***
Sebuah mobil abu berplat B berhenti tepat di butik milik Rhea. Sepersekian detik kemudian seorang pria masih dengan setelan lengkap kantornya, turun dari kendaraan itu.
Dia mengamati sekitarnya sebentar, sekaligus menguatkan keberaniannya untuk menemui seseorang yang ada didalam sana. Walau Ini bukan kali pertama dia kesini namun baru sekarang dia mencoba untuk masuk kedalam. Pasalnya dulu setiap kali datang untuk menjemput seseorang, dia hanya sekedar menunggu di luar saja atau di mobil, tapi kali ini tidak lagi, karena situasinya sungguh jauh berbeda.
Pria itu melihat seorang laki-laki baya berumur sekitar 40 an, baru saja keluar dari sana. Dia menghirup nafas panjang lalu membuangnya secara perlahan. Dengan ragu lantas melangkah maju memasuki toko fashion berlantai dua itu.
Keadaaan di dalam tidak begitu ramai. Hanya ada beberapa pembeli tengah memilih milih baju dan juga karyawan yang sibuk dengan aktivitas masing-masing. Dia menyapu pandangan ke seluruh penjuru arah, namun justru tidak menemukan keberadaan seseorang dicarinya. Apa mungkin tidak datang?
"Eh, liat deh Ri. Itu masnya ganteng juga, kalau diperhatikan mirip sama oppa Korea di tivi, loh" celetuk seorang karyawan yang tengah berjaga, seraya berbisik. Dia tampak tersenyum senang.
Teman disebelahnya hanya merespon dengan gelengan malas,"Dasar kamu Nis, gak bisa liat yang ganteng-ganteng aja matamu itu," timpalnya seraya merapikan susunan pakaian di rak lemari.
"Biarin, lumayan kan buat cuci mata," sambungnya, tak mau kalah.
"Maaf mas, ada yang bisa kami bantu," sapa seorang karyawan yang tengah berdiri di meja kasir dengan ramah. Mengalihkan perhatian si pria yang tak lain Arga itu sesaat, lalu diapun menanyakan .
"Bisa bertemu dengan pemilik butik ini?!" sahutnya dengan ragu.
"Apa Mas juga mau menawarkan kontrak kerjasama?!" tanyanya balik.
Arga yang sempat bingung dengan jawaban kasir itu, menggeleng cepat.
"Tidak, Saya ... ada sedikit keperluan penting." Balas Arga singkat.
"Oh, maaf Mas, mbak Rhea kebetulan ada diatas. Mungkin sedang istirahat. Tapi kalau memang karena urusan penting, akan segera saya panggilkan.
Balas Nindy, lalu beralih menghampiri temannya yang sempat berbisik tadi.
"Nisa tolong panggilin bos diatas ya, bilang ada yang nyariin." Ucap Nindi pada temen seprofesinya.
"Siapa? Mas itu ya Nin?!" Tanya Nisa lagi, kepo.
"Iya, cepetan gih,"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗜𝗺𝗽𝗿𝗼𝗽𝗲𝗿 𝗠𝗮𝗿𝗿𝗶𝗮𝗴𝗲 [ TERBIT ]
EspiritualPernikahan harusnya menjadi momen sakral membawa kebahagiaan bagi dua insan manusia yang akan menjalani babak baru dalam sebuah hubungan serius. Namun sayangnya hal itu tidak berlaku bagi Argadana Bramantyo dan Rheana Elmira yang justru menganggap i...