***
Sendu dan ragu kian menyelimuti di relung hati Nara, kala dia harus mengatakan hal yang mungkin saja akan menyakiti perasaan sahabatnya.
Namun dia tidak punya pilihan lain, hanya itulah cara satu-satunya. Demi menyelamatkan kehidupan satu orang yang dia cintai, walau begitu menyakitkan baginya saat tahu, pria tersebut justru hampir melakukan perbuatan yang sangat bejat pada sahabatnya.
Apalagi akibat perbuatannya pula, suami dari sahabatnya itu sampai harus masuk rumah sakit dan mendapatkan penanganan lebih serius.
Namun itulah yang dinamakan perjuangan cinta.
Terserah jika Rhea nantinya akan membencinya dan menganggap dirinya sebagai wanita paling bodoh karena masih membela dan mengharapkan cinta pada seseorang seperti Aldo, padahal jelas-jelas pria itu saja tidak mengharapkan dirinya, tetapi perasaan cintalah yang menjadikan dia seperti ini ... Buta akan kenyataan.
"Ternyata Ada di sini toh, mbak cariin dari tadi juga.!"
Seruan seorang wanita yang tidak asing ditelinga Nara menghentikan lamunannya yang sedari tadi hanya duduk termenung sendiri di bangku taman belakang kos nya.
Nara berbalik badan dan menemukan Wina, teman satu kosnya sudah berdiri dengan tangan bersedekap di dada.
"Eh, mba Wina kirain siapa?" Nara beranjak dari duduknya dan menghampiri wanita yang usianya tiga tahun lebih tua darinya itu.
"Jangan suka dibiasakan Nar, melamun sendiri di tempat sepi, apalagi sore-sore begini nanti kesambet loh," peringat Wina padanya. Namun hanya ditanggapi oleh Nara dengan senyum kecut.
"Ada apa mba? Tumben kesini?!." sahut Nara lagi.
Jika biasanya dia berbicara dengan Rhea menggunakan kata Lo - gue tapi tidak berlaku pada teman kostnya satu ini. Mau bagaimanapun dia harus menghormati orang yang usianya lebih tua darinya, sebab itu yang pernah diajarkan oleh almarhum ibunya sebelum meninggal.
"Ini Nar, ada yang nyariin kamu tuh, di luar."
"Hah, mau ketemu saya?! Siapa mba?! Rhea?!!" Tanyanya penasaran. Walau Nara tidak yakin. pasalnya dia tahu betul jika sahabatnya itu ingin bertemu dengannya, pasti Rhea akan menghubunginya terlebih dahulu untuk memastikan keberadaannya. Dan hampir seharian Ini juga Rhea belum mengabarinya.
"Bukan Nar! Kalau Rhea mah, mbak juga udah tahu. ini yang datang laki-laki, Nar. Penampilannya kayak berandalan gitu. Mbak juga lupa nanya namanya. Tapi coba deh, kamu lihat sendiri," ujar Wina lagi kemudian pergi. Semakin menambah rasa penasaran Nara pada seseorang yang katanya mirip "berandalan"tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗜𝗺𝗽𝗿𝗼𝗽𝗲𝗿 𝗠𝗮𝗿𝗿𝗶𝗮𝗴𝗲 [ TERBIT ]
EspiritualPernikahan harusnya menjadi momen sakral membawa kebahagiaan bagi dua insan manusia yang akan menjalani babak baru dalam sebuah hubungan serius. Namun sayangnya hal itu tidak berlaku bagi Argadana Bramantyo dan Rheana Elmira yang justru menganggap i...