[20] Hidden Feelings

148 34 2
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Sore itu, matahari mulai condong ke barat, menciptakan bayangan panjang di jalanan yang biasa kamu lewati bersama Reo dan Seishiro sepulang sekolah. Langit yang perlahan berubah warna menjadi oranye keemasan membuat suasana semakin syahdu, seolah mendukung segala pikiran dan perasaan yang bergelut di dalam hatimu.

Kalian bertiga berjalan berdampingan, tapi hatimu terasa lebih dekat kepada Reo dari pada Seishiro, seperti biasanya.

Sejak Seishiro melontarkan ide aneh itu di atap sekolah—tentang kamu dan Reo yang harus pergi berdua saja ke pantai membuat pikiranmu terus berputar-putar. Kata-kata itu menggema di benakmu, mengusik perasaan yang selama ini kamu coba sembunyikan di balik senyum ceriamu. Perasaan yang tumbuh pelan-pelan, tapi tidak pernah hilang.

Kamu melirik Reo yang berjalan di sebelahmu. Wajahnya tampak tenang seperti biasa, dengan sedikit senyum yang menenangkan.

Sejak pertama kali bertemu, dia selalu memiliki cara untuk membuatmu merasa nyaman, meskipun kadang tidak menyadari jika apa yang dirinya lakukan sangat berpengaruh terhadap perasaanmu.

Teringat dengan jelas bagaimana saat pertama dirimu mulai merasa ada sesuatu yang berbeda saat bersamanya. Setiap kali belajar bahasa isyarat bersama, tangan kalian lumayan sering bersentuhan. Meski hanya sekejap, tetapi cukup untuk membuat jantungmu berdebar lebih cepat.

Waktu itu, kamu belum mengerti bahasa isyarat secara lancar, dan dia berusaha sebaik mungkin untuk mengajarimu dengan penuh kesabaran. Ada kalanya kamu tidak bisa menahan senyum saat melihat betapa seriusnya dia dalam mengajarimu. Wajahnya penuh konsentrasi, tidak ada sedikit pun kemarahan yang tercetak di wajah tampannya meski kadang dirimu masih belum mengerti.

Reo mungkin tidak menyadari bahwa tindakan kecil seperti memegang tanganmu saat mencoba gerakan yang baru dirinya ajarkan sudah cukup untuk membuat hatimu berdebar-debar. Dia tidak pernah tahu bahwa setiap kali kalian bersama, ada perasaan hangat yang mengalir di hatimu yang membuatmu semakin ingin berada di dekatnya.

"Tidak biasanya kamu diam seperti ini." Seishiro memecah keheningan di antara kalian. Dia melirikmu dengan tatapan ingin tahu di balik wajah tenangnya.

Kamu yang tersadar dari lamunan, langsung menggeleng cepat. "Tidak apa-apa." Senyuman kecil tercetak di wajah cantikmu untuk menutupi kegugupan yang dirasakan. "Hanya memikirkan hasil ujian semester saja," dustamu.

Seishiro hanya mengangguk.

Pikiranmu kembali melayang pada momen-momen yang kamu habiskan bersama Reo. Semua canda tawa, keheningan yang nyaman, dan perasaan yang semakin hari semakin sulit kamu abaikan.

Sampai akhirnya, kalianpun tiba di depan rumahmu.

Kamu merasa sedikit berat untuk berpisah, meskipun itu hanya sementara. Kepalamu menoleh ke belakang, bibirmu mengukir senyuman manis kepada mereka berdua, tetapi kali ini, senyum itu lebih ditujukan kepada Reo. "Terima kasih sudah mengantarku pulang," ucapmu lembut. "Hati-hati di jalan."

𝗦𝗜𝗟𝗘𝗡𝗧 𝗩𝗢𝗜𝗖𝗘 || 𝐌𝐢𝐤𝐚𝐠𝐞 𝐑𝐞𝐨 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang