***
"Kamu pikir pernikahan kita baik-baik saja?Enggak mas! Yang ada, malah pernikahan kita semakin renggang! Selama ini, kamu terlalu sibuk dengan urusan bisnis mu itu sehingga jarang ada waktu dirumah dan seolah tidak peduli lagi dengan aku dan Aldo."
"Asal kamu tahu Mareta, aku sibuk mengembangkan bisnisku untuk masa depan Aldo juga nantinya. Sebab aku sudah mempersiapkan dia sebagai penerus pemimpin perusahan ku selanjutnya. Dan Ya, apa cuma karena itu saja, alasan kamu menginginkan perpisahan ini,?"
"Maksud kamu apa mas?"
"Sudahlah Mareta, tidak usah bersandiwara lagi. Apa kamu pikir aku tidak tahu segalanya. Bahwa selama ini, diam-diam kamu telah bermain api di belakangku dan tanpa sepengetahuanku juga, kamu sering menemui mantanmu itu kan. Bahkan kamu mengatakan padanya kalau dia jauh lebih baik dari aku dan kamu merasa lebih nyaman bersamanya,"
"D-ari mana mas bisa ....?"
"Kamu tidak perlu tahu! Namun yang tak pernah aku sangka, begitu mudahnya kamu melakukan hal itu, Mareta !!" sesal Ramon, papi Aldo.
"Ya! Apa yang mas katakan semuanya, memang benar! Dan harus mas tahu! itu semua adalah bentuk pelampiasan dari kekecewaanku selama ini pada mas."
"Bentuk kekecewaan kamu bilang! Baiklah, kalau memang demikian. Sekarang kamu boleh angkat kaki dari rumahku, karena mulai detik ini aku telah menceraikan mu, sebagaimana yang kamu minta. Pergilah menjauh bersama pria itu dan jangan pernah lagi muncul dihadapanku!!"
Aldo tanpa sengaja menguping pembicaraan kedua orang tuanya kala itu, tentu lah merasa sedih dan tak percaya.
Perpisahan kedua orang tuanya yang tak pernah ia harapkan terjadi, telah pupus sudah. Beriringan dengan kenyataan pahit yang baru saja didengar dari papinya, membuatnya benar-benar Syok.
"Pi .. Mi," panggil Aldo lirih. Dia yang sedari tadi bersembunyi dibalik tembok pembatas antara ruang tamu dan ruang keluarga langsung berjalan pelan menghampiri keduanya dengan perasaan sedih.
"Aldo,"
"Aldo sayang."
Mareta hendak memeluk putranya,
namun Aldo justru menepis tangannya."Stop mi!" Aldo mundur selangkah untuk menghindar. Air mukanya memerah karena amarah.
Tentu saja perlakuan tak biasa putranya membuat mareta kaget.
"Jangan sentuh Aldo! Sudah cukup ucapan mami barusan mematahkan kepercayaan Aldo selama ini. Aldo sangat kecewa sama mami!!"
"Maafin mami sayang!" Sesal Mareta, menangis luruh.
"Aldo sudah tak ingin dengar apapun lagi dari mami!!"
Aldo yang sudah terlanjur kecewa berlalu pergi membawa kesedihan disertai amarah dalam dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗜𝗺𝗽𝗿𝗼𝗽𝗲𝗿 𝗠𝗮𝗿𝗿𝗶𝗮𝗴𝗲 [ TERBIT ]
Tâm linhPernikahan harusnya menjadi momen sakral membawa kebahagiaan bagi dua insan manusia yang akan menjalani babak baru dalam sebuah hubungan serius. Namun sayangnya hal itu tidak berlaku bagi Argadana Bramantyo dan Rheana Elmira yang justru menganggap i...