Bagian 22

1.6K 49 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Disini Lo rupanya!!

Aldo berbalik arah, tatkala suara bariton seseorang menarik kembali lamunannya secara paksa, disusul hembusan nafas berat saat tahu siapa pemilik dari suara tersebut.

Sungguh, dia sangat malas bertemu dengan pria itu sekarang.

"Gue cariin dari tadi juga!" Sahut orang itu lagi yang ternyata adalah Viko.

"Kenapa Lo, nyariin Gue! Gue gak mau ketemu sama siapapun sekarang!!" Imbuh Aldo tanpa menatap lawan bicaranya. Dia justru mengambil sebatang rokok di atas meja yang kemudian dia bakar dan hisap begitu dalam.

"Ada yang pengen gue bicarain serius sama Lo! Dan ini gak hanya menyangkut masalah satu orang saja tetapi lebih dari itu!" Sahut Viko, mengambil tempat duduk di depan Aldo.

"Apa?" Sahut Aldo serius, masih dengan wajah angkuhnya.

Viko lalu mengeluarkan satu lembar amplop putih bergaris pink dari dalam sakunya dan memberikan pada Aldo.

Aldo menatap amplop yang kini sudah berpindah ke tangannya, lalu Viko secara bergantian.

"Apa ini?! Aldo kembali menanyakan.

"Lo baca aja sendiri!" Tanpa menunggu lama, Aldo segera membuka amplop dan mengambil lembar kertas yang ada didalamnya.

--

Diruangan serba putih dengan bau khas obat-obatan, Arga terbaring lemah, dengan infus yang melekat di tangan kiri. Jiwanya memang belum pulih, namun memory otaknya seolah terus menerus merekam dan memutar segala peristiwa yang telah dialami dalam hidupnya selama ini.

Tak terkecuali insiden beberapa jam lalu, bahkan dikala pernikahannya bersama wanita itu. Semua potongan-potongan kejadian tersebut bak puzzle yang berusaha disusun kembali dalam ingatan, walau saat ini Arga belum juga sadarkan diri.

#Flasback

Diatas tempat tidurnya, Arga terduduk dan bersemayam dalam diam. Pandangannya lurus namun kosong, bukan menatap benda yang ada dihadapannya melainkan memikirkan apa yang dikatakan Tyo dan Sarah beberapa waktu lalu.

"Mama sudah membicarakan hal ini dengan Tante Ratna dan om Abimana Ga, dan mereka menyetujuinya. Semua demi kebaikan kalian juga!" Terang Sarah memberitahukan pada putra satu-satunya itu tentang rencananya.

"Benar Ga! Apalagi dengan adanya kejadian yang sudah menimpa kamu dan Rhea kemarin. Mungkin ini jalan paling terbaik untuk kalian. Keputusannya sekarang ada di kamu." Tyo berujar dengan raut muka serius.

"Tapi Pa, Ma, semua hanya salah paham dan tanpa sengaja terjadi. Kami juga tidak melakukan apa yang telah dituduhkan!!" Arga berkilah. Berusaha menepis segala anggapan buruk orang-orang mengenai insiden yang telah menimpanya.

𝗜𝗺𝗽𝗿𝗼𝗽𝗲𝗿 𝗠𝗮𝗿𝗿𝗶𝗮𝗴𝗲  [ TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang