Assalamualaikum semuaaa 😊😊😊 langsung aja yaaa
Happy reading guys.....
-
-
-
Arkhan menghela napas panjang ia menyenderkan punggungnya di badan kursi, pandangannya menatap ke langit senja.
"Gue"
"Apa?" Farhan dan Abizar sontak kaget dengan kompak menatap satu sama lain mereka terheran sekaligus senang.
Arkhan duduk dengan posisi tegapnya menatap satu persatu temannya dengan sedikit senyuman di bibirnya.
"Iya mangkanya hari ini gue ajak kalian untuk bertemu, kemarin gue sempat membawa keluarga gue untuk pergi melamar Zulfa" ucapan Arkhan yang sangat terpacu dalam pengucapannya.
"Terus di terima kan?" Tanya Farhan penasaran.
Arkhan memasang wajah lesuh dan kembali menyandarkan punggungnya di badan kursi.
"Belum ada jawaban"
Abizar dan Farhan menatap satu sama lain, "tenang Khan pasti dia bakal terima niat baik Lo, gue yakin itu"
Farhan bangkit dari kursinya menuju ke belakang kursi yang Arkhan duduki ia sedikit memijit pundak Arkhan agar mengurangi bebannya walau hanya sedikit.
"Yok semangat yok sudahlah jangan galau pasti di terima kok"
Arkhan pun mengangguk paham.
*****
Rasa kecewa telah menyebar pada diri Rafandra saat ia tau siapa dalang dari perampokan malam itu.
Rafandra memegang dadanya yang sudah terasa sesak, "astaghfirullah Dion" itu lah yang terucap dari mulut Rafandra.
Sebenarnya Dion hanya rekan kerja saat Rafandra belum mengambil pensiun ia adalah seorang yang sangat baik Rafandra pun saat ini masih belum percaya dengan data yang ia pegang.
Rafandra kembali menatap polisi yang berada di hadapannya.
Pak polisi merasa iba dengan apa yang terjadi kepada keluarga Rafandra.
"Mohon maaf pak Rafandra kami masih berusaha untuk mencari pelaku tersebut"
"Sebelumnya apakah anda mengenal sang pelaku?" Tanya polisi dengan jari yang sibuk mengetik laporan terbaru.
"Iya pak saya mengenalnya ia adalah rekan kerja saya saat saya masih bekerja tetap"
Laporan telah selesai walau sudah mengetahui siapa dalang dari kejadian itu tetapi tetap saja Rafandra masih tidak percaya.
Rafandra bergegas untuk kembali pulang.
Terdengar suara ketukan pintu dari luar Fatim yang masih berada di kamar Zulfa beranjak membukakan pintu.
Terlihat jelas raut wajah kecewa yang terlukis di wajah Rafandra.
"Masuk dulu bang"
Rafandra pun segera masuk dan menuju kedalam kamarnya.
Zulfa berlari kecil berniat menghampiri Rafandra tetapi ia malah di cegah oleh Fatim.
Kepala Zulfa menoleh saat Fatim menarik pergelangan tangan Zulfa
"Ada apa bi Fatim?"
"Kalau kamu mau menanyakan sesuatu kepada papa kamu sebaiknya nanti saja" Ucap Fatim melepas genggaman pada tangan Zulfa.
Zulfa pun mengangguk paham dan kembali ke dalam kamarnya. Ia duduk di depan cermin riasnya. Matanya memperhatikan suatu kotak yang berada di depannya.
Zulfa menghela napas panjang dan meraih kotak tersebut yang terdapat cincin yang Arkhan kasih untuk melamarnya.
Cincin sederhana dengan ukiran unik dan manik yang bercahaya.
Terlintas di pikiran Zulfa perkataan Arkhan, "jika kamu bimbang dalam memutuskan sesuatu ambillah wudhu dan sholat istikharah lah kamu"
Matanya melirik mukena dan sajadah yang terlipat rapih di dalam lemari.
"Bismillahirrahmanirrahim, Zulfa berniat untuk melaksanakan sholat istikharah"
Sedangkan Rafandra saat ini sedang merebahkan tubuhnya di kasur sambil menatap langit-langit kamar, tidak bisa di percaya orang yang ia kenal sebagai rekan kerja yang sudah seperti sahabat nya sendiri tega melakukan itu.
Sejak dulu Rafandra telah bekerja di sebuah perusahaan besar saat itu ia pertama kali bertemu dengan Dion yang sedang sulit mencari pekerjaan, Rafandra merasa iba dengan Dion yang istrinya sedang hamil besar pastinya Dion sedang membutuhkan biaya lebih.
Rafandra mengajak Dion untuk bekerja di perusahaan tersebut dan mereka sudah bekerja selama 15 tahun lamanya setelah Rafandra mengambil waktu pensiun Dion pun bergabung ke perusahaan lain.
Rafandra bergegas bangun dan berniat untuk bertemu dengan sang putri.
Sebelum ia membuka pintu kamar Zulfa ia mengetuk pintu terlebih dahulu dan segera membuka pintu yang terdapat Zulfa yang sedang duduk di meja belajar nya.
Rafandra mendekati Zulfa terlihat sedang mencatat materi yang akan di ujinya Minggu depan.
Zulfa membalik badannya ke belakang menghadap Rafandra yang masih berada di sisi pintu.
"Papa" ucap antusiasnya Zulfa di sambut senyum hangat dari Rafandra.
Rafandra pun menghampiri putri kecilnya itu sepertinya ia sudah mulai pulih dari demamnya.
Tepat sekali disamping meja belajar Zulfa terdapat sofa yang akan Rafandra duduki.
"Bagaimana keadaan kamu sekarang?
"Alhamdulillah pah, Zulfa membaik tadi saat Zulfa demam bi Fatim memberikan sayur sop dan obat penurun panas setelah itu sembuh deh, hehe" ucap Zulfa dengan kekehannya sampai terlihat gigi.
"Alhamdulillah kalau begitu, papa minta maaf ya saat Zulfa sakit papa tidak ada"
"Tidak apa pah lagi pula papah kan lagi ada urusan Zulfa sudah besar pah pasti Zulfa paham"
Rafandra melabuhkan tangannya di pucuk rambut Zulfa," terimakasih ya putri ku" senyum tulus dari Rafandra membuat Zulfa ikut tersenyum.
"Bagaimana nak dengan lamaran Arkhan?"
Zulfa menghela napas pelan, "insyaallah pah Zulfa mau menerima lamaran dari Arkhan" ucapan Zulfa berhasil membuat mana Rafandra berkaca-kaca iya senang saat melihat putrinya tersenyum.
"Dan untuk menjawabnya jangan terlalu lama,ya" ucap Rafandra yang ingin beranjak pergi.
"Besok Zulfa akan menjawabnya" spontan Zulfa mengatakannya.
"Kamu sudah yakin nak?" Sahut Rafandra yang membuatnya berhenti dan kembali duduk di sofa semula.
Hanya anggukan yang Zulfa berikan. Jawaban dari Zulfa membuat hati Rafandra mulai tenang ia kembali ke kamarnya sedangkan Zulfa ia menyiapkan buku yang akan ia bawa esok pagi.
Tidak lupa saat ini Zulfa membersihkan tempat tidurnya dan segera tidur memasuki alam mimpi.
Jam alarm Zulfa telah berbunyi tepat pukul 01.30 saat ini Zulfa berniat untuk melaksanakan sholat istikharah.
Ia menggelar sajadahnya dan memakai mukenanya dengan khusyuk Zulfa melaksanakan sholat sunah istikharah.
Salam terakhir sudah ia kerjakan, tak terasa Zulfa meneteskan air matanya hingga mengenai mukenanya.
Ia berdoa agar semua yang Zulfa lakuin saat ini adalah jalan yang benar.
*****
"Jadi kapan nak, di adakannya prosesi pernikahan?
![](https://img.wattpad.com/cover/340503224-288-k577087.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKHANA (ON GOING)
Storie d'amore⚠️BIASAKAN FOLOW SEBELUM MEMBACA⚠️ Ketika arkhana yang sedang mengendarai mobil tidak sengaja menabrak seorang gadis yang baru saja kehilangan keluarganya akibat perampokan di suatu desa. APA KAMU PERCAYA DENGAN PERPISAHAN YA TENTU, SETIAP PERTEMUAN...