○ KAMPOENG KOERAWA 15 ●

255 50 290
                                    


double up loh iki....

Salsabila berjalan kearah pasar kecil kampoeng koerawa yang jaraknya cukup dekat dengan daerah rumahnya. Meskipun statusnya sekarang menjadi ibu lurah, ia tetap berjualan sesuai mood kok di rumah suaminya.

Karena Salsabila bosan jika tidak melakukan aktivitas memasak untuk diuangkan.

"Dewean ae bumil gede iki," [Sendirian aja bumil besar ini] kata Sinta sambil merangkul lengan suaminya.

"Iyo mbak. Salma sekolah, Mas Bagoes yo kerja."

"Makin romantis ya si mbak," ucap Salsabila melihat Sinta dan Angga romantis.

"Yowes ngunu iku rumah tangga kadang romantis kadang pait. Aku disek ya Sal," [Aku duluan ya Sal] kata Sinta berpamitan pergi diiyakan oleh Salsabila.

Salsabila mulai berbelanja bahan makanan, "Mas Bagoes hari ini di masakin opo yo?" gumamnya.

"Opo kepiting? Kepiting satu kilo piro mas?" tanyanya pada sang penjual.

"Wolung puluh ewu mbak," [80rb neng] kata sang penjual.

"Oleh tuku setengah kilo? Terus cumi ne seperapat." [Boleh beli ½ kilo? Terus cuminya ¼]

"Oleh mbak e." jawab sang penjual lalu menimbang kepiting dan cumi sesuai permintaan Salsabila.

"Total suwidak mbak," [Suwidak = 60]

"Ki tak bayari," sahut laki-laki tiba-tiba menyodori uang pas enam puluh ribu pada penjual membuat Salsabila kaget.

"Loh ora usah mas. Aku ada kok uange."

"Gapopo," [Gapapa] jawab Dwiko.

"Makasih mas."

Dwiko mengangguk iya lalu ia pergi darisana dengan membawa keranjang belanjaan. Tentu hal tersebut membuat Salsabila mengerutkan keningnya, "Mek ngunu tok? Moro ngaleh? Aneh." [Cuma gitu doang? Terus pergi? Aneh]

"Huft," Salsabila menghela nafas panjang lalu mengusap perutnya yang berusia enam bulanan. "Mas Dwi itu kenapa jadi misterius?!" dumelnya.

"Jadi kangen dipeluk de'e."

Oalah Sal seng eling awakmu wes duwe bojo saiki, batin Salsabila dengan menepuk jidatnya.

"Mama coba rabi ambek mas Dwi pasti orep e ra enak melarat mending karo mas Bagoes wes ganteng, pinter, duwe jabatan." [Rabi ambek = nikah sama, orep e ra enak = hidupnya gak enak, karo = sama, duwe = punya] ucap salma dengan belepotan memakan ayam kari masakkan ibunya itu.

"Hush, mulutnya gak boleh ngeremehin orang lain." kata Salsabila sambil memasak hidangan cumi hitam untuk suaminya.

"Dwiko bangun kost lagi ya dek di rumah pojok?" tanya Bagoes tiba-tiba.

"Loh mas kok wes mulih? Sek jam loro iki." [Loh mas kok udah pulang? Masih jam dua ini]

"Istirahat sek, nanti jam tiga balik lagi." jawab Bagoes lalu duduk di kursi meja makan.

"Ayamnya habis mas dihabisin Salma, kamu sek tak masakkin lagi ini." kata Salsabila tidak enak, lauk tadi pagi digadoin putrinya.

"Ndakpopo dek. Santai," jawab Bagoes lalu memainkan hp-nya.

Salma bersendawa dengan keras setelah memakan empat potong ayam, "Anjay enak tul."

"Alhamdulillah," koreksi Bagoes.

Salma hanya menyengir lalu meletakkan piringnya ke wastafel dan mencuci tangannya. Setelah itu ia keluar rumah tuk menemui dua sekawannya, otomatis ia berjalan keluar gang sembilan tuk pergi ke gang lima. "OMG!" terkejutnya melihat Dwiko memasang banner menerima kost putra di gang rumah ayah sambungnya.

KAMPOENG KOERAWATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang