***
Masih dalam waktu yang sama, selepas kepergian Karasu Tabito dan Hiori Yo ke tempat duduknya, seluruh murid-murid yang tersisa akhirnya memasuki kelas dan menduduki bangku masing-masing.
Reo hanya diam menunggu guru datang sambil menulis kata-kata acak di bagian belakang buku tulisnya. Dia ingin untuk menyatukan meja dengan milikmu agar lebih mudah berkomunikasi, tapi guru sebentar lagi akan tiba.
Bosan menulis, dia beralih memerhatikan sekitar. Beberapa murid masih mengobrol seraya berbisik pelan. Sama seperti dirinya dan kamu, mereka juga dipertemukan di kelas yang sama pada saat orientasi sehingga sudah mengenal satu sama lain.
Tatapannya berputar mengelilingi benda-benda di ruangan tersebut. Interiornya dihiasi dengan indah tetapi tidak ramai karena akan menyakiti pandangan. Di bagian belakang terdapat loker kecil untuk siswa dan siswi. Ada dua papan tulis di depan, tiga pendingin ruangan yang membantu saat cuaca panas, satu buah alat proyektor, dua lemari berukuran besar yang terletak di depan dan di belakang, dua buah tempat sampah, serta sebuah alat penyedot debu. Tempat duduk dan mejanya juga berkualitas tinggi bahkan tidak ada sedikit pun coretan yang menodai meja.
Sudah tidak perlu diragukan lagi bagaimana isi kelas dari salah satu sekolah elit yang berada di Tokyo, bahkan masih banyak perlengkapan lain di kelas itu. Tempat yang bersih, rapi, dan lengkap akan menciptakan kenyamanan bagi yang menempati.
Sampai akhirnya, muncul seorang guru wanita muda berambut cokelat memasuki kelas. Seluruh murid-murid langsung memasang posisi rapi di tempat duduk sembari menutup mulut.
"Selamat pagi, murid-murid." Dia berdiri di depan, menatap mereka semua seraya memberi salam pembuka.
"Selamat pagi, Bu!"
"Saya Teieri Anri, Wali Kelas SOSIAL 1. Mulai hari ini hingga kelulusan tiba, kalian semua berada di bawah bimbingan dan pengawasan dari saya." Teieri Anri namanya, wanita muda yang dipercaya oleh Kepala Sekolah untuk menjadi Wali Kelas dari kelas tersebut. Wanita itu kembali memerhatikan murid-muridnya dengan seksama. "Sepertinya kehadiran hari ini lengkap, tidak ada yang absen."
Dia kemudian membuka sebuah map yang dibawa berisi absen kelas dan memberi keterangan lengkap di sana.
"Baiklah, karena ini adalah hari pertama dan saya masih belum mengenal kalian semua, mari kita sedikit bersantai sambil memperkenalkan diri masing-masing. Ibu ingin kalian maju ke depan satu persatu dan kenalkan diri kalian kepada semua yang ada di sini. Nama, hobi, asal sekolah, dan hal lain yang ingin kalian sampaikan. Urutan sesuai absen."
Mendengar ucapan darinya membuatmu khawatir. Kamu menoleh ke samping, melihat bagaimana reaksi Reo saat ini. Ada keterkejutan yang terukir di wajahnya, tapi tidak berlangsung lama. Ingin rasanya kamu mengangkat tangan dan memberi penjelasan mengenai keterbatasan yang temanmu miliki, tapi yang kamu lakukan terasa sangat tidak sopan karena menyela pembicaraan.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗦𝗜𝗟𝗘𝗡𝗧 𝗩𝗢𝗜𝗖𝗘 || 𝐌𝐢𝐤𝐚𝐠𝐞 𝐑𝐞𝐨 ✔
Romance[ 𝐒𝐄𝐋𝐄𝐒𝐀𝐈 ] Dia yang tuli serta bisu, dan kamu yang bisa mendengar sekaligus berbicara. Namanya Mikage Reo, pemuda tampan bergelimang harta yang selalu menjadi bahan bullyan di sekolah akibat kekurangannya. Kedatanganmu seolah menjadi setiti...