24 | When You Know, You Know

428 48 13
                                    

Rotterdam dulu sejarahnya cukup kelam.

Kata Nathan, selepas berakhirnya perang dunia ke-2, kota-kota di Belanda yang hancur total adalah Rotterdam, itu sebabnya pemerintah mengusahakan segala cara untuk memulihkan Rotterdam kembali dengan membangun ulang banyak infrastruktur penting yang hancur total. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan gedung-gedung modern nan futuristik yang berbanding terbalik dengan bangunan-bangunan yang ada di kota Amsterdam. Dari yang Nirmala lihat saat mengunjungi kota Amsterdam beberapa hari sebelum musim salju tiba, ibu kota tersebut memang cenderung lebih terasa vintage karena bangunan-bangunan tua di sana masih utuh dan terjaga.

Contoh bangunan yang sedari tadi berhasil menarik perhatian Nirmala saat mengunjungi jantung kota Rotterdam adalah stasiunnya. Selain megah, bentuk bangunan tersebut begitu unik dan absurd secara bersamaan, namun justru menghasilkan nilai estetika yang tinggi. Beberapa kali Nirmala memotretnya dengan kameranya.

Selain itu, tak jauh dari stasiun, terdapat cluster berisi bangunan unik berbentuk kubus bewarna kuning yang disebut Cube House, yang kalau kata Nathan itu terdiri dari hotel, perpustakaan, apartemen atau hanya gedung kosong yang disewakan. 500 meter dari Cube House, terdapat tempat multifungsi berupa apartemen serta pasar besar yang disebut Blaak Market. Di pasar itu menjual banyak hal. Sayur-mayur, pakaian, alat-alat rumah tangga, dan masih banyak lagi. Namun yang paling dominan adalah makanan.

Karena Nirmala datang di musim dingin, alhasil dia tidak ingin berlama-lama berjalan di luar dan memilih menghangatkan diri di salah satu restoran di sekitaran lokasi tersebut. Rencananya untuk pergi ke jembatan Erasmusburg harus ditunda sejenak lantaran perutnya keroncongan. Beruntung Nathan tidak tega membiarkan anak orang mati kelaparan plus kedinginan. Nirmala memesan sepiring meatball dengan smash potato, serta segelas cokelat hangat. Sedangkan tunangannya itu memesan seporsi karee dan segelas kopi.

Mereka menikmati makanan mereka masing-masing. Mengingat lusa besok Nirmala sudah harus kembali ke Indonesia karena ada acara pernikahan sepupunya, membuat mereka memutuskan untuk jalan-jalan sekaligus pacaran—menghabiskan waktu mereka berdua sebelum akhirnya kembali menjalani hubungan jarak jauh.

“Sayang, kamu tau Rafah?” tanya Nirmala. Cewek itu memperhatikan Nathan yang tengah khusyuk menguyah.

Mata hazel miliknya membalas tatapan Nirmala, kemudian kepalanya mengangguk. “Teman kamu di kantor. Is het niet?”

She divorced her husband yesterday.”

Nathan menelan makanannya dan menyeruput kopinya sejenak. “Wow. That’s sounds creepy.

What do you think?” tanya Nirmala.

Cowok itu terdiam. Lebih tepatnya bingung dengan pertanyaan tiba-tiba yang disodorkan oleh Nirmala. “Well, for me marriage is only for once in a lifetime.”

Why?” Nirmala ini lama-lama hobinya suka nyari ribut perkara ngasih pertanyaan random yang mengarah ke pertikaian.

Beruntung, Nathan bisa memposisikan dirinya menjadi sosok yang dewasa sehingga mereka tidak berakhir debat dan berantem seperti kebanyakan pasangan di luar sana. Memang pada dasarnya, cowok itu tidak suka berdebat karena hal-hal sepele. Kalau misal Nirmala bilang rasa bulu babi itu enak—meski Nathan nyaris muntah ketika mencobanya walau hanya seujung kuku—dia akan mengiyakan dan setuju. Selama Nirmala senang, Nathan juga senang.

Is that a question for me?” tanya Nathan.

“Iya. Jawab.”

Cowok itu terkekeh, atensinya kini sepenuhnya tertuju pada Nirmala. Mata hunter bewarna hazel tersebut menatap cewek itu lekat-lekat. “Liefje, why do I have to tell you when I already found you?”

JellyfishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang