CHAPTER 17

115 18 13
                                    

Assalamualaikum semuaaa!

Kembali lagi bersama Arkhan, ada sesuatu hal yang akan terbongkar di chapter ini lohh

Penasaran sama kelanjutan ceritanya, yuk di simak baik-baik, dadaaahh🥰👋👋👋

-

-

-




"Saya Arkhana Gauzhan Fatarazkha seseorang lelaki yang tidak memiliki kesempurnaan dan mempunyai segala kekurangan, disini saya ingin mengutarakan niat baik saya kepada putri bapak yaitu Zulfa Syafia Iqala untuk bisa melengkapi segala kekurangan saya dan saya ingin menemani Zulfa menjelajahi badai lautnya kehidupan agar kita bisa menepi di tujuan yang sama yaitu ridho Allah" perlahan Arkhan pun mengungkapkannya.

Sebelum itu ia akan menarik nafas dalam-dalam dan merilekskan dirinya tubuh sudah posisi tegap dan inilah saatnya.

"Zulfa apakah kamu mau dan siap menjadi pelengkap dari hidup saya?" Ucap Arkhan dengan detak jantung yang begitu hebat.

******

Kini yang Zulfa rasakan hanyalah bingung dan bimbang apakah secepat itu Arkhan melamar dirinya?

"Apa saya harus menjawabnya sekarang?" Zulfa menatap satu persatu wajah dari keluarga Arkhan.

Arkhan menghela napas pelan. "Saya akan memberikan waktu untuk kamu berpikir hanya dalam 3 hari" sahut Arkhan dengan wajah meyakinkan.

Mendengar ucapan itu terlontar dari mulut Arkhan seketika Zulfa membulatkan matanya. "Tidakkah terlalu cepat?" Zulfa menampakan raut wajah terkejutnya.

"Silakan Zulfa kamu yang menentukannya" sahut Arkhan mempersilakan Zulfa untuk menentukan sampai kapan ia akan berpikir.

"Dua Minggu sudah lebih dari cukup bagi saya" mendengar itu Fatim seketika membisikkan sesuatu kepada Zulfa.

"Itu terlalu lama Zulfa, tidak baik juga kita memperlambat jawaban ini" bisik Fatim dari belakang telinga Zulfa.

"Mohon maaf apakah bisa di ubah? Sa- saya akan meminta waktu dalam satu Minggu ini" sahut Zulfa dengan gugup kepada Arkhan dan keluarganya sampai ia terbata-bata dalam ucapannya.

Arkhan menghela napas panjang
"Baiklah saya akan menunggu jawaban dari kamu Zulfa, saya harap kamu bisa menjawab menggunakan hati kamu bukan karena paksaan dari pihak manapun" sahut Arkhan dengan anggukan dengan arti mengiyakan ucapan dari Zulfa.

Keluarga Abrisam pun pamit pulang Rafandra dan Fatim hanya mengantar mereka sampai depan halaman setelah itu mobil mereka pun mulai menjauh.

Rumah Rafandra kembali sepi seperti semula tidak terasa Rafandra menerbitkan senyum di bibirnya walau terlihat samar.

*****

Zulfa berjalan cepat menuju kamarnya. "Sebentar ini benar tidak sih? Tadi Arkhan yang datang? Melamar?" Ucapan Zulfa seakan tidak menyangka dengan kejadian beberapa menit yang lalu.

"Kayaknya aku harus mandi lalu tidur, ini mimpi bukan sih?" Pikiran Zulfa saat ini masih bertanya-tanya.

Zulfa pun segera mengambil pakaian ganti di lemari dan bergegas membersihkan tubuhnya, hari ini Zulfa merasa sangat lelah.

Setelah selesai Zulfa pun membaringkan tubuhnya di kasur hanya sekejap mata Zulfa memejamkan mata dan memasuki alam mimpi seketika ponsel Zulfa berbunyi.

ARKHANA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang