CHAPTER 24

41 6 0
                                    

Assalamualaikum readers....

Maaf untuk waktu yang lama aku tidak update lagi cerita Arkhana, banyak hal yang membuat aku harus istirahat sebentar saat melanjutkan Arkhana. Terimakasih buat kalian semua yang masih setia dengan cerita Arkhana yaaaa.... 🥰🙏🏻

Happy reading guys.....
-

-

-

Arkhan menarik napas dalam-dalam merasakan lelah pada hari ini. Ia merasa belum cukup istirahat, karena saat kemarin acara pernikahan berlangsung sampai sore dan saat malam masih banyak tamu yang berada di rumahnya.

Zulfa yang berjalan membawakan secangkir teh hangat dengan senyum manisnya.

"Nih gue buatin Lo teh hangat, diminum ya!"

"Ya ampun istri Sholehah ku, terimakasih" Arkhan mencubit lembut hidung Zulfa.

"Lebay, di minum sebelum dingin"

"Iyah" Arkhan menyeruput secangkir teh hangat itu.

"Aahhh, makasih ya sayang badan saya jadi lebih enak"

"Sama-sama" nyaman rasanya saat melihat Arkhan tersenyum.

"Oh iya, tadi pagi perempuan yang bernama Ayra itu teman Lo?" Lanjut Zulfa.

"Bukan teman, tetapi Umma dan Abba yang berteman dengan orang tua nya Ayra"

"Apa iya?"

"Iyaaa benar sayang"

"Tadi saat ada gw dan Ayra dia bilang sesuatu"

Wajah Arkhan seperti bertanya-tanya apakah Ayra membuat masalah kali ini. "Bilang apa?"

"Nanti tahun depan dia akan gantiin posisi gue"

"Ganti posisi bagaimana?"

"Iya mengganti posisi menjadi istri Lo"

"Memang kalian berdua ada hubungan apa sebelumnya?

****

Arkhan menarik napas perlahan dan mencoba menjelaskan supaya Zulfa mengerti.

Arkhan menggenggam tangan Zulfa. "Kamu tau saat dulu Abba dan ayahnya Ayra berteman, Abba merasa Ayra adalah perempuan yang baik akan hal agama maka dari itu Abba dan ayah dari Ayra merencanakan kami berdua di jodohkan, setelah mas wisuda".

"Lalu?" Zulfa penasaran dengan kelanjutannya.

"Dari sekian banyak wanita di kota ini, negara ini dan dunia ini mas hanya tertarik kepada satu perempuan yaitu Zulfa Syafia Iqala ia adalah wanita yang sangat-sangat mas sayangi dan cintai saat pandangan pertama mas".

"Kenapa Ayra berbicara seperti itu.. karena memang kami sempat ke jenjang pertunangan, tetapi mas memilih untuk menolak dan memperjuangkan kamu sebagai istri mas satu-satunya".

"Hanya itu, mas?"

"Iya hanya itu sayaaang" Zulfa memeluk hangat tubuh Zulfa.

"Terimakasih sayaaang sudah menerima mas sebagai pemimpin di keluarga kecil kita"

"Sama-sama mas Arkhan"

Zulfa bangkit dari pelukan Arkhan dan duduk di hadapannya.

"Oh iya mas, kamu tau gak? Ayah mengajak kita makan bersama besok di pantai, pasti seru sekali mas"

"Oh iyaa? Bagus sekali ide nya"

"Kata ayah mau gelar tikar Disana, nanti ada bibi Fatin juga sama pipi Haris"

ARKHANA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang