***
Langkah Arga mengayun keluar dari kamar mandi, selepas dirinya baru saja selesai membersihkan diri. Pandangannya lantas tertuju pada keberadaan Rhea di dalam kamarnya. Wanita itu masih terlelap nyaman di sofa bersama selimut pink dikenakannya.
Seraya menggosok rambutnya setengah basah dengan handuk, Arga yang hanya mengenakan kaos singlet putih dan juga celana training panjang, mendekat kearah Rhea.
Sebelah tangannya bergerak mengambil sedikit air dari wadah gelas kaca diatas meja, lalu memercikkan tepat ke arah wajah wanita itu.
Tanpa menunggu lama, Rhea perlahan terjaga, ketika merasakan mukanya terasa dingin dan sudah dalam keadaan sedikit basah.
Begitu matanya perlahan terbuka dan kesadarannya telah kembali, dia langsung dikejutkan dengan keberadaan Arga yang pertama kali dilihatnya. Terlebih ketika menyadari penampilan pria yang kini berdiri tepat dihadapannya, hanya mengenakan kaos kutang, sehingga memperlihatkan tubuh atletisnya.
"Kenapa kamu ada disini?!" selorohnya panik.
Spontan Rhea menyingkap selimutnya untuk memeriksa dan memastikan, namun merasa tidak ada yang ganjal, barulah setelahnya, dia bisa sedikit bernafas lega.
"Harusnya aku yang menanyakan demikian. Bukannya kamu sendiri kan yang kemarin menolak usulanku. Lalu apa yang terjadi sekarang "sindir Arga. Tersenyum meremehkan.
Dia berbalik badan memunggungi Rhea dan berjalan menuju lemari untuk mengambil baju dan peci.
"Aku juga hanya terpaksa melakukannya. Kalau bukan karena ayah dan ibuku, aku pun enggan menginjakkan kaki di kamar ini." Imbuh Rhea, tak mau kalah. Bangkit dari tempatnya .
"Baiklah, tapi setidaknya selama menumpang disini, usahakan juga untuk tahu diri! Dan satu lagi, aku pun tidak sudi untuk menyentuh tubuhmu. Cepatlah bersiap karena ayah dan ibumu pasti sedang menunggu kita dibawah!."
Tanpa menunggu jawaban dari Rhea, Arga berjalan menjauh dari kamar. Memberi waktu pada wanita tersebut agar bisa segera berkemas.
Sedang Rhea hanya diam mematung dengan perasaan gondok. Kepalanya seperti ingin meledak menghadapi sikap Arga yang semakin menyebalkan tiap harinya.
-
Hembusan angin sejuk menerpa dikala subuh. Suasana begitu menenangkan biasanya akan dirasakan oleh Rhea saat menjelang pagi tiba, dan dengan senang hati Rhea pasti akan menyambutnya.
Namun sepertinya tidak berlaku kali ini. Tepatnya saat dirinya dan Arga melangkah menuju lantai bawah untuk menunaikan sholat subuh secara berjamaah.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗜𝗺𝗽𝗿𝗼𝗽𝗲𝗿 𝗠𝗮𝗿𝗿𝗶𝗮𝗴𝗲 [ TERBIT ]
Tâm linhPernikahan harusnya menjadi momen sakral membawa kebahagiaan bagi dua insan manusia yang akan menjalani babak baru dalam sebuah hubungan serius. Namun sayangnya hal itu tidak berlaku bagi Argadana Bramantyo dan Rheana Elmira yang justru menganggap i...