"Dasar cowok culun!"
"Mimpi banget cowok kayak lo pengen dapetin cewek cantik, pinter, populer!"
"Sadar diri dong lo!"
"Ngaco dong! Punya kaca gak di rumah? Apa perlu gue beliin?"
Laki-laki berkaca mata dengan rambut klimis itu berjalan menyusuri koridor sekolah dengan hati yang begitu sakit. Cacian demi cacian harus ia terima dengan lapang dada karena memang ia menjadi salah satu siswa yang selalu menjadi bahan ejekan di sekolahnya. Entah apa kesalahannya, ia sendiri tidak tahu.
Mungkin karena penampilannya yang terlihat kampungan, kebiasannya juga yang kerap kali membawa beukal makan siang ke sekolahnya membuatnya dianggap sebagai anak mami.
Dan sekarang adalah puncak pembullyannya, saat di mana rahasianya tak sengaja terbongkar salah satu siswa di sana yang mana ia mengetahui bahwa laki-laki itu menyukai salah satu siswi populer di sekolahnya.
Salah satu siswa di sana menyiramkan air yang laki-laki itu yakini air bekas pel. Baju seragam dengan atasan putih dengan bawahan biru itupun basah juga kotor. Tak ada yang menolongnya di sana, bahkan semuanya nampak tertawa bahagia seperti tak memiliki hati nurani sama sekali.
Tangan laki-laki itupun mengepal kuat, dadanya naik turun, emosinya sudah sangat memanas dan mulai detik itu juga ia sudah menanamkan kebencian di dalam hatinya dan dari kejauhan ia melihat seseorang yang menjadi penyebabnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TIPU DAYA CINTA
Teen FictionKata orang cinta itu indah. Di mana kita bisa disayangi sepenuh hati, diberi perhatian tanpa pamrih juga dilindungi tanpa dipinta. Tapi tidak bagi Clarista, ia terjebak dalam sebuah permain cinta yang penuh dengan tipu daya. Diberi suka juga diberi...