[4] Senior High School

3.3K 346 7
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

LIMA TAHUN KEMUDIAN








Hari berganti hari, minggu berganti minggu, bulan berganti bulan, hingga tahun berganti tahun. Tidak terasa waktu selama itu berjalan begitu cepat dan membawa banyak perubahan.

Sudah lima tahun semenjak kejadian buruk menimpa Mikage Reo di sekolahnya. Kini dia tumbuh menjadi pria tampan dengan tubuh tinggi yang sangat ideal. Sejak saat itu, sesuai permohonan yang dia berikan kepada kedua orang tuanya, Reo tidak lagi bersekolah di tempat dan berganti di rumah.

Dia merasa jauh lebih tenang dan bahagia bersekolah di rumah karena hanya sendiri dan tidak ada yang mengganggunya secara langsung. Ada Ito yang selalu menemaninya ketika dirinya tengah belajar sehingga hadirnya wanita tua tersebut menjadi penyemangat.

Janjinya yang dia buat kepada kedua orang tuanya juga ditepati. Walau belajar di rumah, dia sama sekali tidak bersantai dan tetap giat sambil membagi waktu antara pelajaran dengan hobi melukisnya. Banyak pujian yang diberikan oleh para guru pembimbingnya, menandakan kalau dia benar-benar anak yang cerdas.

Namun, kini dia harus kembali ke tempat yang membuatnya trauma mengingat ucapan dari ibunya saat itu. Bahwa, ketika memasuki jenjang pendidikan Sekolah Menengah Akhir, maka dia harus kembali mengenyam pendidikan di sekolah umum.

Tiga tahun.

Dia harus menahannya lagi selama tiga tahun sampai kelulusan.

Dan di sinilah dia sekarang. Berdiri sambil mendongak menatap gedung Sekolah Menengah Akhir yang akan ditempati. Ada banyak murid yang sudah datang dan kebanyakan dari mereka adalah para murid angkatan baru, sama seperti dirinya. Menghela napas panjang, kakinya kemudian kembali melangkah memasuki gerbang sekolah.

Hari ini adalah hari pertama bagi mereka yang merupakan angkatan baru, jadi pasti tidak ada pembelajaran melainkan masa orientasi yang dilakukan oleh para anggota osis. Apa pun itu, dia hanya berharap penuh kepada Tuhan agar tidak ada hambatan seperti pembullyan yang selalu terjadi saat dirinya masih duduk di bangku Sekolah Dasar.

Reo berjalan di koridor sambil melihat ke kanan dan ke kiri untuk mencari papan pengumuman berada. Sampai akhirnya dia melihat banyak murid yang berkumpul pada satu tempat dan membuatnya yakin kalau di sanalah papan pengumuman berada. Namun, baru saja hendak melangkahkan kaki, dia kembali mengurungkan niat karena merasa tidak percaya diri.

Bukan tanpa sebab, mereka pasti akan membicarakannya jika menyadari alat bantu dengar yang bertengger di kedua telinganya. Meski tertutup oleh rambut, bisa saja salah satu dari mereka tidak sengaja melihatnya.

𝗦𝗜𝗟𝗘𝗡𝗧 𝗩𝗢𝗜𝗖𝗘 || 𝐌𝐢𝐤𝐚𝐠𝐞 𝐑𝐞𝐨 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang