***
Sebuah mobil Corolla Altis grey metalik berhenti tepat didepan rumah mewah lantai dua bergaya Mediterania modern.
Disekitarnya juga terdapat beberapa mobil mewah lainnya berjejer rapi dihalaman yang cukup luas serta ditanami rerumputan hijau.
Sang pemilik kendaraan keluar dari kemudi disusul seorang wanita lainnya yang berada di sebelah jok kemudi.
Rhea tampak begitu cantik dengan setelan tunik dan jilbab berwarna pastel dipadukan celana Palazzo coklat dipakainya, sementara Arga mengenakan kaos polo abu dibalut jas biru juga celana Chino hitam.
Orang-orang luar ketika melihat keduanya pasti akan menganggap mereka sebagai pasangan sangat serasi, padahal pada kenyataannya justru berbanding terbalik dengan apa yang mereka kira.
Rhea dan Arga hanyalah dua orang Asing yang dengan terpaksa harus menjalani takdir buruk menimpa mereka. Terjebak dalam sebuah hubungan serius yang bahkan tidak pernah mereka harapkan sama sekali untuk terjadi.
"Eh, itu Arga dan istrinya, sahut salah seorang wanita setengah baya dengan balutan busana mewah serta rambut sebahu dibiarkan terurai. Menyambut kedatangan keduanya.
"Ayo," Arga hendak masuk namun menyadari Rhea masih terpaku, pria itu sedikit kesal. Arga lantas berbalik dan spontan menarik paksa sebelah tangan Rhea agar mengikutinya.
Mendapat sentuhan dari Arga untuk kedua kalinya selain setelah ijab kabul, tentu saja Rhea sampai melongo kaget. Bahkan memandang kearah Arga juga tangan digenggamnya secara bergantian.
Namun ia tahu ini hanya permainan licik si kutub saja agar bisa dengan leluasa menyentuhnya. Rhea memicingkan mata kearah Arga Mencoba melepas tangannya, namun pria 28 tahun tersebut malah mempererat gengamannya .
"Tetaplah seperti ini, agar mereka tidak sampai curiga," sela Arga, setengah berbisik.
Rhea berdecak, namun mau tak mau dia menuruti keinginan Arga juga. Keduanya berjalan beriringan dengan tangan saling bergandengan.
"Ini dia yang ditunggu tunggu, Akhirnya pengantin baru datang juga." Sahut Sultan, om Arga seraya tertawa kecil.
"Om Sultan, kapan tiba di Jakarta?" tanya Arga lagi pada om nya itu yang kini memang menetap di Palembang.
"Tadi pagi Ga, sekitaran jam delapanan lewat. Bisa juga ya kamu milih istri nya, dapat cantik dan kelihatannya Sholehah gini. Tapi semoga aja gak galak kayak tantemu!"
Diberitahu seperti itu, Arga hanya merespon dengan senyuman datar. Dalam hatinya dia seolah ingin menepis semua ucapan dari adik papanya tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗜𝗺𝗽𝗿𝗼𝗽𝗲𝗿 𝗠𝗮𝗿𝗿𝗶𝗮𝗴𝗲 [ TERBIT ]
SpirituellesPernikahan harusnya menjadi momen sakral membawa kebahagiaan bagi dua insan manusia yang akan menjalani babak baru dalam sebuah hubungan serius. Namun sayangnya hal itu tidak berlaku bagi Argadana Bramantyo dan Rheana Elmira yang justru menganggap i...