○ KAMPOENG KOERAWA 2 ●

431 47 19
                                    

Djatur menyapu teras lantai dua rumah minimalisnya yang berdebu. "Cok panas men," keluhnya tiba-tiba sambil mengusap keringat di dahinya.

"Es cekek gelem opo ora?" [Es cekek mau apa nggak?] sahut Nurul dari loteng rumahnya yang berhadapan dengan loteng rumah pandawa.

"Mbak Yu mu dodol es cekek?" [Mbak Yu mu jualan es cekek?] tanya Djatur diangguki oleh Nurul.

"Mood-nya hari ini jualan es cekek, tempura, sama jelly tusuk susu."

"Tuku sisri onok opo ora?" [Beli sisri ada apa nggak?]

"Ready es sak sembarange," [Ready es semua tersedia] jawab Nurul.

Djatur memberikan selembar uang lima ribu. "Tuku sisri siji susuke jelly susu." [Beli sisri satu, kembaliannya jelly susu]

"Asu, enak-enak ngombe es di loteng sambil ngegame malah dititipin es cekeknya mbak Salsa," [Ngombe = Minum] dumel Nurul menerima uang tersebut.

Nurul masuk ke dalam ruangan lotengnya lalu menuruni tangga yang langsung menuju ke dapur. "Mbak si Mas Djatur tuku sisri kembaliannya jelly susu." katanya pada Salsabila yang tengah memvuka kulkas.

"Jelly susunya habis. Adanya es kulkul  melon sama semangka." jawab Salsabila.

"Oalah, yawes bikino sisri e mbak." kata Nurul duduk ditangga sambil bermain game online.

Salsabila keluar teras rumahnya yang sebagian teras kecilnya berukuran satu setengah kali tiga meter dijadikan warung sesuai mood. Ia membuatkan pesanan bocil-bocil kampoeng koerawa yang membeli es cekek padanya.

"Mbak gak melu karnaval tah?" [Melu = ikut] tanya salah satu bocil laki-laki disana pada Salsabila.

"Nggak le, mbak jaga warung aja." jawab  Salsabila sambil memberikan pesanan es cekek bocil tersebut.

"Goyang dong! Pwiuit~" suara seruan dan siulan dari salah satu laki-laki pekerja bangunan menghampiri warungnya.

"Mau beli opo toh mas?" tanya Salsabila.

"Rujak semok."

"Nggak jual dino iki." [Dino iki = Hari ini]

"Loh kenopo?"

"Males nguleg soale hawane panas pol." ucap Salsaila sambil mengareti plastik sisri pesanan depan rumahnya.

"Josua siji wes." [Siji wes = satu dah] pinta Dimas duduk di kursi teras depan kamar Salma sambil menyalakan rokoknya.

"Mbak Yuvani kapan pulang dari Hongkong?" tanya Salsabila kepada Dimas.

"Taon iki dia sek gak isa pulang, soale majikane rewel. Gak sudi kalau ditinggal Yuvani pulang kampung." jawab Dimas.

"Kasian Zakaria ya mas umur empat tahun wes ditinggal ibunya ke Hongkong dadi tkw."

"Jenenge orep yo butuh duek akeh makane Yuvani nekat dadi tkw ben sembarang iso nuruti kemauane Zakaria," [Namanya hidup ya butuh uang banyak makanya Yuvani nekat jadi tkw biar semua bisa nuruti kemauannya Zakaria]

"Aku yo kepengen dadi tkw tapi Salma ora kenek ditinggal eh." [Aku yo mau jadi tkw tapi Salma gak bisa ditinggal eh]

"Ojok dadi tkw nde kene ae dadi bakul biduan hiburan kampoeng koerawa."

"Sal kopi siji," pinta Eka tiba-tiba didepan warungnya.

"Nggih mas," jawab Salsabila halus.

"Eleh-eleh aluse ojob ku iki." [Eleh-eleh halusnya pacar ku ini] ucap Eka dengan mengedipkan sebelah matanya genit.

KAMPOENG KOERAWATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang