Nirmala memandang pantulan cermin di hadapannya. Mendapati sosok dirinya yang terlihat pucat sehabis menempuh penerbangan selama 21 jam dari Jakarta ke Riyadh. Butuh beberapa detik baginya untuk tersadar dan lanjut menyisir rambutnya dan menjepitnya dengan jedai sebelum akhirnya memulai kegiatan skincare dan make-up rutinnya.
15 menit telah berlangsung. Pintu kamar terbuka menampilkan seorang wanita berambut pirang yang tengah sibuk bertelepon dengan bahasa yang tidak Nirmala mengerti. Namun bisa cewek itu tebak adalah bahasa Belanda. Nirmala tidak menghiraukannya dan lanjut memoles lip cream merah marun untuk menutupi warna asli bibirnya.
“Are you done yet?” tanya Mama Melinda setelah panggilannya selesai.
Cewek itu mengangguk seraya tersenyum. Dia memasukkan bedak dan lip cream barusan ke dalam tasnya dan meraih ponselnya yang sedang di-charge. “Where’s Paparo?” tanya Nirmala mengekor wanita tersebut keluar dari kamar.
“He’s change his clothes.” Mama Melinda mengambil sesuatu di dalam lemari kabinet dan memberikan sebuah minuman ion pada Nirmala. “Here, you need get some energy, Honey,” katanya seraya mengelus kepalanya.
“Thank you, Ma.” Nirmala tersenyum sejenak seraya menerima botol tersebut. Dia akui tubuhnya sedikit lelah. Dia belum sempat istirahat, bahkan dia belum bisa check in hotel hingga nanti jam 9 malam, alhasil untuk sementara waktu dia melipir ke kamar hotel Mama-Papanya Nathan untuk menaruh koper sekaligus mandi dan bersih-bersih.
Iya, di tanggal 28 (dua hari setelah acara reunian) dia terbang ke Riyadh untuk menyusul Nathan. Cowok itu tidak tahu jika Nirmala sudah mengurus visa beberapa hari sejak cowok itu pergi ke Arab untuk memulai training camp. Beruntung banget pekerjaannya (khusus minggu ini) bisa dia handle melalui WFA, sebelum akhirnya di tanggal 2 Oktober dia akan kembali ke Indonesia, lebih tepatnya ke Lampung untuk mengurus segala urusan konservasi mangrove yang berada di bawah tanggung jawabnya dan juga Pak Rusli.
Anggap saja ini surprise karena Nathan waktu itu juga sudah rela datang ke Jakarta secara mendadak hanya karena alasan kangen.
“Just take some sleep, Honey. I’ll wake you up when we arrive,” ucap Mama Melinda saat mereka sudah berada di dalam taxi. Wanita itu menyuruh Nirmala untuk tertidur sejenak, sebab dia paham cewek itu pasti kurang tidur mengingat kedatangannya yang secara mendadak. Alhasil, Mama Melinda menarik Nirmala untuk bersandar di bahunya. Salah satu tangannya melingkar untuk memeluk tubuh Nirmala agar semakin dekat dengannya.
Nirmala tidak banyak cincong. Jujur dia memang capek. Tapi jadwal pertandingan bertepatan dengan hari ini, membuatnya harus menahan rasa lelahnya demi melihat Nathan bermain. Ini pertama kalinya dia melihat cowok itu bermain di lapangan secara langsung. Nirmala tidak mau melewatkan kesempatan itu begitu saja.
30 menit berlalu. Akhirnya mereka sampai di Stadion King Fahd. Nirmala tidur selama 20 menit. Itu cukup membuatnya kembali segar, terlebih setelah minum beberapa teguk minuman ion pemberian Mama Melinda barusan. Mereka bertiga (Kak Joy dan suaminya berhalangan hadir) berjalan beriringan dengan orang-orang yang sepertinya juga sama-sama suporter Indonesia.
Drrt drrt drrt!
Notification Center:
Amel Bolang
|Gue minta maaf, Nir.Saka BRGM
Lampung Timur revisi 12.docxNathan Chu 🖤
|Watch me on TV ya. At 20.00 WIB.Pak Rusli BRGM
|Bapak nitip korma ya, Nir muehehehe😁😁😁Ada notif pesan dari Amel di urutan paling atas. Sudah dua hari ini mereka belum ada komunikasi tentang masalah di acara reuni waktu itu. Buru-buru Nirmala membuka pesan tersebut.

KAMU SEDANG MEMBACA
Jellyfish
Fanfiction"I take that back again. I don't want to sting you. It abuse. I just wanna stay away from you. Its a good choice." Said someone who act like don't give a fuck but actually feels heart break so bad. Note: Sequel dari Wonderwall. *Be original. Don't c...