***
"Kamar mbak Danira dimana Tan, saya ingin membesuknya?" Tanya Rhea beralasan. Suaranya gemetar dan lirih. Namun sebisa mungkin dia berusaha tenang Agar mama mertuanya tidak sampai curiga akan sikapnya kini.
"Itu di kamar paling ujung sebelah kanan."
Tante Mira memberitahukan. Nadanya terkesan datar. Rhea tahu, wanita tua itu pasti merasa terusik akan kehadiran dirinya di rumahnya, Namun dia memilih untuk mengabaikan dan lebih tertuju pada keberadaan suaminya saat ini.
"Aku kesana dulu, Ma," pamit Rhea, diikuti sesak yang bergemuruh.
Dengan segenap keraguan, dia berjalan menuju satu kamar yang dikatakan Tante Mira. Mencoba melawan segala beban pikiran yang menghantui sedari tadi. Dari kejauhan samar-samar indera pendengarannya sudah menangkap suara berat suaminya yang tampaknya sedang asik mengobrol dengan wanita itu. Dia pun semakin mendekatkan langkah nya.
Dan benar saja, tepat di depan pintu kamar yang sepertinya sengaja dibuka lebar, dia telah mendapati suaminya tengah berduaan bersama Danira dengan jarak tidak begitu jauh. Arga duduk di kursi samping ranjang, dimana Danira kini bersender pada tempat tidur.
"Iya Ga, aku seneng banget. Thanks ya!
Danira menyahut. Sebelah tangannya memegang pergelangan Arga diikuti tawa kecil begitu juga Arga yang ikut tersenyum menatap wanita itu begitu intens.
Entah apa yang telah dibicarakan oleh keduanya, namun pemandangan didepannya itu sukses mengiris sejuta luka dihati Rhea, sehingga kini menyisakan perih. Sesak di dada yang sedari tadi dirasanya semakin menyiksa manakala menyaksikan sendiri bagaimana Suaminya bermesraan dengan wanita itu.
Tanpa diminta Air mata Rhea jatuh begitu saja namun dia hapus segera.
Menyadari kehadiran seseorang di depan kamarnya, Danira menoleh dan cukup terkejut melihat keberadaan Rhea yang sudah berdiri disana dengan tatapan sayu.
"Mbak, Rhea!" Begitu nama istrinya disebut, Arga spontan ikut berbalik badan.
Sama seperti Danira, Arga juga sama terkejutnya dan seketika berdiri. Mungkin dia tak menyangka akan keberadaan Rhea diantara dia dan wanita itu saat ini.
Rasa marah, kecewa dan sakit begitu pedih tergambar jelas dari raut wajah Rhea yang masih terpaku diambang pintu. Namun berusaha dia sembunyikan dari dua orang yang ada dihadapannya.
"Sayang ..."
"Mbak Ra, bagaimana keadaannya, sudah lebih baikan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗜𝗺𝗽𝗿𝗼𝗽𝗲𝗿 𝗠𝗮𝗿𝗿𝗶𝗮𝗴𝗲 [ TERBIT ]
EspiritualPernikahan harusnya menjadi momen sakral membawa kebahagiaan bagi dua insan manusia yang akan menjalani babak baru dalam sebuah hubungan serius. Namun sayangnya hal itu tidak berlaku bagi Argadana Bramantyo dan Rheana Elmira yang justru menganggap i...