"Mbak tyumbas~," suara centil Sinta di depan pintu rumah Salsabila. Sore-sore begini keadaan kampoeng koerawa cukup ramai karena mereka sedang mempersiapkan acara karnaval minggu depan.
Keluarlah Ningsih dari kamar. "Tuku opo? Salsa ganok." [Beli apa? Salsa gak ada]
"Lontong balap sama rujak cingur. Mas Angga lagi pengen makan rujak cingur ki." jawab Sinta memberikanmangkok dan piringnya kepada Ningsih.
Ningsih menerimanya lalu meletakkannya di meja warung milik adiknya. "Fitri mau ada adek?"
"Nggak, saking ae mas Angga nyuruh-nyuruh aku biar ora melok kalangan banteng engkok bengi." [gak ikut kalangan banteng nanti malem] jawab Sinta sambil duduk di kursi depan rumah Salsabila.
"Salsa nandi seh mbak?" [Salsa kemana emang mbak?] tanyanya.
"Mboh, mang pamitan ngeterno Nakoela cod-an kepalanya banteng di daerah Toempang barat." [Mang = Tadi, Ngeterno = Nganterin]
"Jancok!"
"Eh kuntul!" latah Sinta kaget mendengar seruan dari depan rumah Salsabila. "Eh jadi latah kan! Koen lapo seh wi?" [Kamu ngapain sih wi?] tanyanya melihat Dwi terpleset di depan rumah.
"Picek? Deloken tibo kepleset." [Buta? Liat nih jatuh kepleset] jawab Dwi lalu bangkit dari jatuhnya dengan membawa kurungan burung.
"Angel," [Susah] kata Ningsih dan Sinta bersamaan.
"Ning kamu bisa masak?" tanya Eka tiba-tiba di depan warung.
"Mèk ngulek ambek suntek-suntek ngene yo iso soals bahane wes nyepak." [Cuma ngulek sama nyiram-nyiram gini juga bisa soalnya bahannya udah tersedia] jawab Ningsih sambil mencampur sayuran dan bumbu rujak yang sudah jadi.
"Wes ayu, pinter masak lagi. Alah-alah cocok ki di dadekno seorang istri." [dadekno = jadiin]
"Kumat mboyo, gak mase gak adike podo mletre." [Kumat buaya, gak masnya gak adiknya sama mletre] julid Sinta diiyakan oleh Ningsih.
"Sal bar teko ngendi toh?" [Sal habis darimana toh?] tanya Sinta melihat Salsabila berjalan pulang dengan membawa kepala banteng.
"Iku cod-an kepala banteng sekalian nyusul Salma kejegur nde kali brantas," [Iku = itu, kejegur = kecebur, nde = di] jawab Salsabila sambil menunjuk belakangnya terdapat Salma basah kuyup diboncengan Nakoela.
"Untung gak kenyot," [Kenyot = Hanyut] sambung Nakoela memberhentikan motornya di depan rumah Salma.
Salma turun demgan wajah cemberut lalu masuk ke dalam rumahnya.
"Kok bisa?" tanya Ningsih.
"Katae tadi pulang sekolah nguber layangan, terus dia gak liat di depannya sungai kecebur lah dia disana. Barusan aja aku ditelepon Reza soalnya yang nyelametin Reza. Makanya habis cod banteng langsung nyusul Salma," jelas Salsabila.
"Oalah tingkahe gak jauh beda sama Max very Well bobrok." kata Sinta.
"Terus Reza gak melok pulang?" [Melok = ikut]
"Nggak. Katae de'e langsung ke daerah boemi poetra ambil seragam kalangan banteng ambek keadaan teles kabeh gegara nulungi Salma." [ ambek = sama, teles = basah, kabeh = semua ]
"Engkok bengi ndelok bantengan yu," [Nanti malem liat bantengan yu] ajak Sinta.
Salsabila menggeleng tidak, "Takut dikepruk papa Angga pake wajan."
"Hayo yang bukan bojonya ae takut mosok koen gak?"
○●○
KAMU SEDANG MEMBACA
KAMPOENG KOERAWA
FanfictionKampoeng Koerawa-salah satu kampung pemukiman padat dan rata-rata isinya kaum adam berada di dalah satu kota daerah Jawa Timur. akseraaaa, 2024.