16 | Cleansing Kiss

428 53 13
                                    

“Udah clear berarti nih ya? Besok per-kelompok bawa bekel masing-masing, kita ketemuan di parkiran motor jam 6 pagi. Lewat dari itu, kita tinggal! Persediaan per-kelompok jangan lupa. Life jacket-nya jangan lupa dibawa, air galon per-kelompok juga jangan lupa. Kita seharian bakal di kapal dan gak akan ketemu daratan dari pagi hingga pagi lagi!”

Suara Haidar, selaku ketua kelas B prodi kelautan angkatan 19 memberikan kesimpulan hasil runding di joglo depan mushola selepas bada Isya. Mereka tengah membahas tentang praktikum mata kuliah teknik penangkapan ikan yang akan dilakukan bersama nelayan-nelayan di pelabuhan Karangantu. Terdapat 6 kelompok masing-masing terdiri dari 5 orang. Nirmala kedapatan kelompok dengan Gerald, Ucok, Raden dan Tisya.

Selesai diskusi, kelompok Nirmala dan 3 kelompok lainnya tidak langsung pulang. Mereka sedang membahas soal akomodasi. Mereka kekurangan motor. Ada beberapa anggota kelompok yang tidak ke-angkut.

“Ya udah, besok gue bawa motor! Gue bisa pinjem motor punya bapak kos, beres! Tisya gue angkut. Raden lu bawa Endah!” ucap Nirmala membuat keputusan.

Raden terdiam sejenak seraya menatap Nirmala. Karena tidak ada respon dari temennya, cewek itu menjentikkan jarinya di depan wajahnya. “Malah bengong! Denger gak, tadi?”

“Siap, Neng Jago! Apa sih yang nggak buat lu?” kata Raden.

Diskusi mereka pun berlanjut alot hingga 30 menit ke depan. Tanpa mereka duga hujan pun turun begitu deras. Membuat mereka segera pindah ke teras masjid dan meneduh di sana. Pasalnya di antara mereka semua tidak ada yang membawa payung atau jas hujan. Amel duduk di samping Nirmala. Seraya menyenderkan kepala di bahunya.

“Mana malem Jum’at lagi ges,” celetuk salah satu dari mereka.

Amel terkekeh. “Bukannya yasinan malah rapat perkara cosplay jadi nelayan!” ujarnya. Yang lain pun tertawa, menimpali setiap lelucon dari masalah tentang susahnya mata kuliah renang ilmiah, hingga masalah percintaan.

Kalau masalah percintaan. Nirmala mending diem. Soalnya dia gak punya pengalaman dalam hal tersebut. Alhasil yang sibuk koar-koar adalah Amel, Gerald, Jessi, Tisya, Raden dan Ucok. Lainnya hanya menimpali saja.

“Kalau lu gimana Nir? Siapa first kiss lu?”

Jujur Nirmala kaget. Pacaran aja gak pernah, udah ditanya pertanyaan kayak begitu.

Amel tertawa sebagai jawaban, yang langsung Nirmala geplak pundaknya. “Lu mah jangan nanya dia! Belom pernah pacaran anaknya!”

Nirmala sih tidak membantah, orang kenyataan.

Cowok-cowok langsung pada kaget. “Hah? Serius lu? Waktu SMP-SMA gak pernah pacaran?” tanya Raden.

Nirmala menggeleng.

“Mau pacaran, gak?” tanya Raden.

“GAK YA! Gue gibeng lu!” kesal Nirmala. Pasalnya Raden kalau bercanda suka ngajak pacaran mulu.

Gerald berdecak. “Ini emang lu-nya yang nolak apa emang gak ada yang lu interest?”

“Lebih tepatnya kagak ada yang mau!” jawab Nirmala telak. Pasalnya memang dari dulu kagak ada tuh cowok yang ngedeketin dia, apalagi menyatakan perasaannya. “Lagian gue gak mau pacaran ah, males!”

“Allhamdulliah, anak soleeeeh!” ucap Ucok.

“Bukan gitu, Cok! Gue udah pusing kuliah, ngurus proker ini itu, kalo pacaran entar malah nambah beban!”

JellyfishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang