***
"Ini uangnya pak Asep. Ini barangnya sudah aa semua kan?"
"Lengkap kok, mba Rhe. Tadi sudah saya cek satu-satu."
"Alhamdulillah, kalau begitu. Makasih ya pak Asep. Oiya sama ini, silahkan diterima."
Rhea kembali menyodorkan beberapa lembar uang sebagai bonus tambahan pada lelaki bertubuh kurus dan berbaju lusuh didepannya. Dimana lelaki baya itu memang sudah sering mengantarkan bahan-bahan untuk berbagai keperluan butiknya.
"Eh, apa ini mba? Loh nggak usah mba Re, bulan kemarin kan udah." Tolaknya tidak enak.
"Nggak apa-apa pak Asep, ambil aja. Gak baik loh nolak rejeki. Lagipula kemarin sama hari ini kan juga beda."
Rhea berujar dengan senyuman ramah. Dia memang sangat suka memberi pada siapapun, terutama yang dianggapnya layak dan memang butuh. Tanpa pandang bulu apapun jenis pekerjaannya, selama itu didapat dengan cara halal.
"Alhamdulillah,Terimakasih banyak mba Rhe. Saya doakan rezekinya makin lancar, dan usahanya juga tambah sukses," balas lelaki bernama pak Asep itu lagi, mendoakan.
Sesekali juga lelaki berusia sekitaran lima puluhan tersebut kedapatan mengusap dahinya yang sudah bercampur peluh, akibat cuaca cukup terik.
"Aamiin, sama-sama pak. Semoga uangnya bermanfaat ya dan bisa dipergunakan sebaik mungkin." Sahut Rhea, sembari memindahkan satu persatu Barangnya.
"Pasti mba, Saya pamit dulu kalau gitu mba Rhe, mari," pamit pak Asep kemudian.
Senyuman Rhea belum juga pudar sampai perlahan tubuh pak Asep menjauh darinya. Mengayuh roda becak tua yang digunakan untuk membawa barang-barangnya tadi.
"Rhe, jajan yuk! gue lagi pengen banget nih makan rujak buah yang ada di sebrang sana."
Pandangan Rhea berpindah begitu sahabatnya Nara keluar dari butik dan mengajaknya membeli rujak yang berada di emperan jalan, depan butiknya.
"Ciye bumil yang lagi ngidam."
Goda Rhea dengan iseng, kala sahabatnya mulai merasakan salah satu momen di masa kehamilannya sekarang.
"Apaan sih Rhe, orang gue cuma lagi pengen aja kok!" Sela Nara dengan wajah menekuk.
"Iya Nar, pengen. Tapi dalam artian disini Lo pengen karena memang bawaan ngidam kan." Tunjuk Rhea dengan mata menyipit.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗜𝗺𝗽𝗿𝗼𝗽𝗲𝗿 𝗠𝗮𝗿𝗿𝗶𝗮𝗴𝗲 [ TERBIT ]
Tâm linhPernikahan harusnya menjadi momen sakral membawa kebahagiaan bagi dua insan manusia yang akan menjalani babak baru dalam sebuah hubungan serius. Namun sayangnya hal itu tidak berlaku bagi Argadana Bramantyo dan Rheana Elmira yang justru menganggap i...