[13] Small Debate

226 54 4
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Nagi, aku khawatir jika terjadi sesuatu yang buruk pada Reo..." Kamu mengangkat suara dengan penuh kekhawatiran, mengadu pada Seishiro yang duduk di hadapanmu.

Pasalnya pria tersebut selalu ditemani oleh kamu atau teman-teman yang lain ketika berada di sekolah sehingga mencegah murid-murid nakal untuk mengganggunya.

Dan baru kali ini dia pergi sendirian dengan menolak tawaran untuk ditemani.

Reo masih belum kembali, bahkan setelah kamu dan Seishiro berhasil mendapatkan tempat di kantin. Minuman yang kamu pesan juga telah siap untuk diminum.

Hari ini kamu dan Reo berencana menyantap bekal di kantin dan mengajak Seishiro dengan pemaksaan. Seharusnya temanmu itu sudah datang menyusul tapi dia tak kunjung tiba.

Seishiro menyesap minuman miliknya melalui sedotan lalu menggoyangkan benda tersebut secara santai. "Dia pasti akan segera datang. Kalaupun terjadi sesuatu yang buruk, Reo itu kuat, aku yakin dia bisa mengatasinya untuk sekarang," tanggapnya pelan penuh keyakinan.

Irismu berkedip penasaran. "Bagaimana kamu bisa seyakin itu?" Kamu bertanya tanpa ada maksud meremehkan lelaki yang dimaksud. Itu karena dirimu sangat khawatir jika hal buruk seperti waktu itu kembali terjadi.

"Kamu tidak lihat otot-otot di lengannya?" Pemuda jangkung tersebut balik bertanya. "Dia pasti berlatih keras agar bisa mendapatkan otot seperti itu," sambungnya.

Ucapan darinya sukses membuatmu mengingat bagaimana fisik dari pria tersebut. Seishiro benar, Reo memiliki tubuh atletis sebagai hasil dari olahraga yang dia lakukan secara rutin. Kekuatan yang dia miliki pasti besar dan tidak bisa diremehkan.

Kamu menutup mata seraya menghela napas kasar sebelum kembali membukanya. "Aku tahu... tapi jika tidak ada keberanian maka kekuatan tersebut tidak akan berfungsi dengan baik. Maksudku... aku sama sekali tidak meremehkan Reo, tapi aku pernah melihat secara langsung bagaimana murid-murid nakal merundungnya saat awal sekolah."

Melihat reaksimu yang terus khawatir meski sudah diyakinkan, membuat Seishiro ikut merasa tidak nyaman. "Tunggu di sini, aku akan memeriksanya ke toilet." Dia bangkit dari duduk sehingga menimbulkan suara gesekan dari kaki bangku dengan lantai.

Kamu mengangguk paham. "Tolong."

Baru saja ingin melangkahkan kaki, seorang laki-laki bersurai ungu telah lebih dulu berjalan memasuki kantin. "Dia sudah datang."

Kamu menoleh ke belakang, memerhatikan Reo yang berjalan menuju tempatmu dan Seishiro berada begitu dia melihatnya. Sebuah senyuman terukir di wajah tampannya. "Reo..."

Dia melambaikan tangan dan langsung menduduki bangku kosong di sampingmu.

Seishiro ikut melakukan hal yang sama dan menyesap minumannya. "Kamu membuatnya khawatir." Dia membuka suara dengan nada malas, memberitahu kondisimu pada orang yang sejak tadi telah ditunggu.

𝗦𝗜𝗟𝗘𝗡𝗧 𝗩𝗢𝗜𝗖𝗘 || 𝐌𝐢𝐤𝐚𝐠𝐞 𝐑𝐞𝐨 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang