[19] Love

214 40 12
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

BEBERAPA BULAN KEMUDIAN



Tidak terasa waktu berlalu begitu cepat semenjak kematian sosok pengasuh, Nenek, sekaligus orang terpenting bagi Reo yaitu nenek Ito.

Pagi hari yang tenang mulai menyapa kota dengan sinar matahari lembut yang membanjiri jalanan. Di salah satu rumah--tepatnya rumahmu, bunyi bel pintu menyentak suasana pagi.

Reo berdiri di depan pintu, dengan wajah penuh kekhawatiran yang tersamarkan di balik senyuman lembutnya. Ia mengetuk pintu dengan hati-hati, tidak ingin mengganggu ketenangan pagi, tetapi cukup keras untuk memastikan bahwa kamu akan mendengar. Perasaannya bercampur aduk, seperti langit yang cerah tapi ada awan yang berarak-arak di kejauhan, menandakan hujan yang bisa datang kapan saja.

Ketika pintu terbuka, menampilkan kamu yang tersenyum ceria lengkap dengan mata berbinar penuh semangat. Senyummu seolah matahari yang mengusir kabut pagi menggelitiki perasaan lelaki berambut ungu tersebut.

Baginya, kamu bukan sekadar teman. Kamu adalah sahabat sekaligus sebagai sosok Malaikat yang muncul di saat-saat paling kelam dalam hidupnya. Kamu adalah cahaya yang menerangi setiap sudut gelap yang pernah ada dalam kehidupannya, menghapus bayang-bayang yang selama ini menghantui.

"Selamat pagi, Reo!" sapamu penuh semangat, suaramu jernih seperti air sungai yang mengalir di antara bebatuan, membawa kesegaran yang tidak bisa dia abaikan.

"Selamat pagi," jawabnya seraya tersenyum lembut, meski dalam hatinya, ia berjuang untuk memahami perasaan aneh yang menyelimuti dirinya. Ada sesuatu yang mengganjal, sesuatu yang belum bisa ia mengerti. "Kamu sudah siap?"

Kamu mengangguk sambil merapikan tas di bahumu.

Kalian berdua mulai berjalan berdampingan menuju sekolah. Lngkah-langkahmu ringan dan penuh semangat. Sementara Reo, meski terlihat tenang di luar, hatinya berdebar kencang seperti drum yang dipukul bertalu-talu. Setiap kali ia mencuri pandang ke arahmu, detak jantungnya terasa semakin cepat, seperti sedang berlomba dengan waktu.

Apa yang sedang terjadi padanya? Apa yang membuatnya begitu gelisah setiap kali berada di dekatmu?

Kenapa aku merasa seperti ini? batinnya bertanya-tanya. Sebenarnya aku ini kenapa?

Berbulan-bulan bersamamu mau tak mau menimbulkan perasaan aneh di dalam dirinya. Sebuah perasaan yang belum pernah dirinya rasakan selama belasan tahun hidup di dunia. Begitu sesak sekaligus menggelitik.

Dia kembali mengingat bagaimana kamu datang dalam hidupnya, seperti sebuah keajaiban yang tidak pernah ia duga.

Saat itu, dia benar-benar berada dalam bahaya dengan kondisi mental terguncang karena pembullyan yang dialaminya dulu kembali terjadi. Namun, kamu datang untuk menolongnya dari mereka dengan penuh keberanian. Senyum cerah dan hatimu yang penuh kebaikan, menyingkirkan awan gelap yang selama ini menyelimuti hidupnya.

𝗦𝗜𝗟𝗘𝗡𝗧 𝗩𝗢𝗜𝗖𝗘 || 𝐌𝐢𝐤𝐚𝐠𝐞 𝐑𝐞𝐨 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang