawan sama atasan aja mas gak lebih. Kalau dia ada rasa sama aku ya urusannya dia yg penting aku gak nanggepin mas," Aku mencoba menjelaskan pada mas Darren agar tidak berpikiran Macam-macam.

Darren pun lega mendengar jawaban Syabila, entah mengapa dia sangat posesif seperti ini pada Syabila padahal dulu dia dengan mantan istrinya tak seperti ini.

Darren pun melabuhkan ciuman singkat di bibir Syabila yg mengerucut gemas itu. Seketika Syabila menepuk lengan Darren karena main cium seenaknya.

" Iiihh mas Darren gak tau tempat,"

" Kalau tempatnya gak di mobil berarti boleh ya?" Tanya Darren menggoda Syabila.

" Gak, gak boleh kalau belum nikah,"

" Besok kita nikah ya Bil," Ajak mas Darren seperti mengajak beli bakso.

Aku pun tertawa ngakak mendengar ucapan mas Darren.

" Kenapa ketawa ada yg lucu? Apa salah aku ngajakin kamu nikah?"

" Ya abisnya mas Darren ngajakin nikah gak ada romantisnya kayak mau ngajakin makan bakso aja," Ujar Syabila yg masih dengan kekehannya.

Sugar Baby Tuan DarrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang