Bagian 41

1.4K 39 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Arga mengayunkan langkah menjauh dari pelataran mesjid menuju parkiran, usai menuntaskan kewajibannya. Baru saja tangannya akan menarik handle mobil untuk dibuka namun geraknya mendadak terhenti. Suara dering ponsel yang terdengar nyaring menginterupsi untuk merogoh saku celananya dan meraih benda pipinya itu.

Melihat nama Danira tertera pada layar berukuran 6,3 inci, Arga segera mengangkat panggilan dari wanita tersebut.

"Iya, Ra?"

"Kamu sudah pulang kantor belum, Ga?"

"Sudah, Ini masih sementara di perjalanan, kenapa memangnya?!"

"Boleh ketemu sekarang?! Aku mau ngobrolin sesuatu."

Arga sempat terdiam sebentar lalu mengiyakan, "Iya, Mau ketemu dimana?!"

"Di Xbone cafe, Aku tunggu ya jangan sampai lupa," Danira mematikan sambungan telepon setelahnya, tanpa mengatakan apapun lagi.

Arga mengamati layar ponselnya untuk memastikan lalu menghembuskan nafas kasar. Sebenarnya dia malas bertemu dengan Danira hari ini, apalagi menerima ajakannya karena ingin langsung pulang saja, mengistirahatkan tubuhnya. Namun Arga pikir tidak ada salahnya juga untuk memenuhi permintaan sahabatnya masa kecilnya kali ini saja.

Hingga kemudian dia melajukan mobilnya ditempat yang telah dijanjikan oleh Danira barusan. Cukup menempuh perjalanan 20 menit dia sudah tiba di lokasi yang dijanjikan. Sebuah cafe bernuansa estetik dan Instragramble yang berdiri di pusat kota jakarta.

"Kamu mau ngomong apa, Ra?!" tanya Arga to do points. Setelah duduk di kursi yang berhadapan dengan Danira.

"Besok pagi, aku sudah mau balik ke Melbourne lagi, Ga," Danira memberitahu. Sedikit menunduk dan menghela nafas.

"Bukannya masih ada seminggu lagi ya Ra, kamu di sini,?!" Sahut Arga menyesap sedikit minuman Cold brew coffee with milk, pesanannya.

"Harusnya iya Ga, cuma semalam ayah ngehubungin duluan, buat nyuruh aku dan ibu segera pulang. Udah kangen katanya, padahal baru juga ditinggal sebentar,"

Ada sedikit tawa kecil serta senyum yang diperlihatkan Danira, meski begitu hatinya tidak bisa bohong kalau dia masih berat untuk meninggalkan negara asalnya. Apalagi suasana seperti ini yang sudah sejak puluhan tahun lamanya, Danira rindukan. Tetapi dia juga tidak punya pilihan lain.

"Oiya, bagaimana hubungan kamu dengan mbak Rhea, Ga?!" melihat Arga yang sedari tadi lebih banyak diam, Danira membuka obrolan lagi.

𝗜𝗺𝗽𝗿𝗼𝗽𝗲𝗿 𝗠𝗮𝗿𝗿𝗶𝗮𝗴𝗲  [ TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang