[24] Reo's Diary

199 30 6
                                    

BONUS CHAPTER!

_________________________________________

***

Aku tidak pernah tahu hidupku akan berjalan seperti ini. Seperti takdir yang ditulis ulang dari nol, ketika aku bertemu dengannya. Wanita yang mengubah segala keraguan menjadi keyakinan, segala ketakutan menjadi keberanian. Aku, yang dulu meragukan diriku sendiri, kini bisa berdiri tegak, bukan karena aku tiba-tiba menjadi sempurna, tapi karena dia melihatku lebih dari sekadar kekuranganku.

Ketika pertama kali aku menyadari kehadirannya, rasanya seperti melihat cahaya di tengah kegelapan. Aku tidak bisa mendengar dan berbicara dengan lancar, tapi dia mengerti apa yang aku coba katakan bahkan ketika aku tidak tahu harus berkata apa serta membantuku mendengar hatiku untuk bicara melalui perasaan yang dulu kututupi dengan keraguan.

Aku ingat saat aku merasa begitu takut untuk mencintai. Takut kalau aku tidak pantas. Tapi dia selalu ada. Selalu berdiri di sisiku, bahkan ketika aku terlalu bingung dengan perasaanku sendiri. Sampai akhirnya aku sadar, bahwa dia adalah sosok yang akan selalu aku pilih, tak peduli berapa kali aku harus memilih lagi.

Kini, dengan semua yang telah kami lalui, aku merasa seolah-olah aku hidup dalam mimpi. Bersama dengan putri kecil kami, Reiko, yang mengingatkanku pada masa-masa sulitku dulu—dan betapa bersyukurnya aku bahwa dia tidak harus merasakan hal yang sama. Reiko adalah cerminan cinta kami, cerminan dari apa yang bisa terjadi ketika dua hati saling mendukung dan melengkapi.

Hari-hari kami dipenuhi tawa. Reiko dengan kepintaran dan kelucuannya, dia membawa warna baru ke dalam hidup kami. Dan aku? Aku hanya bisa berterima kasih, setiap hari, untuk kesempatan ini. Kesempatan untuk menjadi suami dari wanita yang paling luar biasa, dan ayah dari anak yang paling sempurna.

Malam ini, ketika aku menulis ini, aku merenung. Apakah aku pernah membayangkan hidup seperti ini? Tidak. Tapi aku selalu berharap, berharap ada seseorang yang akan melihatku, bukan hanya mendengar atau berbicara denganku. Dan harapan itu terjawab.

Terima kasih, untuk segala hal yang telah kau berikan kepadaku. Terima kasih karena tidak pernah menyerah, meski aku tahu betapa sulitnya kadang. Terima kasih telah menjadi teman pertamaku, pendamping hidupku, dan ibu dari anak kami.

Aku mungkin tidak bisa selalu mengekspresikan perasaanku dengan kata-kata sempurna, tapi setiap hariku bersamamu adalah bukti bahwa aku mencintaimu lebih dari yang bisa kukatakan. Dan untuk itu, aku akan selalu bersyukur.

Ini adalah perjalananku, perjalanan kita, dan aku tahu, aku tidak akan pernah sendirian lagi.

Dan untuk orang tuaku, aku selalu memaafkan mereka sejak dulu. Aku tahu betapa sayangnya mereka kepadaku, dan apa yang mereka lakukan itu hanyalah bentuk kekecewaan atas apa yang terjadi. Namun, kini mereka telah melihatku seperti yang selalu aku impikan dulu.

Nenek, walau sekarang Nenek tidak lagi ada di dunia ini, aku tidak akan pernah melupakanmu. Neneklah yang selalu mengajarkanku semua hal yang tidak diriku ketahui termasuk memberiku kekuatan di saat aku merasa lemah.

Teruntuk Nagi Seishiro, aku selalu berterima kasih padanya karena dialah yang membantuku untuk menyadari perasaanku pada gadis yang kini menjadi istriku. Aku selalu berharap yang terbaik untuknya, dan berdoa agar kekasihnya adalah yang terbaik untuknya.

Aku selalu percaya bahwa hidup adalah serangkaian kejadian yang tidak bisa diprediksi. Aku tidak pernah membayangkan akan sampai di titik ini—menikah dengan wanita yang selalu kulihat sebagai malaikat penyelamat, memiliki putri yang begitu mirip denganku, dan menjadi sosok yang akhirnya berdamai dengan kekurangan diri. Semua ini terasa seperti keajaiban, dan setiap harinya aku merasa seperti hidup dalam mimpi yang tak ingin aku akhiri.

Setiap kali aku melihatmu, aku diingatkan pada masa-masa sulitku dulu. Dulu, aku hanyalah seorang anak yang terjebak dalam kebisuan dan kesunyian, tidak tahu bagaimana cara mengekspresikan diri. Aku hidup dalam ketakutan bahwa diriku tidak akan pernah dipahami oleh dunia.

Tapi kemudian kamu datang—menyentuh setiap sisi gelap dalam diriku dan membawaku ke tempat di mana cahaya bisa masuk.

Ada kalanya aku merasa takut, takut jika semua ini terlalu sempurna untuk menjadi kenyataan. Namun, aku ingat lagi, bahwa semua yang kami capai ini bukanlah hasil dari keberuntungan semata, melainkan karena cinta dan kerja keras yang kita bangun bersama. Kamu selalu mendukungku, bahkan saat aku merasa rapuh. Kamu menguatkanku, bahkan saat aku merasa tak layak untuk dicintai.

Sekarang, aku punya segalanya—kamu dan Reiko. Dan setiap kali aku melihat senyum Reiko, aku melihat bagian dari diriku yang mungkin dulu tak pernah kutemukan jika kamu tidak hadir. Kamu dan Reiko adalah alasan aku tetap berjuang, tetap belajar, dan tetap berusaha menjadi sosok yang lebih baik setiap harinya.

Jadi, terima kasih untuk setiap cinta, tawa, dan bahkan air mata yang telah kita lewati bersama. Aku tahu, kita masih akan melalui banyak hal di masa depan, tapi selama kamu di sisiku, aku siap menghadapi apapun. Aku akan terus menulis cerita kita, seperti buku-buku yang selalu kutulis, tapi yang ini adalah buku terbaik—cerita tentang keluarga kecil kita, tentang cinta yang tak pernah pudar.

Aku mencintaimu, Sayang... sekarang dan selamanya.

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Curahan isi hati Reo melalui diarynya.

Apresiasi chapter ini melalui vote dan komen ya. Terima kasih banyak buat kalian semua yang selalu vote dan komen<3

𝗦𝗜𝗟𝗘𝗡𝗧 𝗩𝗢𝗜𝗖𝗘 || 𝐌𝐢𝐤𝐚𝐠𝐞 𝐑𝐞𝐨 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang