***Para tetangga dan kerabat satu persatu mulai berdatangan, sekedar melayat dan mendoakan Almarhum untuk terakhir kalinya.
Termasuk Tyo, Sarah dan Salma yang juga baru tiba disana. Begitu mendapat kabar dari putranya mengenai kabar kematian Abimana, Tyo dan Sarah bergegas menuju kediaman dari menantunya .
"Aku turut berduka cita ya, Rat!" Sarah berujar, memeluk sahabat lama yang kini telah menjadi besannya.
"Terimakasih, Sar. Aku gak nyangka mas Abi bisa pulang secepat itu," Ratna yang sedari tadi mencoba untuk tegar, kembali berderai air mata.
"Kamu harus kuat, demi Rhea dan Ardan juga, Rat. Ini semua sudah jadi takdir dan kehendak Allah. Mas Abi sekarang sudah tenang di alam sana," Sambung sarah lagi menguatkan seraya mengusap punggung Ratna. Sebagai sesama wanita yang juga memiliki kedekatan, sudah pastilah Sarah begitu mengerti apa yang kini dirasakan oleh Ratna.
Berselang beberapa saat, Sarah menjauhkan tubuhnya kemudian berganti ke wanita disebelah Ratna yang tak lain adalah menantunya.
Dan lagi, tangis Rhea kembali luruh tatkala wajahnya membenam dalam bahu hangat mama Sarah.
"Ikhlas ya, sayang. Kamu pasti bisa. Kamu pasti kuat, Ayahmu orang yang baik, dia pasti tak ingin kalau kamu terus-menerus larut dalam kesedihan ini." Rhea bergeming, hanya anggukan pelan diberikan wanita 26 tahun itu.
Tyo duduk di samping Arga, bergabung dengan para bapak-bapak serta beberapa anak muda yang juga datang melayat disana.
Tepat memasuki sholat dzuhur tiba, jenazah Abimana segera di sholatkan di masjid terdekat usai dimandikan terlebih dahulu. Selanjutnya dibawa ke tempat peristirahatan terakhirnya, yaitu di sebuah pemakaman umum yang jaraknya kurang lebih satu kilometer dari kediamannya.
Bersama para warga lainya, Arga ikut mengantarkan mendiang Ayah mertuanya itu ke pusara terakhirnya. Dia juga turut membantu dalam proses pemakaman, dimana dia dan Ardan turun langsung dalam menguburkan jenazah ke liang lahat.
Bahkan tidak peduli lagi dengan pakaiannya, yang kini sudah basah dan kotor karena terkena tanah bercampur keringat.
Beberapa orang sudah terlihat meninggalkan area pemakaman setengah jam lalu, dan kini hanya menyisakan dua keluarga saja disana, yaitu keluarga Rhea serta keluarga Arga.
Rhea masih setia berjongkok didepan pusara ayahnya. Menatap dengan sendu seraya mengusap batu nisan bertuliskan nama Abimana Prasetyo.
Setengah hatinya seakan belum ikhlas menerima keperian ayahnya untuk selama-lamanya. Terlalu sulit baginya untuk berpisah dengan sosok yang menjadi cinta pertama dalam hidupnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗜𝗺𝗽𝗿𝗼𝗽𝗲𝗿 𝗠𝗮𝗿𝗿𝗶𝗮𝗴𝗲 [ TERBIT ]
EspiritualPernikahan harusnya menjadi momen sakral membawa kebahagiaan bagi dua insan manusia yang akan menjalani babak baru dalam sebuah hubungan serius. Namun sayangnya hal itu tidak berlaku bagi Argadana Bramantyo dan Rheana Elmira yang justru menganggap i...