○ KAMPOENG KOERAWA 6 ●

261 45 99
                                    

Salsabila perlahan membuka matanya dan sedikit menggeliat karena dirasa hawa panas mulai masuk dari jendela kamar Dwiko. Ia melihat ke samping kanannya tempat Dwiko memeluknya, kosong malah hanya terdapat Yolanda tertidur di samping kanannya sekarang.

"Aduh kawanamen!" [Aduh kesiangan] seru Salsabila tiba-tiba saat melihat jam di layar hp-nya menunjukkan pukul sebelas siang.

Seketika ia terbelalak baru menyadari, Yolanda ada disampingnya? Bukankah tadi malam ia hanya tidur berdua dengan Dwiko? Apa mungkin Arafah mengetahui dirinya tidur disini, maka dadi itu meletakkan Yolanda di kamar Dwiko? Karena jam kerjanya harusnya pukul setengah delapan waktunya ibu Yolanda berangkat bekerja.

Salsabila menggendong Yolanda yang tertidur dengan harum khas balita selesai mandi. Ia bangkit dari duduknya lalu membuka pintu kamar Dwiko.

"Aduh jamud bangkong habis ngapain tuh," ledek Panca yang tengah membenarkan soundsystem diruang tamu untuk karnaval nanti.

"Turu," [Tidur] jawab Salsabila berjalan ke dapur terdapat Eka sedang membereskan dapur. "Mas Dwi nandi toh?" [Nandi = kemana?]

"Sek turu noh," [Masih tidur tuh] Eka menunjuk kamar kecilnya yang bersebelahan dengan kamar mandi dan berhadapan dengan dapur. "Mang mbak Arafah nyariin kowe tapi kowenya masih tidur, mana mbak Arafah keburu kerja katanya telat. Terus Yola tak bawa kesini soale Ningsih budal kerjo sek, Nurul mboh nandi, Salma yo wes ucul ae sek isuk." [Mang = tadi, kowe = kamu, budal kerjo sek = berangkat kerja dulu, mboh nandi = gak tau kemana, Ucul sek isuk = pergi dari pagi]

"Berhubung Dwi ora seneng cah cilik, de'e ngalahi pindah turu nde kamar ku." [Ora = gak, cah cilik = anak kecil, de'e = dia, turu = tidur]

"Oalah mas makasih," ucap Salsabila sambil mengusap-usap punggung Yolanda yang tiba-tiba cegukan.

"Yok sama-sama." jawab Eka melihat Salsabila pulang melalui pintu samping rumahnya.

Salsabila meletakkan Yolanda yang masih tidur diatas kasurnya. "Oalah mas Dwi ternyata nggak mau punya anak gegara dia anti arek cilik toh." gumamnya.

Mumpung Yolanda masih tidur, Salsabila membersihkan dirinya lalu menyiapkan bahan jualan hari ini. Mood-nya hari ini berjualan seblak dan ragam pop es dan marimas.

"Hoam~" Yolanda menguap lalu terbangun, ia melihat disekelilingnya tidak ada siapa-siapa. "Bibu...." panggilnya.

Ia turun dari ranjangnya lalu berjalan kearah luar kamar yang langsung berhadapan dengan dapur. "Ibuk!" serunya melihat Salsabila di depan mesin cuci yang menyala.

"Apa cantik?" jawab Salsabila menoleh kearah Yolanda yang menghampirinya.

"Maem..." pinta Yolanda sambil memegang perutnya.

"Tante Bila beli seblaknya oy!" suara teriakkan beberapa bocah di depan rumahnya.

"Iya bentar," Salsabila menggendong Yolanda menggunakkan selendang batik, kemudian ia masuk ke dalam warungnya. "Ambil sendiri isiannya," katanya memberikan piring plastik kepada bocah-bocah yang akan membeli seblaknya.

"Maem!" seru  Yolanda membuat Salsabila menepuk jidatnya. "Ya allah maapin ibuk, lupa."

"Mama mu tadi bekalin nasi sama nugget."

Yolanda menggeleng tidak mau, ia menunjuk mie instan seribu lima ratusan berlogo gelas yang meggantung di warung Salsabila. "Mamam itu nyah!"

Salsabila menurutinya supaya Yolanda tidak rewel karena jam dua siang waktunya Yolanda makan. Selagia membuatkan seblak, ia membuatkan Yolanda mie instan.

"Sibuk banget bu," kata Dimas tiba-tiba nongol.

"Alhamdulillah rame mas," jawab Salsabila meletakkan Yolanda di kursi teras kamar Salma karena tangannya pegal menggendong.

KAMPOENG KOERAWATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang